Rapat Pemilihan Ketua SOSIS
Hai, gue Pisang, nama lengkapnya Pisang Aditya Tanahyanto. Panggil saja Pis, asal jagan dipanggil pipis. Tadinya sih mau pake panggilan Adit, tapi di sekolah nama Adit sudah ada lebih kurang sepuluh nama, itu nama menguasai pasar banget. Kalau saham mungkin bisa menguntungkan banget itu, karena perkembangannya tiap tahun ada saja namanya Adit. Percaya atau tidak, ya itu yang terjadi paling tidak di sekolah gue.
Gue salah satu anggota OSIS, eh maksud gue SOSIS. Kalau OSIS ya itu sudah biasalah isinya orang-orang yang lebih, lebih sibuk, lebih pintar atau terlihat pintar, lebih dekat dengan guru, lebih lebih deh pokoknya. Kalau OSIS kan kepanjangannya Organisasi Siswa Intra Sekolah. OSIS ini ya berjasa untuk menjaga ketertiban siswa, menjadi wadah siswa atas kritik dan saran untuk sekolahnya, hingga menyusun acara-acara terkait dengan siswa.
Nah, kalau SOSIS, itu bukan makanan yang pasti. Kepanjangan SOSIS adalah Sekte Orang Sibuk Internetnya Sekolah. Jayus ya? Memang. Namun, jangan salah SOSIS ini sudah menyelamatkan nyawa sekolah bobrok ini. Mulai dari kami meretas situs web sekolah lain dan membuatnya menjadi permainan Pacman. Kami juga pernah membuat game yang awalnya menampilkan gambar-gambar porno tapi setelah di-klik keluarlah gambar setan. Itu untuk mengantisipasi dan membuat kapok orang yang suka membuka situs porno di sekolah.
Bahasa sederhananya adalah kami fokus di internet, selama ada internet maka kegilaan kami akan memuncak. Kasus terbaru, kami atau lebih tepatnya ketua kami menemukan video porno di laptop milik kepala sekolah dengan menggunakan entahlah hanya ketua kami yang mengetahuinya. Sekarang ketua kami sedang berhadapan dengan kepala sekolah yang menganggap SOSIS mencemarkan nama baiknya padahal video porno itu benar-benar ada dan ukurannya hampir satu terabyte. Bayangkan berapa sel sperma di toilet atau mungkin tersangkut di celana dalam yang gugur akibat menonton video porno sebanyak itu. Jadi, demi menjaga kelestarian sperma kepala sekolah dan teman-teman kami yang mungkin nanti akan terkena dampaknya, ketua kami terpaksa dipanggil dan disidang oleh mereka.
"Sekolah ini memang aneh, orang kita ini niatnya baik kok malah disidang," ucap Jenny. Nama lengkapnya Jenny Esen Esde, mungkin orang tuanya terinspirasi dari grup SNSD. Itu loh girlband yang banyak cewek-cewek seksinya. By the way, Jenny itu cowok ya. Maskulin dan punya kumis dan jenggot yang cukup lebat, suara mulutnya juga enggak kalah dari bass betot.
"Ya sudah, setelah ini kita pergi membantu ketua yang lagi disidang. Buruan makanya makan indomie-nya."
Sesampainya di tempat sidang, kami bertiga, termasuk ketua yang sudah lebih dahulu masuk ruang sidang mewakili kelompok SOSIS. Ada beberapa anggota OSIS dan ketuanya. Ini rapat yang sangat serius. Perdebatan tidak ada habisnya.
"Apa urusan kamu, itu privasi saya!" ucap Kepala Sekolah.
"Pak, tapi itu tidak mencerminkan hal baik. Bapak itu seharusnya menjadi contoh untuk murid-murid yang lain," ucap Ketan Item Santoso. Itu nama ketua SOSIS. Nama yang bagus untuk aktivis paling berani di sekolah ini. Nama panggilannya Ketan. Jangan coba-coba panggil Item, habis kalian dilempar lumpur.
"Hei, Pisang dan Jenny, untuk apa kalian di sini?" tanya Kepala Sekolah.
Semua yang ada di sini terdiam, tidak ada yang memakan cemilan yang disuguhkan office boy sekolah ini. Ya, gimana ya, lapar sih lapar, tapi yang disuguhkan sisa cabe doang. Gorengannya habis.
"Kami di sini tentu saja untuk mendukung ketua kami, Pak! Kecuali, ya bapak bagi-bagilah videonya. Ups!" ceplos Jenny.
"Oh, jadi kamu mau juga. Sini mana flashdisk kamu, Bapak kasih yang cowok sama cowok biar keriput anu kamu!" Jenny pun merinding.
"Eits, Pak. Bapak lihat dulu, posisi Bapak masih menjadi tersangka di sini," ucap Ketan.
"Peduli amat, amat saja enggak peduli. Saya minta pembubaran grup SOSIS. Saya ini kepala sekolah di sini, suka-suka saya dong. Dan saya enggak mau kamu ikut campur urusan saya lagi, Ketan."
"Kalau begitu, saya menuntut penggantian kepala sekolah, dengan begitu kita impas. Saya akan turun dari jabatan sebagai ketua SOSIS dan digantikan dengan yang lain saat ini juga, di sini. Saya tidak akan membubarkan SOSIS, sekalipun disogok dengan video di laptop Bapak."
"Siapa juga yang mau kasih kamu video-video itu? Itu aset pribadi saya."
"Yah, salah Bapak sih! Coba kasihnya dari tadi pas saya pertama temuin itu video, kan kita bisa lewat jalur damai," ucap Ketan sambil tertawa tanpa peduli sekitar dan berbanding terbalik dengan omongan sebelumnya.
"Sial, iya juga ya. Kayak ditilang polisi saja pakai jalur damai segala. Begini mah malah ribet, tapi Bapak tetap tidak mungkin digantikan begitu saja karena belum ada penggantinya. Dan akan mengganggu proses belajar mengajar di sekolah," ucap Kepala Sekolah.
"Oke, kalau begitu Bapak harus hapus semua video-video porno itu, lalu kami akan mengganti ketua kami dengan yang baru," ucap gue.
"Lah, lu mau gue diganti, Pis?" Ketan protes.
"Ya, apalagi caranya? Setidaknya SOSIS tidak dibubarkan," ucap gue.
Semua yang hadir tidak bisa berkata apa-apa. Bahkan guru ter-killer pun hanya bisa memainkan gelas plastik bekas kopi pinggir jalan. Suasana pun menjadi semakin mencekam. Seolah kita sedang dihadapkan pada permainan hidup dan mati.
Yak! Apakah si Kepala Sekolah akan menghapus semua videonya lalu SOSIS harus mengganti ketuanya. Seperti itulah suara di kepala gue. Seperti komentator bola yang kebakaran jenggot melihat pemain di lapangan yang nyaris memasukkan bola ke gawang.
"Baiklah, saya menyerah. Bapak silakan hapus video pornonya lalu posisi saya sebagai ketua akan langsung digantikan oleh Jenny," ucap Ketan.
"Lah, kok Jenny? Bukan gue?" ucap gue.
"Justru karena lu sudah lengserin gue, mana mau gue kasih jabatan ketua ke lu, Kampret. Lu juga kan yang mau ketuanya diganti, ini sudah gue ganti," ucap Ketan.
"Ya, Bro. Jangan ngambek juga, gue enggak masalah kok kalau ketuanya Jenny. Siapa saja yang penting kan kita masih di satu grup, demi sekolah ini."
"Kalem, Bro. Gue enggak marah, lu memang paling pengertian. Dan ya, omongan lu benar juga, penggantian ketua lebih baik dibanding grup yang kita bangun dengan susah payah ini harus dibubarin." Ketan pun memeluk gue.
"Hei, kalian. Adegan kalian sekarang mirip kayak video homo yang di laptop," ucap Kepala Sekolah.
"Lah, Bapak beneran simpan video homo juga?" ucap Jenny.
Suasana pun kembali canggung. Peserta rapat mulai menjaga jarak dengan kami, terutama yang laki-laki. Mungkin mereka takut disodok, pakai pulpen mungkin, hidungnya.
"Jadi, kapan Bapak akan menghapus video-videonya?"
"Sabar oy, satu terabyte enggak bisa langsung hilang dalam sekejap," ucap Kepala Sekolah.
Akhirnya video itu dihapus dan rapat rahasia itu pun menjadi top secret. Tidak ada yang tahu kecuali peserta rapat, jika ada yang menyebarkan hasil rapat atau memberitahu siswa lain. Kami SOSIS akan beraksi kembali.
Tamat.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro