Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 023 - Please Hang In There

"Christopher!" Aku berteriak.

Tidak--

Tidak--

Tidak mungkin seperti ini.

Tidak mungkin!

"Christopher!" Aku mengguncang tubuhnya, berharap bisa membuatnya tetap sadar.

Namun, tidak.

"Christopher!" panggilku lagi seolah suaraku akan membuat waktu kembali mundur. Membuat hal ini dapat dihindari.

Membuat matanya bisa melihatku, tapi--

Darah mengalir dari pelipisnya.

Matanya tertutup rapat.

Napasnya lemah.

Sangat lemah.

Nyaris tidak terasa.

"Christopher!"

Terus saja kusebutkan namanya karena hanya itu yang ada di pikiranku. Namun, suaraku seperti berada di dalam air. Tidak terdengar jelas, hanya napas pendek di tengah isakan. Pipiku basah, tak sanggup lagi disembunyikan, terutama saat orang-orang mulai bergerombol mengelilingi kami.

"Apakah tabrak lari?"

"Sepertinya murni kecelakaan."

"Tapi pelakunya melarikan diri."

"Sepertinya terdapat patah tulang, hubungi ambulans sekarang."

"Aku sudah melakukannya."

"Hentikan juga gadis itu. Dia bisa membuat pacarnya semakin bertambah buruk."

Dan semakin banyak suara yang memenuhi kepalaku. Bagai kumpulan lebah, tidak ada satu pun yang terdengar jelas. Percakapan mereka bertumpuk-tumpuk di atas pundakku, menciptakan guncangan luar biasa sebab tidak ada tindakan apapun di sana.

Mereka hanya bicara.

Menonton.

Merekam.

Mengasihani.

Aku mengedarkan pandangan. Mencari bantuan.

Akan tetapi tidak ada siapa pun atau apapun yang bisa menolong Christopher.

"Bertahanlah, kumohon!" Dan demi Tuhan, pondasiku runtuh.

Aku bangkit dari sisi Christopher, merogoh semua saku sekadar mencari ponsel. Namun, tanganku gemetar, hingga membuat benda itu terjatuh dan ketika kucoba untuk meraihnya ....

... aku tidak bisa.

Tanganku kebas.

Seluruh tubuhku berubah kaku.

Ayolah, bergerak, sialan!

Tapi indera pendengaranku masih berfungsi. Suara sirine terdengar sayup-sayup di telingaku.

Mengarah mendekat--

Dan--

Ada tangan lain melintangi lenganku. Mom. Dia memelukku, membantuku bangkit, dan menyelimutiku dengan selimut beraroma apek.

"Tidak apa-apa," kata mom, "tidak apa-apa."

Tapi aku justru merasakan keraguan pada suara mom.

"Tenangkan dirimu."

Dan tangan mom juga gemetar.

Petugas berseragam rumah sakit menghampiri Christopher, melakukan pemeriksaan dasar lalu membawanya ke dalam mobil menggunakan tandu.

"Biarkan aku ikut. Kumohon!" Aku menghampiri salah seorang perawat, berkata cepat sebelum pintu ambulans tertutup. "Aku bersamanya."

"Kau mampu mengingat semua kejadiannya?"

Aku mengangguk.

"Baiklah."

Dan aku bergegas duduk di sisi Christopher. Menggenggam ujung kaos-nya, sambil berdoa.

Terus memohon.

Meski sudah cukup lama, tidak pernah kulakukan hal tersebut.

Aku berdoa pada Tuhan. Meminta pertolongannya.

Sepanjang jalan.

Sepanjang waktu.

Bahkan, ketika Christopher di bawa ke ruang tindakan.

Kata mereka, denyut jantung Christopher melemah.

Syok memengaruhi daya kerja tubuhnya.

Tulangnya patah.

Ini sudah sangat buruk.

Dan aku memang tidak siap--

Jangan ada kemungkinan terburuk lagi--

Kita baru saja memulainya--

Bertahanlah.

Kumohon.

Bertahanlah.

Kau harus bisa.

Christopher--

TING!

TING!

TING!

TING!

TING!

Persetan!

Aku mematikan ponsel. Mengabaikan nomor asing yang terus-menerus mengirimkan pesan.



Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro