Mother's Day
"Om Ijo mau ambil cuti hari ini?" pertanyaan polos yang dilontarkan anak berumur 6 tahun hanya di balas dengan senyuman lembut Kaizo.
Kaizo sudah berkerja sebagai pengasuh si kembar 3 sejak 2 tahun yang lalu. Bukan tanpa alasan dia melakukannya. Dia bekerja sebagai pengasuh karena membutuhkan uang untuk biaya kuliahnya dan kebetulan ia bertemu dengan Yaya.
Yaya, wanita berumur 29 tahun itu sedang mencari pengasuh untuk ketiga anaknya yang terkenal rusuh. Dia yang bekerja sebagai dokter bersama suaminya tentu saja hampir tidak memiliki waktu untuk mengurus si kembar. Karena itu Kaizo mendapat pekerjaan pengasuh ini dan mendapatkan gaji yang lumayan banyak.
Bahkan Kaizo bisa menggunakan uang itu untuk mengganti ponselnya tiap bulan. Tapi dia sadar uang itu tidak boleh boros jadi biasanya Kaizo akan menggunakan uang itu untuk sehari-sehari saja.
Hari ini Kaizo meminta izin cuti kepada Ibu dari ketiga anak kembar itu untuk cuti karena ingin kembali ke kampung halaman selama 3 hari. Itu dia lakukan karena besok adalah hari yang istimewa baginya.
Kaizo mengelus kepala mereka Gempa yang tertutup topi. Dapat ia lihat netra madu milik Gempa terlihat berkaca-kaca seolah enggan untuk melepaskan kepergian Kaizo. Tidak jauh beda dengan Gempa, Taufan juga sama hanya saja dia sudah sesenggukan dan siap menangis sangat keras.
Mungkin di antara ketiga nya yang paling cuek adalah Halilintar. Tapi walaupun begitu, anak dengan netra merah itu menolak menatap Kaizo seolah-olah sedang merajuk. Ah... Kaizo jadi teringat adiknya. Apa kabar dia sekarang? Pasti sekarang dia sudah sebesar mereka bertiga.
"Om Ijo besok pulang karena besok adalah hari yang spesial" Taufan yang tadinya ingin menangis tiba-tiba saja menatap bingung Kaizo. Hal yang sama juga terjadi pada Gempa dan Halilintar. Mereka juga penasaran dengan hari spesial yang dimaksud Kaizo.
"Besok tanggal berapa?" pertanyaan yang dilontarkan Kaizo membuat mereka bertiga saling berpandangan. Sebelum pada akhirnya Halilintar lah yang mewakili jawaban mereka bertiga.
"22 Desember. Lalu? Apa yang spesial?" Kaizo hanya tertawa kecil mendengar pertanyaan bingung yang dilontarkan Halilintar. Dia maklum. Mereka bertiga pasti belum tau apa yang spesial dengan hari itu.
"22 Desember adalah hari ibu"
"Hari ibu?" Kaizo yang tadinya sedang sibuk membuat makan siang lebih memilih duduk di lantai yang diikuti oleh mereka bertiga. Oh.. Sepenasaran apa mereka dengan hari ibu?
"Hari ibu itu hari seperti apa?" tanya Taufan bingung.
"Akan Om jelaskan"
Boboiboy milik
Animonsta
Saya selaku author tidak mengambil keuntungan apapun untuk membuat karya ini selain bersenang-senang
Cerita ini sengaja di buat untuk memperingati hari yang selalu
Krista rayakan setiap
Tahun
[Mother's Day]
.
.
.
.
🌸HAPPY READING 🌸
Tanggal 22 Desember...
Bertepatan dengan hari ini..
Dan hari ini Boboiboy dan Yaya memilih mengambil cuti untuk menghabiskan waktu bersama anak mereka. Awalnya semuanya berjalan tentaram. Sampai kejadian yang terjadi pada pukul 07:01 AM tadi cukup untuk membuat keributan di pagi hari.
"AYAH DI USIR DARI RUMAH INI!!" itu suara Taufan yang meneriaki Boboiboy yang sedang menonton siaran di TV. Tentu saja lelaki berumur 30 tahun itu langsung mendelik horor ketika mendengar ucapan sang anak. Serius? Dia diusir dari rumah dia sendiri? Dan yang melakukannya adalah anaknya sendiri?
Di belakang Taufan terlihat Gempa yang tertawa kikuk. Sedangkan kejadian di dapur tidak ada bedanya dengan kejadian yang terjadi di ruang keluarga.
"Bunda kami usir" mata Yaya berkaca-kaca ketika mendengar Halilintar, anaknya sendiri mengusirnya dari rumah. Oh, sepertinya dia sudah melakukan kesalahan besar karena hampir tidak peduli kepada anaknya. Bukan tidak peduli. Cuma hampir tidak memiliki waktu untuk anak-anaknya.
Suami istri itu bertemu di pintu keluar rumah dan saling berpelukan erat. Bagaimana tidak? Anak-anaknya sendiri mengusirnya dari rumahnya sendiri. Sepertinya keluarga ini kebanyakan nonton sinetron
"Kalian berdua kami usir" Taufan dan Halilintar terlihat berkacak pinggang sambil menatap kedua orang tuanya tajam. Tentu saja suami istri itu saling berpelukan erat sambil menahan tangis di usir anaknya sendiri.
Setelah beberapa menit menyaksikan drama keluarga ini, Gempa memilih untuk membuka suara untuk meluruskan kesalapahaman yang terjadi di antara keduanya.
"Maaf ayah! Maaf bunda! Gempa cuma ngikut rencana kak Upan sama kak Hali! Sebenarnya kami gak bermaksud ngusir cuma minta ayah dan bunda pergi keluar sampai sore aja kok" Boboiboy dan Yaya menghela nafas lega setelag mendengar penjelasan anak bungsu mereka. Taufan terlihat mengangguk membenarkan kata-kata Gempa sambil cengengesan dan Halilintar terlihat menatap orang tuanya malas.
Maklum. Mereka masih bocah. Suami istri itu saling berpandangan. Sebelum pada akhirnya mereka memutuskan untuk mengikuti keinginan sang anak. Daripada mereka diusir beneran dari rumah? Kan seram.
Baiklah...
Sekarang rumah suda sepi. Bahkan pelayan-pelayan yang biasanya ada di rumah juga di usir oleh Halilintar dan Taufan. Beruntung ada Gempa yang meluruskannya sehingga para pelayan itu tidak mengira jika diri mereka dipecat.
Si kembar 3 saling berpandangan. Senyum kecil mulai merekah di bibir mereka bertiga. Waktunya menyiapkan kejutan.
*****
Jam sudah menunjukkan pukul 05:23 PM. Boboiboy dan Yaya tiba di perkarangan rumah mereka yang tampak sepi. Mereka berdua saling berpandangan. Sebenarnya apa yang direncanakan anak-anak mereka? Semoga saja bukan rencana menghancurkan rumah.
Pintu depan mulai terbuka memperlihatkan dalam ruangan yang besar dan megah. Tapi bukan hal itu yang di perhatikan suami istri ini. Melainkan suara berisik yang berasal dari dapur rumah mereka.
Keduanya langsung bergegas menuju dapur untuk melihat apa yang sedang terjadi di dapur. Takutnya itu adalah perampok yang memasuki rumah mereka.
"SELAMAT HARI IBU" Yaya hampir saja terjungkal jika tidak di tahan Boboiboy ketika dikejutkan oleh ketiga anaknya yang sudah menyatu dengan tepung. Pakaian, wajah, atau bisa dikatakan semuanya berwarna putih.
Di tangan Gempa terlihat mangkuk yang berisi puding tidak jadi sehingga sudah menyerupai bubur. Suami istri itu saling berpandangan sebelum tertawa lepas. Mereka benar-benar tidak mempedulikan dapur yang tampak indah yang dihiasi oleh tepung dan panci yang berserakan.
"Maaf ya bun! Pudingnya gak jadi karena kak Hali kebanyakan naruh air" Halilintar langsung mendelik tajam kepada adik pertamanya itu. Padahal yang salah Taufan kenapa dia yang disalahkan?!
"Heh?! Bocah! Mulutmu mau ku lakban ya?!"
"Kita sama-sama bocah! Jadi gak usah saling hina! Lagipula kan memang kak Hali yang salah!"
"Kan kau yang tuang?!"
"Tapikan kak Hali yang ngukur?!"
Boboiboy dan Yaya menatap cengok pertengkaran kedua anak mereka yang terlalu bar-bar. Bagaimana tidak? Saat ini mereka berdua terlihat saling tarik menarik rambut satu sama lain. Bahkan topi milik mereka berdua sudah tergeletak di lantai.
Gempa terlihat tersenyum manis kepada kedua orang tuanya tanpa ada niatan sedikitpun untuk melerai pertengkaran kedua kakaknya.
"Bunda! Manusia serigala itu ada kan?" entah sejak kapan pertengkaran Halilintar dan Taufan telah berganti menjadi topik manusia serigala. Bahkan puding yang tadinya berada di tangan Gempa sudah berpindah ke tangan Yaya dan Boboiboy yang terlihat menikmati puding tidak jadi itu.
Yaya terlihat bersweatdrop ria. Ngidam apa dia dulu waktu mengandung ketiga anaknya itu?
"Manusia serigala itu gak ada" balas Boboiboy sebagai perwakilan Yaya. Mengingat sang istri masih menikmati puding tidak jadi itu.
"Masa sih? Tapi di buku bunda di tulis manusia serigala itu ada!"
"Benarkah? Buku apa?" Yaya terlihat penasaran dengan yang dikatakan Taufan. Halilintar terlihat menatap adiknya datar. Bisa-bisanya adiknya itu percaya dengan yang namanya tahayul.
"Di buku yang berada di bawah tempat tidur bunda! Judulnya kisah cinta gadis jeruk dan manusia serigala"
"Astaga!!! Taufan!! Kenapa kamu baca!!!"
"Habisnya aku bosan! Aku bacanya sama kak Hali kok!"
"Gempa gak ikutan bunda! Waktu itu Gempa cuma lihat bentar doang terus pergi ke dapur bantu om Ijo"
Itu apa bedanya Gempa sayang. Tunggu dulu? Sejak kapan cerita ini jadi melenceng ke manusia serigala?
Ntahlah...
Mungkin jika tidak ada si kembar, hari ini mungkin hanya akan menjadi hari yang biasa dan tidak istimewa bagi Boboiboy dan Yaya. Jadi bukan puding buatan si kembar yang membuat hari ini menjadi hari yang istimewa. Tapi kehadiran ketiga anaknya itulah yang membuat Yaya senang di hari ini. Dan mungkin Yaya tidak akan pernah melupakan hari ini. Begitu juga Boboiboy.
Tanggal 22 Desember...
Hari yang istimewa...
END
.
.
.
.
OMAKE
"Huaaa!! Boboiboy novelku jangan dibuang!!"
"Anak kita jadi gak benar gara-gara ini novel!"
"Ayah! Hali penasaran... Ciuman itu apa? Di buku ada di tulis"
"Kalau kabedon apa? Taufan penasaran dari kemarin"
"Kalau dating bunda?"
"Huaaaa!! Kepolosan anak-anakku!!"
Gak sesuai judul?
Iya Krista tau:D
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro