Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Prolog

"Kenapa."

Tanyaku.

"KENAPA KAU MELAKUKAN INI!?"

"SUDAH KUKATAKAN. JANGAN BERKORBAN UNTUK MAKHLUK KOTOR SEPERTIKU."

"MENYINGKIRLAH!"

Suaraku tak didengarnya.
Redup dalam warna langit yang seiras dengan cairan kemerahan yang mengalir di tangannya.

Kain pakaiannya yang seharusnya putih bersih. Indah berhias warna-warni cerah bagai beragam bunga di musim semi.
Kini harus ternoda dengan warna krimson menyerupai musim gugur.
Tidak—bukan musim gugur.

Pundaknya bergerak naik-turun.
Senyum yang selalu kurindukan itu ditampakkan padaku.

"Kau tak perlu berlaku sejauh ini untukku."

"Ini sudah bagian dari takdirku."

Ucapnya kembali menatap kearah takdir yang kini melihatnya dari balik dua taring tajam.

"Kumohon.."

Tatihku, berjalan mendekati dirinya.
Ujung tanganku berusah meraih secarik kain pakaiannya.

"Jangan."

"Jangan pergi!"

"Jangan tinggalkan aku sendiri lagi!!"

Air matanya mengalir.
Berlomba denganku yang tak sadar kalau cairan itu mengalir setelah sekian lama tertimbun dalam bola mata.

Dirinya seakan tak menerima kenyataan.

Sama,

Sama sepertiku.

Tapi pada saat yang sama.

Dirinya berbeda denganku.

Tak sedikit pun dirinya takut dengan takdir yang jelas buruknya-yang siap menerkamnya dengan pandangan netra saja-yang bahkan sudah menunggu tepat di hadapan.

Dua kakinya tak berlari ke belakang.
Melainkan melangkah ke depan.
Wajahnya menengadah, lurus pada sesuatu yang sudah menjadi bagian dari gulungan takdirnya.

"Kau sudah melayaniku selama ini."

"Untuk itu aku berterimakasih."

"Sudah memberikan dirimu padaku."

"Dan terimakasih, sudah menemaniku."

Sebelum dirinya kembali berjalan ke jalan takdir.
Dua netra berhias cairan bening yang membalas panggilanku,

"Sampai kita bertemu lagi."

tersenyum pada akhirnya,

"Iblis kecilku."

"Aku menci—"

terlahap oleh akhir kisahnya.
Sebelum kalimat terakhirnya.

Selang beberapa saat.
Ketika takdir memisahkannya begitu kejam dariku.

Seperti bagaimana takdir memisahkanku dari semua orang yang kuhargai dan kucintai.
Air hujan akan jatuh dengan derasnya.
Membasahi permukaan tanah yang sekali lagi ternodai rona krimson spider lily.

Deras suaranya.
Menimbun suaraku yang menyaring memanggil namanya.
Melolong dalam kesedihan dan kehilangan.

Dan sekali lagi.

Tertinggal seorang diri.

================
Prolog end

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro