Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Clawless Luna 20

Garth mencoba untuk tetap tenang dan terkendali. Sebaliknya, Cora yang berdiri di sebelahnya justru bereaksi secara terang-terangan.

"Apa?"

Mireya kaget. Dilihatnya Cora dengan sorot tak percaya, lalu geleng-geleng. "Sebaiknya kau menjaga sikapmu dengan baik, Cora. Kau sama sekali tidak menunjukkan sikap sebagai gamma yang sepatutnya."

"Aku juga berniat untuk menjaga sikap sebagai gamma yang sepatutnya, tetapi aku sangat syok. Bagaimana mungkin Garth diabaikan seperti ini?" tanya Cora tak habis pikir. "Dia adalah Beta di Kawanan Frostholm. Sudah sepatutnya dia yang mengambil alih semua urusan di kawanan selama Alpha sakit, tetapi mengapa justru—" Ucapannya terputus. Ia berpaling dan melihat pada tangannya yang digenggam Garth. Jadilah ia mengangkat kepala, lalu didapatinya Garth menatapnya. "Garth."

Garth memberi isyarat pada Cora sebelum maju selangkah. "Aku yakin Alpha sudah memikirkan dan mempertimbangkan hal ini dengan sebaik mungkin."

"Tentu saja, Garth," ujar Usher dengan lemah. Ia mengangguk sekali dan bertahan pada meja kerja. "Aku sudah memikirkan dan mempertimbangkannya dengan sebaik mungkin. Sejujurnya saja aku tak akan melakukan ini kalau kau tidak membuatku kecewa."

"Aku membuatmu kecewa, Alpha?" tanya Garth tak mengerti. Ia syok sampai-sampai tak bisa bernapas. "Apa yang telah kulakukan sehingga membuatmu kecewa?"

Mireya mendeham. Ia menghampiri Usher, lalu buru-buru berkata. "Kuyakin semuanya telah selesai, Usher. Kau telah mengatakan semua dan sekarang waktunya untuk kau kembali beristirahat. Kau belum pulih benar."

"Ya, Mireya. Kau benar."

Mireya membantu Usher untuk bangkit. Dipegangnya tangan Usher seolah khawatir Usher tak mampu berdiri kuat seperti biasa. Mereka keluar dari ruang kerja.

Tinggallah Garth dan Cora. Sesaat mereka hanya melihat kepergian Usher dan Mireya, lalu setelah pintu tertutup, keduanya saling bertukar pandang.

"Mengapa kau mencegahku, Garth?"

Singkat, Garth menjawab. "Percuma saja, Cora."

"Percuma?" Cora melongo. "Bisa-bisanya kau pasrah begitu, Garth. Kau seharusnya memprotes. Lagi pula sudah sepatutnya kau meluruskan kekeliruan yang dibuat oleh Alpha. Apalagi kalau kekeliruannya seperti ini."

Garth diam. Jadilah Cora kembali menggerutu.

"Baru kali ini aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, ada Alpha yang mengabaikan Betanya dan malah menyuruh selingkuhannya untuk mengurus kawanan dan perusahaan selama dia sakit."

Garth tersentak. Matanya membesar dan ia memelotot. "Jaga ucapanmu, Cora. Kau tidak bisa mengatai alphamu seperti itu. Ucapanmu barusan bisa dianggap penghinaan."

"Garth, kau ...." Cora tampak geram. Ia mengangkat tangan seperti ingin memukul Garth, tetapi akhirnya ia hanya menghempaskan kepalannya dengan kesal. "Aku seperti ini karena tidak terima kau direndahkan."

"Aku tahu. Terima kasih untuk itu, tetapi kau tak perlu membuang tenaga untuk hal yang percuma."

Cora memutar bola mata. "Aku tak mengira kalau kau sepesimis ini, Garth. Selama ini kulihat kau begitu penuh semangat, pemberani, dan—"

"Sudahlah, Cora. Lupakan soal itu. Lagi pula Alpha telah memberikan titah. Jadi, tak ada yang bisa kita lakukan."

Sekarang Cora tak bisa berkata-kata. Ia hanya bisa bengong hingga Garth kembali bersuara.

"Lebih baik kita mengerjakan hal lain sekarang. Aku yakin, kau harus mengumumkan berita ini pada kawanan."

Cora memejamkan mata. Ia mengatupkan mulut rapat-rapat, lalu menggeram. "Aku tidak mengira kalau menjadi gamma akan menyebalkan seperti ini."

*

Agaknya ketenangan sekarang menjadi hal langka untuk Kawanan Frostholm. Takdir seperti menyusun rencana untuk membuat mereka terus merasa gelisah tak berkesudahan.

Sudah setahun berlalu dari peristiwa yang menggemparkan Kawanan Frostholm, berkenaan dengan pelengseran Vione dari posisi luna dan eksekusi mati terhadap keluarga Munest. Kawanan pikir, semua akan kembali damai setelah hari itu. Namun, mereka keliru. Nyatanya peristiwa-peristiwa lain muncul pula dan turut memberikan kejutan tak menyenangkan.

Kawanan mencoba untuk maklum dan berlapang dada, tetapi kali ini peristiwa tak terduga membuat heboh tak terkira. Kesabaran Kawanan diuji dan jadilah mereka mempertanyakan kewarasan Usher sebagai alpha.

Cora telah mengumumkan titah Usher. Selama Usher sakit dan tak mampu menjalankan kewajibannya maka ia melimpahkan semua urusan dan tanggung jawab pada Mireya.

Seperti yang telah ditebak oleh Cora, pastilah bukan hanya ia yang geram dengan keputusan Usher. Kawanan juga geram sehingga berniat untuk mendatangi Istana. Untungnya, Garth bisa menenangkan kericuhan tersebut.

"Alpha sedang sakit. Kedatangan kalian ke Istana tidak akan menjernihkan keadaan, melainkan sebaliknya. Sekarang tak ada yang bisa kita lakukan, kecuali berdoa. Semoga saja Alpha segera sehat sehingga keadaan ini cepat berlalu."

Kawanan menyadari kebenaran dari ucapan Garth. Untuk itulah mereka memaksa diri untuk kembali bersadar walau sulit. Mereka sama-sama tak terima bila Usher lebih mempercayai Mireya ketimbang Garth.

"Bisa-bisanya Usher menyerahkan semua urusan dan tanggung jawab pada Mireya. Memangnya, siapa Mireya? Dia bukan siapa-siapa. Dia bukanlah orang penting di Kawanan Frostholm."

"Keadaan ini membuatku semakin yakin, pasti ada yang tidak beres. Pastilah Mireya melakukan sesuatu. Mustahil Usher mengabaikan Garth."

Desas-desus kembali menyebar di Kawanan Frostholm. Nyatanya, Garth memang bisa meredakan kericuhan, tetapi tidak dengan kegelisahan mereka.

Semua orang terus membicarakan keputusan Usher. Tak sedikit dari mereka yang lantas mendatangi Jemma. Sayangnya, Jemma pun tak tahu harus berbuat apa.

Kegelisahan itu terus berembus ke mana-mana. Berita dan kekhawatiran dengan cepat menjalar ke setiap penjuru tempat. Jadilah Vione yang terasing dari dunia luar pun mengetahuinya pula.

Seorang penjaga datang sesuai jadwal. Ia memberi sarapan untuk Vione, lalu berkata.

"Alpha sakit. Dia sempat tak sadarkan diri dan dokter masih berusaha menemukan apa penyebabnya."

Vione baru saja berjongkok dan berniat untuk mengambil sarapan. Lalu informasi itu membuat ia jadi tertegun. Jadilah ia bangkit kembali dan memegang jeruji besi. "A-apa kau bilang? Usher sakit?"

"Ya, Alpha sedang sakit. Menurut kabar yang kudengar dari orang Istana, keadaan Alpha memprihatinkan. Ia tak pernah melihat Alpha sakit seperti itu sebelumnya. Alpha sering menjerit dan meraung kesakitan saat malam. Malah, Alpha sampai menghancurkan dinding dan lantai."

"Separah itu?" Vione berusaha menarik udara dan jadilah ia rasakan nyeri di dada. Paru-parunya berontak, udara yang dihirupnya seolah jarum yang menusuk-nusuk. "Usher tak pernah sakit seperti itu sebelumnya."

Gadis serigala itu mengangguk dengan wajah sedih. "Itulah kabar yang kudengar dari Istana. Bahkan semua orang sekarang berjaga-jaga dan mulai mengantisipasi kemungkinan terburuk."

Vione menggeleng. Matanya terasa panas dan tubuhnya meremang dalam ketakutan. "Tidak mungkin."

"Mereka mengatakan bahwa mungkin saja Alpha tak akan bertahan lama."

Tubuh Vione seketika merosot. Ia terduduk di lantai berbatu dan pikirannya kosong. Kabar itu membeku dalam benaknya, menjadikan dirinya tak berdaya dalam kemungkinan buruk yang membuatnya ketakutan.

Vione memejamkan mata. Dicobanya untuk menenangkan diri dalam hantaman takut yang semakin menjadi-jadi. Ia terus mengingatkan diri betapa kejam dan tak berperasaannya Usher pada dirinya selama ini. Usher telah menuduh dan merendahkannya, juga menghancurkan keluarganya.

Seharusnya Vione merasa senang. Seharusnya berita mengenai sakitnya Usher membuat ia gembira. Namun, nyatanya tidak sama sekali. Sebaliknya, jiwa serigalanya melolong sedih. Ia cemas dan kekhawatiran itu tak bisa ditenangkan sama sekali.

Mata Vione membuka nyalang dalam kegelapan dengan tiba-tiba. Ia menggeram dan jiwa serigalanya bersiaga.

Vione bangkit. Akal sehatnya lumpuh. Logikanya kalah ditindas oleh perasaan yang ternyata memang tak akan pernah hilang. Marah dan benci yang selama ini mengakar kuat di hati, tak berarti apa-apa dibandingkan dengan cinta yang telah terpateri sejak dulu.

Aku harus melihat Usher. Aku harus memastikan keadaannya.

Kekhawatiran menutup mata Vione. Jadilah ia mengambil keputusan yang tak seharusnya ia lakukan.

Vione menunggu. Ia menghitung waktu di dalam hati. Setelah dirasanya hari telah melewati tengah malam maka ia pun bergerak.

Keadaan sunyi seperti biasa. Vione melihat kiri dan kanan melalui jeruji besi. Dipastikannya tak ada siapa-siapa sehingga ia pun menjalankan rencana.

Vione beranjak ke sudut penjara. Ia memantapkan diri, lalu tangannya mulai meraba. Dicarinya sesuatu sembari mengingat dengan jelas pelatihan anggota keluarga Alpha yang sempat diikutinya dulu.

Sebagai mantan Luna, tentunya Vione mendapatkan beberapa pengajaran khusus yang tak didapatkan oleh manusia serigala lain. Posisinya dulu mengharuskan ia untuk pintar dan tanggap dalam menghadapi setiap keadaan. Ada banyak hal yang bisa terjadi, salah satunya peperangan dan dipenjara merupakan skenario peperangan yang paling mungkin terjadi.

Vione telah mendapatkan pelatihan. Bila keadaan tak berpihak dan ia mungkin saja tertangkap maka ia bisa melarikan diri. Prioritasnya dulu adalah untuk mempertahankan keberlangsungan Kawanan Frostholm dan sekarang ia yakin bahwa itulah yang sedang dilakukannya.

Tangan Vione menemukan bongkahan tersembunyi. Ia menariknya dan secercah harapan menyambut rencananya.

Vione bergerak dengan cepat. Ia berpacu dengan waktu. Dilewatinya lorong gelap tanpa ada penerangan sama sekali. Ia tajamkan indra dan terus melangkah. Pada akhirnya, ia menemukan jalan buntu.

Kedua tangan terangkat. Vione kembali meraba-raba dan dinding batu bergeser, terbukalah jalan keluar.

Vione melangkah keluar dan cahaya purnama menyambutnya. Ia mengangkat kepala sembari memejamkan mata. Diresapinya sensasi cahaya purnama yang menghujani tubuhnya. Rasanya menenangkan dan mendamaikan.

Mata Vione membuka perlahan. Cahaya purnama memberinya kekuatan dan ia teringat pada rencana semula. Ia harus bergegas.

Suara-suara berisik menahan langkah Vione. Ia berhenti dan melihat sekitar. Tatapannya tertuju pada kegelapan yang tersembunyi di balik pepohonan dan semak-semak.

Vione menunggu, lalu terdengar suara lembut bicara padanya.

"Lama tidak berjumpa, Vione."

*

bersambung ....

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro