Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bad Day - @acrizzely

"Ka putus saja, ya," terdengar seperti kalimat menggantung. Ryan menghela napasnya seakan ia baru melepaskan beban berat.

Vani terpaku di tempatnya. Memandang kekasihnya dengan tatapan tak percaya. "Kamu bercanda?" teriak isi hatinya. Namun, dua bibir tipis itu terkatup rapat, perlahan bergetar menahan isak yang hendak meluap bagai air bah di siang bolong.

"Maaf, aku yang memulai dan aku juga yang harus mengakhiri. Kurasa sudah cukup kebersamaan kita sampai di sini." Tutup pemuda jangkung itu. Ia menunduk, merasa bersalah. Dahulu dialah yang mengejar Vani meski gadis itu mengabaikannya, menolaknya berkali-kali. Namun, ia merasa lelah berurusan dengan gadis yang pernah ia cintai. Benarkah saat pria mengejar wanita, cintanya seratus persen sedang wanita hanya satu per sepuluhnya?

Hari ini sungguh cerah. Sangat mewakili perasaan Vani yang akhirnya di ajak jalan dengan kekasihnya. Namun, seperti badai yang tak disangka-sangka, ucapan putus dari Ryan meluluhlantakkan rencana indah Vani. Seakan mewakili getir hatinya, langit cerah berubah seketika. Awan berkumpul di atas mereka. Warna putih itu semakin berpadu dengan awan lainnya menjadi hitam dan cukup menakutkan. Dalam sekejap, perubahan di langit membuat orang waspada. Ditambah isu-isu kiamat yang sudah dekat.

Vani perlahan membuka mulutnya, tapi tak ada satu kata pun mampu keluar dari mulut mungil gadis itu. Ia mencoba merangakai ribuan kata tadi yang sempat ia hapal. Sungguh di luar dugaan, mereka putus di saat bahagia ini.

"Jahat," jawabnya setelah beberapa menit. Bibirnya bergetar saat mengatakan satu kata yang keluar dari dalam hatinya. Bersamaan dengan lenggur dan petir. Hujan pun turun. Semakin deras menyambut isak tangis Vani. Gadis itu mencoba tegar dan mengabaikan perasaan terlukanya, ia kembali berujar. "Jadi selama lima tahun ini ... bagaimana perasaanmu padaku? Main-main saja, kah?" sambungnya lagi dengan isakan tangis yang semakin kuat. Lalu hujan pun semakin deras turun, membasahi dua muda-mudi di pinggir jalan.

Ryan berusaha menarik Vani berteduh di bawah kanopi kafe, namun gadis itu menolak. Tetap berdiri di tempatnya tadi. Tak mengacuhkan hujan yang semakin membasahi tubuhnya.

Ryan tersadar akan satu hal. Seharusnya dia tidak mengabaikan peringatan Oxin, sahabat Vani. Gadis berambut pendek itu pernah bilang kalau dia harus menjaga Vani dan tidak pernah membuatnya menangis. Sayangnya, janji tinggalah janji.

Berada di pinggir jalan yang dipenuhi pasukan hujan, baju basah dan pikiran yang buntu, Ryan mencoba mencari pertanyaan atau cerita yang bisa mengalihkan kesedihan Vani. Bagaimana pun gadis itu pernah ia sukai, pernah menjadi bagian dari keluarganya.

"Hey! Aku bercanda, Van!" ucap Ryan. Ia menggoncang bahu gadis-gadis yang terguncang tadi, berharap pikirannya masih jernih.

"Kamu bohong pasti!" teriak Vani tepat di wajah Ryan.

"Maafkan aku, Sayang. Karena ini hari spesial, maka aku ingat membuat hal-hal lecil. Kamu ingat hari ini hari apa?"

"Sayang, kamu ingat ini tanggal berapa?" Ryam masih berusaha mengehentikan tangis Vani. Bisa terendam pemukiman wajahnya jika gadis itu terus bermimpi.

"Kenapa?" tanya Vani. Ia ingin dan butuh alasan. Tangisnya sudah mereda, tanpa di sangka juga ikut merubah di daerah mereka.

"Karena ini hari anniversary kita yang pertama, Aku hanya ingin menyampaikannya lewat lagu yaa. Maaf sudah membuatmu bersedih."

Ryan merasakan perubahan yang sungguh dahsyat. Hujan itu seperti di sihir deras sebentar saja lalu menghilang entah ke mana.

Untung saja Ryan ingat ucapan sahabat yanyg satu itu Kalau tidak, mungkin kota ini sudah di penuhi air.

"Jadi, kita nggak butus ya, Bang?" tanya Vani meyakinkan.

"Kalau belum ada-"

"Hey sayang, ngapain kamu di sini dan ... bajumu kok basah semua?" seorang gadis cantik menghampiri Ryan dengan payung di tangannya. Dan pemuda itu menyebut perasaan yang baru ini sangat semangat.

Ryan tidak mampu berkata-kata lagi. Tamatlah Riwat mereka dan satu lagi, jangan pernah bohongi wanita. Pesan hatinya kepada Ryan, namun, logikanya tidak bisa diperhitunggan.

Gadis baru itu langsung mengapit Ryan dan membawa pemuda itu pulang ke rumanhya. Langit kembali berubah, lebih dari pada awan hitam sebelumnya. Vani patah hati untuk kesekian kalinya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro