Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

🍪39| Penguntit

Play: Hallucination -
Ost kill me heal me

“Kenapa kau tidak membawaku ke Jerman? Aku sudah pernah bilang kan kalau aku ingin dioperasi di sana,” ujar Jungkook pada Chanyeol yang tengah mengecek kondisi kakinya.

Lelaki jangkung dengan alis tebal itu langsung menghela napas kesal. “Ya! Kalau kau terbang ke Jerman dengan keadaan kakimu yang begitu mungkin kau tidak akan selamat! Seharusnya kau bersyukur karena operasinya berjalan lancar.”

Jungkook memalingkan wajahnya, menatap ke arah jendela besar yang menampakan pemandangan malam Seoul. Iya, sesuai perkataan dokter muda itu tadi, kalau ia telah menjalani operasi di sini, bukan di Jerman. Saat dibawa ke rumah sakit, Jungkook telah tak sadarkan diri, apalagi melihat kaki kirinya yang terus mengeluarkan nanah dan darah membuat Chanyeol mau tak mau harus melakukan operasi secepatnya.

Ponsel Jungkook tiba-tiba saja bergetar, menampilkan nama Hyunjin yang baru saja mengiriminya pesan. Hyung, hari ini Dahyun noona tidak mau pulang bersamaku, dia pulang sendiri dan baru ke luar dari perusahaan barusan. Katanya malam ini ia akan kembali ke flatnya. Jungkook berdecak saat melihat jam pada ponselnya.

“Ck, dia baru pulang jam sebelas malam. Seorang diri? Wahjinjja.”

Ya, selama ini Jungkook selalu mendapatkan kabar mengenai Dahyun lewat Hyunjin. Bahkan untuk memastikan gadis itu baik-baik saja, ia sampai meminta Hyunjin untuk mengantar jemputnya juga. Entah kenapa, ia memiliki firasat kalau Dahyun tidak boleh dibiarkan seorang diri.

“Siapa?” tanya Chanyeol.

“Gadisku,” balas Jungkook spontan. Lelaki itu lalu menatap ke arah Chanyeol saat sebuah ide terlintas dibenaknya. “Hyung, apa aku boleh pinjam mobilmu?”

Ya! Untuk apa? Kau baru sadar tiga hari yang lalu dan kakimu itu masih lemah!”

“Ahh hyungjebal. Aku hanya ingin memastikannya sampai ke apartemenku dengan selamat saja.”

“Kalian tinggal bersama?” Chanyeola malah terfokus pada topik itu membuat Jungkook menghela napas gusar. “Iya! apa itu hal yang aneh? Sudahlah, kemarikan kunci mobilmu.”

Chanyeol berdecak, “Arrasseo, tapi aku akan mengantarmu. Aku tidak ingin terjadi sesuatu padamu karena kakimu itu masih sangat rawan.”

“Baiklah, tapi jangan salahkan aku kalau kau mendapat masalah karena keluar sebelum jam kerjamu habis.”

“Itu urusan gampang, aku bisa mengurusnya. Lagipula aku sudah lama sekali tidak menghirup udara malam Seoul.” Chanyeol terlihat bersemangat. “Aku akan bersiap dan menyiapkan mobilnya dulu,” ujarnya lagi sebelum ke luar dari kamar rawat VVIP Jungkook.

Sementara Jungkook merebahkan kembali tubuhnya pada brangkar, menatap ke arah langit-langit dengan gamang. Jungkook memejamkan matanya seraya menghela napas panjang.

Hah … ini gila. Aku sudah sangat merindukannya.”

Mobil berwarna silver itu menepi tak jauh dari toko Wonwoo saat melihat Dahyun yang tengah berbincang dengan lelaki itu di depan tokonya. Jungkook mengamati dari kejauhan, rasanya ia ingin segera menghampiri dan memeluk gadi situ dengan erat, tapi ia tak bisa. Belum waktunya untuk Dahyun tahu dan yang paling penting, gadis itu pasti masih sangat marah padanya.

Begitu Dahyun kembali melangkahkan tungkainya, mobil Chanyeol kembali melaju perlahan. Mobilnya mengambil jarak yang agak jauh dari Dahyun supaya gadi situ tidak menyadari kalau sedang dibuntuti. Tapi manik tajam Chanyeol langsung awas saat melihat seseorang dengan pakaian serba hitam terlihat tengah mengikuti Dahyun tak jauh di belakang gadis itu. “Hey, kau mengenal lelaki itu?” tanya Chanyeol pada Jungkook.

Eoh? Siapa?” Jungkook agak terkesiap karena sejak tadi ia hanya fokus melihat Dahyun yang terlihat murung dengan kepala yang terus menunduk. Chanyeol berdecak lantas menunjuk lelaki serba hitam itu dengan dagunya. “Itu, yang pakai pakaian hitam itu. Kau mengenalnya? Ia terlihat agak mencurigakan. Saat di toko temanmu tadi saja ia terus mengamati Dahyun dari kejauhan.”

Jungkook mulai mengamati lelaki yang terus berjalan di belakang Dahyun itu. Entah kenapa ia merasa tidak asing dengan perawakannya, tapi karena lelaki itu memakai topi dan masker hitam, ia jadi tidak bisa melihat wajahnya dari belakang sini. “Entahlah, firasatku agak buruk.”

“Aku pun sama. Akhir-akhir ini sering terjadi penguntitan kan. Apalagi saat ini Dahyun tinggal sendiri di apartemenmu dan di jam-jam seperti ini memang biasanya rawan sekali terjadi kejahatan.” Chanyeol menjalankan mobilnya sepelan mungkin. Jalanan di tengah malam seperti ini sangat sepi, jadi tidak ada yang terganggu karenanya. “Tapi sebaiknya kita jangan terlalu mudah menyimpulkan sesuatu. Kita lihat saja dulu, kalau lelaki itu sudah mulai macam-macam pada pacarmu, baru kita beraksi.”

Jungkook mengangguk membenarkan, namun ia langsung mengepalkan tangannya geram saat melihat lelaki itu yang sudah berani mendekati Dahyun dari belakang. “Apa-apaan dia?!”

“Tenang, tunggu dulu. Sepertinya ada yang sedang mereka bicarakan.”

Hyung, hentikan mobilnya!” perintah Jungkook. Ia bahkan sudah meninju dasbord saat melihat lelaki itu dengan lancangnya menyentuh tangan Dahyun. “Lihat! Dahyun terlihat sangat ketakutan! Ayolah buka pintunya!” teriak Jungkook tak sabaran.

“Kalau aku buka pintunya, kau mau apa, hah?! Mau berlari kesana? Kakimu masih sangat lemah!”

“Aku tidak peduli!”

“Lalu Dahyun? Bukannya ia tidak tahu kalau kau masih ada di Korea? Ia pasti akan lebih syok!”

Haiisshh—terus aku harus bagaimana? Aku tidak bisa diam begitu saja saat melihat dia dalam bahaya!”

“Biar aku saja yang keluar. Kau tunggu di sini, ok?” Chanyeol segera keluar dari mobilnya, lalu berlari menghampiri Dahyun dan lelaki itu. Namun saat ia mendekat, lelaki itu sudah lebih dulu kabur, sementara Dahyun langsung terduduk dengan air matanya yang berlinang. Tubuhnya bergetar hebat dan wajahnya terlihat sangat pucat seolah baru saja melihat hantu.

Chanyeol segera menenangkannya, “Agassi, gwenchana?”

“I-iya … aku … baik-baik saja.”

Sementara Jungkook terus mengamati kemana arah lelaki itu pergi. “Hyung, aku percayakan Dahyun padamu.” Ia segera mengambil alih kemudi lalu menjalankan mobil itu untuk mengejar lelaki serba hitam yang sudah lebih dulu berlari.

Melewati gang gang yang sempit, Jungkook terus mengikuti lelaki itu hingga sampai di jalan buntu. Mengabaikan kakinya yang masih lemah, ia ke luar dari mobil dan segera memojokan lelaki itu ke dinding.

“Siapa kau?!” tanyanya tanpa basa-basi. Namun Jungkook langsung tertegun saat melihat manik lelaki itu yang lagi-lagi terlihat familiar. “Kau—arghh!” Belum sempat Jungkook melawan, lelaki itu sudah lebih dulu menendang kakinya lalu berlari secepat kilat meninggalkan tempat itu.

Jungkook mengerang, ia meninju dinding di sampingnya sebagai pelampiasan karena tidak bisa mengejar lelaki itu yang sudah menghilang dari pandangan. “Shit! Aku tidak bisa membiarkannya. Dahyun benar-benar dalam bahaya.”


Translate :

Shit = Sial

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro