Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

🍪26| Rumor

Play: yours -
Chanyeol × Raiden ft
Lee hi, Chang mo

“Kookie, berhenti di depan saja,” sahut Dahyun ketika mereka baru sampai di persimpangan jalan menuju kantor. Jungkook menghentikan mobilnya, tapi lelaki itu tak lantas membuka kunci mobilnya. “Kenapa di sini? Padahal tinggal sedikit lagi sampai.”

Emm …” Dahyun memainkan jarinya gamang sembari menunduk. “Aku tidak mau mereka tahu.”

“Mereka siapa?”

“Orang-orang di kantor. Terutama Yeji dan Hyunjin.”

“Tahu soal apa?”

Ish! Tentu saja soal kita berpacaran!”

“Ohh … terus?”

Ya, aku tidak mau mereka tahu dulu. Pokoknya kita bersikap biasa saja saat di kantor, ya? Emm?”

Jungkook sempat berpikir sebentar namun melihat Dahyun yang sampai memohon padanya seperti ini membuatnya menghela napas. “Baiklah kalau itu maumu. Tapi kenapa kau mau turun di sini?”

Selama ini mereka memang tidak memberitahu siapapun kalau mereka sudah berpacaran, toh semua orang di perusahaan sudah terbiasa melihat Jungkook yang selalu bertingkah tak biasa saat di dekat Dahyun. Itu sebabnya, lelaki itu bingung kenapa Dahyun tiba-tiba bersikap seperti ini.

“Tentu saja supaya mereka tidak curiga!”

“Bukankah itu lebih mencurigakan? Padahal ini bukan pertama kalinya kan kita berangkat bersama?”

“Pokoknya aku turun di sini saja! Dan kau tunggu di sini sebentar, baru saat aku sudah masuk ke kantor, kau memarkirkan mobilmu, okey?”

“Ta-tapi—“

Cup!

Bye! Bye!” Dahyun segera ke luar dari mobil dan berlari kecil menuju kantor setelah mencium pipi Jungkook kilat. Sementara Jungkook memegangi pipinya yang baru saja di kecup sembari tersenyum geli. Terkadang, lelaki itu bingung dengan sikap Dahyun yang selalu malu-malu tapi di sisi lain, ia juga punya sisi yang agresif. Jungkook jadi semakin tergila-gila padanya.

Sesuai perkataan Dahyun, Jungkook segera memarkirkan mobilnya ketika melihat gadis itu telah masuk ke dalam kantor. Lelaki itu mengernyit ketika melihat tatapan beberapa pegawai yang seperti menahan senyum geli saat berpapasan dengannya.

“Kenapa mereka menatapku seperti itu?” monolognya lantas mengendikan bahu tak acuh, memilih tak memperdulikan hal itu. Ia sempat melirik ke arah ruangan Dahyun, di mana gadisnya itu kini sudah kembali disibukan dengan beberapa naskah yang perlu di periksanya.

“Mr. Hwang? Sudah lama kau tak kemari,” ujar Hyunjin, membuat pandangan Jungkook langsung teralihkan padanya. “Ah iya, belakangan ini ada banyak hal yang harus ku urus.”

“Ohh ... pantas saja, kau sampai datang ke kantor dengan penampilan seperti ini,” ledek Hyunjin yang langsung mendapat sikutan dari Yeji.

“Memangnya ada yang salah dari penampilanku?” Jungkook mengamati pakaiannya dari atas sampai bawah. Rasa-rasanya tidak ada hal yang aneh. Ia hanya memakai celana levis, dengan atasan kaos yang dipadukan dengan

Ahh ... bukan itu maksud Hyunjin, tapi … “ Yeji menunjuk ke arah wajah Jungkook, tepatnya ke pipi lelaki itu yang dihiasi warna merah lipstik dengan bentuk bibir yang sudah agak pudar tapi begitu kontras dengan warna kulit wajah Jungkook yang putih.

Jungkook melotot dan buru-buru menghapus bekas lipstik Dahyun di pipinya dengan tisu begitu menyadarinya. “Ahh ... pantas saja mereka menatapku seperti itu tadi,” gumamnya kesal. Lelaki itu segera pergi menuju toilet namun sebelum itu, ia sempat menatap sebal Dahyun yang entah sejak kapan memperhatikannya di dalam ruangannya yang berdinding kaca sehingga bisa melihat dengan jelas apa yang terjadi barusan.

Begitu Jungkook telah benar-benar pergi, Hyunjin dan Yeji langsung menyemburkan tawa yang sempat mereka tahan sejak tadi. “Hahaha … kau lihat wajahnya tadi? Dia benar-benar panik!” Hyunjin tertawa heboh sampai memkul meja kerjanya.

“Iya, tapi aku penasaran, siapa ya pacarnya Mr. Hwang?” tanya Yeji mulai penasaran, sementara Dahyun diam-diam menguping pembicaraan mereka di balik pintu ruangannya yang hanya berjarak lima langkah dengan meja mereka.

“Entahlah, padahal aku sempat berpikir kalau Mr. Hwang memiliki hubungan yang spesial dengan Dahyun noona. Tapi itu tidak mungkin, kan?”

“Kenapa tidak mungkin? Bukankah terlihat jelas ya kalau Mr. Hwang tertarik pada Dahyun eonni? Bisa jadi mereka saat ini sudah berbaikan dan benar-benar menjalin hubungan.” Yeji masih bersikeras dengan opininya. Sementara Hyunjin memegang dagunya seolah sedang berpikir keras hingga senyuman jahilnya muncul saat sebuah ide melintas di benaknya.

“Mau bertaruh?” tanyanya seraya menatap Yeji sekilas.

“Bertaruh apa?”

“Kita bertaruh apa Mr. Hwang benar-benar pacaran dengan Dahyun noona atau justru ia berpacaran dengan wanita lain. Yang kalah, harus mentraktir selama seminggu,” tawar Hyunjin yang langsung mendapat anggukan pelan dari Yeji.

“Baiklah, aku bertaruh kalau mereka benar-benar pacaran!” putus Yeji kemudian.

“Okey, kalau begitu aku bertaruh kalau Mr. Hwang berpacaran dengan wanita lain. Deal?”

Deal!”

Dahyun menghela napas setelah mendengar semuanya. Apa-apaan ini, si kembar beda orangtua itu malah menjadikan dirinya dan Jungkook sebagai bahan taruhan. Tapi jika diingat-ingat, ia dan Jungkook juga sempat melakukan hal yang sama dulu.

Gadis itu memutuskan untuk kembali melanjutkan pekerjaannya, namun ia segera merogoh ponselnya di dalam saku saat benda pipih itu bergetar. Menampilkan sebuah pesan dari Jungkook.

My Kookie: Kau harus bertanggung jawab! Ke rooftop sekarang!

Walaupun Dahyun hanya membaca pesannya, tapi ia seolah bisa mendengar suara Jungkook yang berteriak kesal padanya. Gadis itu berniat mendiamkannya saja, tapi sebuah panggilan langsung masuk ke ponselnya, membuatnya mau tak mau mengangkatnya.

“Ha—“

Kau pakai lipstik apasih? Kenapa nodanya tidak hilang-hilang?” sahut Jungkook panik sementara Dahyun mati-matian menahan tawanya. Sebenarnya, ia sengaja mengecup pipi Jungkook dan meninggalkan noda lipstik di sana karena lelaki itu sudah berlaku kurang ajar padanya pagi tadi—ah tidak, mungkin sejak semalam? Karena tahu-tahu semua kancing baju tidurnya telah terbuka di tambah dengan ada noda keunguan dibahunya.

Sayang? Kau masih ada di sana, kan?” sahut Jungkook lagi karena Dahyun tak kunjung bicara.

“Ah iya … kau bicara apa tadi?”

Pokoknya cepat ke rooftop ya, aku sudah sampai.”

“Eh tapi—“

Jungkook langsung memutuskan panggilannya membuat Dahyun berdecak kesal seraya menunjuk ponsel yang menampilkan wajahnya Jungkook itu dengan geram. “Ish! Menyebalkan!”

Gadis itu segera pergi ke rooftop sesuai perkataan Jungkook. Matahari terik disertaii angin yang dingin menyapanya ketika ia sampai di rooftop. Sesuai dugaan, saat ini Jungkook tengah duduk di atas kursi yang sengaja di sediakan dengan kedua tangan yang tak berhenti bekerja—satu memegang ponsel untuk dijadikan cermin dan satunya lagi menggosok pipinya tak sabaran.

“Hey, kalau kau menggosoknya seperti itu, nodanya bukannya hilang, tapi pipimu akan lecet,” omel Dahyun. Gadis itu sudah tak bisa menahan dirinya lagi untuk tak membantu Jungkook karena jika dibiarkan begitu, sudah pasti pipi lelakinya itu lecet dan memerah.

“Kenapa lama sekali?” bukannya menyambut, Jungkook malah protes. Tak mau banyak bicara, Dahyun segera mengambil alih sapu tangan di tangan Jungkook lantas membasahinya dengan air hangat—yang sengaja di bawanya tadi—lalu mulai mengusapkannya perlahan ke pipi Jungkook yang telah memerah dengan noda lipstik yang semakin berantakan.

Jungkook terdiam saat Dahyun dengan telaten mulai membersihkan pipi lelaki itu perlahan. Tanpa sadar senyumnya sudah terukir dan maniknya terus memperhatikan raut wajah Dahyun yang sesekali mengernyit tipis ataupun menggigit bibir bawahnya karena terlalu fokus membersihkan pipinya.

“Nah, sudah.” Dahyun sempat mengangkat dagu Jungkook untuk memastikan apakah noda lipstiknya sudah benar-benar hilang atau tidak. “Kenapa menatapku seperti itu?” tanyanya saat menyadari kalau sejak tadi Jungkook terus menatapnya.

“Aku ingin menciummu.”

Mwo?” Refleks, Dahyun memperhatikan keadaan sekitar yang tentu saja hanya ada mereka di sana, tidak ada siapapun lagi. “Ya, kita sudah sepakat untuk menyembunyikannya, bukan?”

“Tapi aku ingin.”

“Kita di sini sedang bekerja, Mr. Hwang.”

“Ayolah ... hanya sekali.”

“Tidak!”

“Oh, jadi kau mau menggoda lelaki lain dengan bibir merahmu itu?” sinis Jungkook yang langsung mendapat pelototan tak terima dari Dahyun.

Mwo? Siapa yang mau menggoda?”

“Kau! Kenapa kau memakai  lipstik merah seperti itu? biasanya kau hanya pakai liptint.”

Ya … aku hanya ingin saja. Memangnya tidak boleh?”

“Tidak! Kau sekarang sudah jadi milikku, jadi kau harus menuruti semua perkataanku!”

“Hey, memangnya kau suamiku? Kau itu hanya pacarku, jangan sok mengaturku!”

“Baiklah, terserah! Aku tak akan mempedulikanmu lagi.”

“Okey, lagipula aku bisa mengurus diriku sendiri.” Dahyun melemparkan sapu tangan bekas membersihkan pipi Jungkook pada lelaki itu, lantas segera pergi dari rooftop itu tanpa menoleh lagi. Sementara Jungkook mengacak rambutnya kesal, “Astaga, kenapa jadi seperti ini.”

Sesampainya di bawah, Dahyun segera pergi ke toilet. Ia menatap pantulan dirinya pada cermin sembari menghela napas. Walaupun ia sudah mencoba untuk tak memikirkan perkataan Jungkook tadi, nyatanya perkataan lelaki itu terus terngiang. Apalagi saat ia menyadari kalau bibirnya saat ini benar-benar merah—kontras sekali dengan kulit wajahnya yang sangat putih.

“Hah … menggoda lelaki lain katanya? Cih, padahal aku berdandan seperti ini untuknya!” sungut Dahyun pada refleksi dirinya sendiri. Ia segera membersihkan sebagian lipstiknya dengan air supaya warnanya tidak terlalu mencolok. Setelah dirasa cukup, Dahyun segera merapihkan kembali make up-nya dan ke luar dari toilet itu.

Saat menuju ruangannya, Dahyun sempat terdiam ketika melihat para pegawai lain yang terlihat heboh membicarakan sesuatu.

“Sudah baca berita yang sedang trending hari ini? katanya ada rumor, kalau Mr. Hwang berpacaran dengan seorang model.”

“Oh iya, model yang tengah naik daun itu, kan? Lalice?”

“Iya, katanya mereka juga sempat berada di sekolah yang sama dan kedua orangtua mereka dekat. Bahkan banyak yang bilang kalau mereka juga sempat menjalin hubungan dulu.”

“Hey, kalian lihat noda lipstik di pipi Mr. Hwang tadi? Apa itu ada hubungannya dengan model itu?”

“Bisa jadi! Bukannya saat ini Lalice masih ada di korea, ya? Beberapa rekannya sudah banyak yang kembali tapi katanya dia masih ada di Seoul.”

Brak!

Suara gebrakan keras pada meja membuat beberapa pegawai yang tadi berkumpul segera kocar-kacir kembali ke tempat mereka masing-masing. Sementara Hyunjin yang menjadi pusat acara gosip dadakan tadi meringis seraya mekasakan senyum pada Dahyun. “Ehh—noona, sejak kapan noona ada di sini?” tanyanya yang langsung dibalas sinisan tajam dari Dahyun.

“Kalian sedang membicarakan apa di jam kerja seperti ini?”

Ahh itu—noona tahu berita yang tengah trending saat ini? katanya Mr. Hwang saat ini tengah berkencan dengan salah satu model periklanan, Lalice.” Yeji segera menyikut perut Hyunjin, menyuruh lelaki itu untuk segera menghentikan perkataannya sebelum semakin tak terkendali.

Eonni, jangan terlalu dipikirkan. Itu hanya berita tak resmi, bisa jadi itu tidak benar, kan? Keberanannya belum pasti.”

Ya, kau tak melihat ya tadi di pipi Mr.Hwang ada noda lipstik bekas kecupan? Bisa jadi dia saat ini memang sedang berpacaran dengan Lalisa,” potong Hyunjin yang membuat Yeji semakin kesal.

“Iya, mungkin Mr. Hwang memang sedang berpacaran tapi belum tentu dengan Lalisa itu, kan? Bisa jadi dia berpacaran dengan … seseorang yang ada di sini. Bukankah begitu eonni? Kau pasti tahu karena kau dekat dengan Mr. Hwang.”

Dahyun yang sempat memikirkan hal lain langsung tersadar, “Ah ... apa? Emm … se-sebaiknya kalian segera lanjutkan pekerjaan kalian! Jangan memikirkan berita tak jelas itu!” gertak Dahyun tiba-tiba membuat keduanya segera kembali mengerjakan pekerjaan mereka.

Gadis itu segera kembali masuk ke dalam ruangannya, mencoba mengabaikan rasa sesak yang kembali muncul dengan menghela napas panjang. Ia mencoba terus berpikir positif tapi tangannya tetap gatal ingin melihat berita apa yang sebenarnya tengah mereka bicarakan itu.

Baru saja Dahyun menekan salah satu portal berita, ia sudah benar-benar panas hanya dengan melihat judul dan sebuah potret yang menampilkan Lisa dan Jungkook yang tengah berjalan berdua di Busan. Belum lagi walau memakai masker tapi Dahyun dapat melihatnya dengan jelas, kalau Jungkook tengah tersenyum di foto itu dengan Lisa yang tersenyum ke arahnya.

Padahal, hubungan kita belum terlalu lama, tapi kenapa rasanya seberat ini?

Translate:

Noona =  panggilan untuk kakak perempuan (yg lebih tua) dari lelaki
Eonni = panggilan untuk kakak perempuan (yg lebih tua) dari perempuan

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro