Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 39. Kekacauan

Perasaan Adistia kembali kacau setelah pertemuannya dengan Evans hari itu. Mood yang sudah mulai membaik meski belum sepenuhnya harus kembali berantakan. Dengan susah payah gadis itu harus menghapus harapan yang kembali muncul. Ingin sekali menyalahkan Namira dan juga Arman.

Kedua orang itu memiliki andil untuk perasaan resah yang kini menemaninya. Namun, setelah dipikirkan lagi, rasa kesal itu terpaksa harus ditelan saat Adistia sadar jika dua orang itu hanya ingin membantunya. Hasil akhir yang tidak sesuai harapan tentu saja sudah menjadi nasib yang harus dia terima.

Namira : Lo baik-baik aja, kan, Dis?

Pesan yang Namira kirim sejak pagi tadi, sengaja tidak Adistia balas. Meski tahu Namira bermaksud baik, tetapi rasa kesal pada sahabatnya tidak lantas hilang begitu saja. Sengaja membuat Namira merasa bersalah, untuk sebentar saja, Adistia tidak mungkin mendiamkan sahabatnya lama.

"Mbak, saya antar pesananannya Bu Rt dulu, ya." Suara Dita meyentak fokus Adistia. Gadis itu langsung menoleh pada karyawan baru yang sungguh bisa diandalkan itu. Tanpa Dita mungkin kekacauan akan kembali Adistia lakukan saat ini.

"Iya, Dit. Mau buat arisan nanti malam itu kuenya." Adistia menjawab sembari kembali menyibukkan tangannya dengan adonan kue yang sudah dipersiapkan. Fokus, mood tidak boleh lagi berantakan dan berujung pada kue-kuenya yang hancur. Namun, fokusnya kali ini benar-benar harus berantakan saat ponselnya tiba-tiba saja terus berbunyi. Begitu berisik sehingga Adistia terpaksa harus menghentikan sejenak kegiatannya.

Awalnya kening Adistia berkerut bingung saat melihat banyak sekali DM yang masuk ke akun sosial medianya. Itu dari pelanggan, yang menanyakan kebenaran sebuah video. Adistia yang tidak paham dengan maksud dari pertanyaan itu segera mencari tahu apa sebenarnya yang tengah terjadi.

Mata gadis itu melebar dengan sempurna saat akhirnya melihat sebuah video menyebutkan nama toko kuenya, dan memberikan ulasan buruk. Tidak hanya itu, di bagian kolom komentar sebuah postingan kue yang sempat dia promosikan kemarin, juga banyak sekali orang yang tiba-tiba menyerang dengan komentar menghujat. Dan semua itu adalah akun baru yang tidak dikenalnya. Apa-apaan ini?

*

Evans menjalani harinya seperti biasa. Setelah rapi di rumah, dia akan mendatangi makam sang istri. Berkeluh kesah sesaat di depan pusara dengan nisan bertuliskan Mutiara itu. Biasanya, setelah meluapkan apa yang dirasakan hati, Evans akan merasa lebih baik. Seolah-olah Mutiara mendengar apa yang diceritakannya dari atas sana. Namun kali ini, atau lebih tepatnya beberapa waktu ini, hatinya terasa amat kosong dan juga dingin.

Hal yang diceritakannya pada Mutiara juga seperti bentuk kebohongan karena kegundahan yang sebenarnya dirasa tidak dia tumpahkan. Apalagi saat nama Adistia muncul di kepalanya, saat itu juga rasa bersalah pada Mutia terus saja mengikuti.

Selepas dari makam, Evans memutuskan untuk datang ke kedainya yang berada di Jakarta Selatan. Satu minggu sekali dengan jadwal random dia memang mendatangi tempat ini. Meski barista yang kini menjadi orang kepercayaannya adalah salah satu teman lama, Evans tidak lantas bisa percaya 100%. Namun laki-laki itu bersyukur karena sampai detik ini, tidak terjadi masalah yang disebabkan oleh orang dalam.

Semua pegawai yang dimilikinya menjalankan pekerjaan dengan sangat baik. Itu kenapa Evans pun sebisa mungkin untuk berpelaku baik. Tidak jarang mengajak para pegawainya makan di luar jika penjualan sedang bagus. Sesekali juga memberikan bonus. Dan yang paling penting tidak menempatkan dirinya sebagai bos, Evans selalu berusaha untuk bersikap rendah hati.

Setelah merasa tidak ada masalah, Evans pun bergegas untuk kembali ke Tangerang. Rencananya ada sedikit perombakan yang akan dilakukan di lantai dua di tempat itu, dan hari ini adalah jadwal untuk bertemu dengan orang yang akan dimintai bantuan untuk mendesain ulang tempat tersebut.

Evans segera memarkirkan mobilnya di depan kedai yang sudah buka, dan terlihat ada beberapa sepeda motor telah terparkir.

"Mas Evans udah tahu belum?" Pertanyaan itu langsung diterimanya dari Rika, pegawainya itu baru saja keluar kedai dari pintu samping dan saat ini tengah menenteng kantung sampah di tangan.

"Tahu apa?" tanya Evans balik dengan kening berkerut.

"Ada yang nyerang media sosialnya Adis." Meletakkan kantung sampahnya, Rika segera mengambil ponsel yang berada di saku. Gadis itu lantas menunjukkan apa yang dilihatnya pagi ini.

"Saya nggak sengaja lihat tadi pagi." Rika terkejut saat sedang iseng membuka laman IG dan malah langsung membaca ulasan buruk tentang toko kue online milik Adistia.

Evans yang melihat itu segera mengembalikan ponsel milik Rika, lalu membuka ponselnya sendiri. Sejak tadi dia memang tidak memeriksa benda pipih tersebut. Tidak hanya ulasan buruk, tetapi banyak sekali perkataan kasar yang ikut tertulis di kolom komentar salah satu produk yang Adistia promosikan. Saat itu juga, ancaman yang sempat Berlian gertakan kemarin teringat. Ah, ini pasti ulah gadis gila itu.

*

Adistia masih tergugu di kamarnya, ada Namira yang kini duduk sembari memeluknya. Gadis itu sengaja langsung menuju ke rumah Adistia selepas pulang dari kantor saat mengetahui apa yang terjadi. Meski sudah membantu Adistia menutup kolom komentar di laman media sosial tempat sang sahabat membuat promo, tetapi semuanya tidak lantas berhenti sampai di situ.

Dampak dari ulasan buruk yang masuk, ada beberapa orang membatalkan pesanannya. Bahkan untuk pesanan hari ini juga sebagian dibatalkan, dan pelanggan meminta uang untuk dikembalikan. DM yang masuk begitu banyak, Adistia yang syok tidak bisa melakukan apa pun selain menangis.

"Siapa sih yang tega banget ngelakuin ini, Mir?" bisik gadis itu berniat untuk membuka DM yang masuk, tetapi Namira melarangnya.

"Udah jangan dilihat lagi, gue udah hubungin Mas Arman buat cari bantuan," ujar Namira yang memang langsung menghubungi Arman tadi.

Tunangannya itu memiliki banyak koneksi, dan siapa tahu bisa membantu memecahkan masalah. Namira yakin ada dalang di balik semua ini. Mungkin seseorang yang sakit hati pada Adistia. Atau orang iri yang tidak senang melohat toko kue online Adistia berkembang pesat akhir-akhir ini. Sempat terlintas nama Bisma di pikiran Namira. Namun langsung gadis itu tepis, tidak boleh menuduh orang sembarangan. Meski laki-laki itu memiliki motif untuk balas dendam. Akan tetapi, mungkinkah seorang Bisma akan melakukan hal kotor seperti ini?

"Kalau usaha gue langsung bangkrut gimana, Mir?" Adistia masih terisak, hanya pikiran buruk yang kini melintas di kepalanya.

"Yang namanya usaha, jatuh bangun itu udah biasa, Dis. Apalagi hal-hal kayak gini." Namira mengusap bahu sang sahabat,berusaha memberi Adistia pengertian jika tidak ada jalan mulus untuk menuju kesuksesan.

"Tapi mereka ini keterlaluan, jahat banget tahu nggah, sih."

Namira hanya mengangguk, lalu memeluk tubuh Adistia dari samping. Hal yang saat ini sahabatnya butuhkan adalah ketenangan, jadi lebih baik mendengarkan keluh kesahnya tanpa membantah.

"Bentar gue angkat telpon." Namira langsung meraih ponselnya yang berada di tas saat benda itu mengalunkan lagu. Nama Arman muncul di layarnya, Namira sangat berharap ada kabar bagus.

"Gimana, Yang?"

"Udah beres, bilangin jangan mewek lagi." Namira pun langsung mengabarkan berita baik itu pada Adistia. Keduanya segera memeriksa media sosial milik Adistia, dan benar saja semua ulasan buruk, bahkan video yang tadi tersebar sudah menghilang. Dan tidak lama setelah itu, sebuah video permintaaan maaf masuk, orang yang sama mengaku jika sudah memfitnah Adistia karena khilaf dan merasa iri.

"Gue nggak nyangka Arman bisa sekeren ini." Adistia bergumam sembari menoleh pada Namira yang langsung tersenyum bangga. Tidak ada yang tahu di balik terselesaikannya masalah ini, ada sosok yang menghabiskan waktunya untuk ke sana kemari demi bisa membantu Adistia.

***

Terima kasih yang masih ngikutin cerita ini. Jangan lupa tinggalkan jejak, ya. :) Sampai jumpa besok.

Yang mau baca lebih cepat silakan meluncur ke Karya Karsa karena di sana sudah tamat. 

Akun Karyakarsa : ayaarini236

IG - dunia.aya

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro