Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

❬ 9 ❭ @AstutiHime - The Chronicles of Hime

Waktu, ketika ia telah meninggalkan mu maka kau tak mampu mengejarnya. Bersedih, atau tetap akan mengejarnya?
Tapi bagaimana jika kau bisa mengembalikan waktu disaat ia telah berlalu?

❬✧✧✧❭

Siang hari yang begitu terik, seorang gadis tengah berbaring di lantai. Memikirkan semua kejadian yang membuat dirinya merasa ketakutan sepanjang malam, berita tentang Monster yang membuat penduduk di Negeri seberang menderita. Kehancuran terjadi dimana-mana, banyak orang mengungsi ke Kerajaan miliknya membuat gadis itu hanya bisa bersembunyi di dalam kamarnya. Rasa takut itu begitu besar, setiap kali merasa takut ia akan terus mengingat Tuhan. Berharap rasa takut itu akan berkurang. Ia masih memandangi langit dari balik jendela kamar itu, dalam hati ia berpikir.

"Kenapa langit tidak runtuh saja, dengan begitu rasa takut ini akan hilang bersama dengan hilangnya semua mahluk yang bernyawa."

Entah kenapa gadis itu selalu berpikir, bahwa mati itu lebih baik dari pada hidup dengan rasa takut seperti yang ia rasakan saat ini.

Kerajaan Aglaonema sebuah Negeri yang damai, Gemah Ripah Loh Jinawi dipimpin oleh Seorang Raja yang Arif Bijaksana. Sudah sepekan terakhir begitu banyak pengungsi dari Negeri Cathartica yang mencari perlindungan dari amukan Monster kadal raksasa.

Konon, Kadal itu adalah jelmaan dari seorang Pangeran yang dikutuk oleh Sang Ratu yang tidak terima karena Pangeran tersebut menolak lamaran dari kerajaan Cathartica. Hingga akhirnya setiap seratus tahun sekali Monster kadal raksasa itu akan menghancurkan Negeri Cathartica.
Akan tetapi, waktu dari amukan Monster itu belum mencapai seratus tahun sejak amukan yang terakhir. Di tambah lagi, Monster kadal kali ini ukurannya jauh lebih besar dari Monster kadal yang biasanya datang.

Diruang rapat Anggota kerajaan Aglaonema, berkumpul perwakilan dari delapan Kerajaan. Sepertinya mereka sedang membahas tentang kejanggalan dari Monster Kadal kali ini.

"Maaf Yang Mulia, tapi sepertinya Monster yang mengamuk itu bukan Monster yang biasa. Saya pikir kalau ada seseorang yang sengaja membuat Monster itu mengamuk." Kata Jonathan Saunders, Pangeran dari kerajaan Pholiantes.
Raja Agustinus Bonaparte hanya menarik napas dalam, "apa yang sebaiknya kita lakukan untuk menghentikan amukan Monster itu?"

"Yang Mulia, sebaiknya kita menggabungkan tentara delapan Kerajaan untuk membunuh monster Kadal itu. Itu pun, jika Anda sekalian yang ada rapat ini setuju?" kata Menteri kerajaan Brukmansia, Philippe Argus.

Ketika mereka sedang membahas mengenai Monster tersebut, tanpa mereka sadari sebuah kaca di sudut ruangan itu merekam semua kejadian tersebut. Sebuah pintu gerbang yang tidak terduga berada tepat dibelakang Raja Negeri Aglaonema.

❬✧✧✧❭

Sebuah Istana tergantung di tepi jurang, disampingnya mengalir deras air terjun yang seakan tak berdasar.
Seorang pemuda sedang memandangi derasnya arus, surai hitam miliknya melambai diterpa hembusan angin. Entah apa yang membuat pemuda itu terpukau oleh arus air terjun itu, namun sesekali ia tersenyum.

"Suatu hari nanti kau akan berada disisi ku."

Tengah asyik dengan lamunannya, tiba-tiba seekor kadal memanjat tebing curam itu. Entah dari mana datangnya tapi yang jelas kuku-kukunya penuh dengan bercak darah.

"Apa kau puas berkeliling?"

Sapa Pemuda itu kepada kadal raksasa tersebut, dan sepertinya Monster itu mengerti akan pertanyaan pemuda tersebut. Laksana seekor anjing pudel, kadal itu begitu penurut ketika tangan pemuda itu mengusap kepalanya.

"Masih melakukan permainan dengan peliharaan mu?" Tanya seorang pria paruh baya yang datang sambil membawa nampan berisi teh hijau madu dan beberapa kentang bakar.

"Kadal Persia, ini adalah kadal paling beracun di seluruh galaksi. Dan akan aku gunakan untuk mengambil milikku." jawabnya sambil tersenyum lalu melangkah pergi meninggalkan pria paruh baya itu.

Ia menatap kearah cermin yang ada di hadapannya. Tersungging senyuman di bibirnya, ia mengulurkan tangannya kearah cermin tersebut. Tidak perlu waktu lama, pemuda itu menghilang dari pandangan. Terhisap ke dalam cermin besar yang ada di ruangan itu.

❬✧✧✧❭

Gadis itu berlari di sepanjang koridor, langkahnya terhenti ketika melihat bayangan gelap berdiri didepan jendela. KarenaKarena merasa curiga, gadis itu mendekati bayangan tersebut.

"Si ... siapa disitu?" tanyanya dengan takut-takut.

Cahaya dari lampu kristal menyorot tepat ke wajah orang tersebut, seorang pemuda tampan dengan busur yang mengarah kepada gadis itu. Ujung anak panah itu seakan siap menembus jantung Putri kerajaan Aglaonema.

Bleeesss!

Secepat kilat, anak panah itu melesat ke arah Lasi. Akan tetapi anak panah itu seperti ditelan angin, sesaat sebelum menyentuh dada lasi. Anak panah itu menghilang.

"Ternyata benar ya, Tuan Putri. Memiliki kemampuan untuk mengubah takdir."

Langkahnya perlahan mendekati gadis itu.
"Si ... siapa kau? Apa yang kau inginkan?" Rasa takut membuat gadis itu hanya bisa terpaku.

"Aku hanya ingin menyampaikan pesan dari neraka," pemuda itu memberikan sebuah gulungan kertas kepada gadis itu.

"Berikan ini pada Yang Mulia, katakan padanya. Jika ingin Aglaonema tetap aman, jangan pernah ikut campur dengan urusanku."

Setelah berkata demikian, ia pergi begitu saja. Sementara Michelia Lasi Bonaparte masih terdiam dengan gulungan kertas ditangannya. Sepertinya perkataan perkataan pemuda itu membuatnya begitu ketakutan.

❬✧✧✧❭

Malam semakin larut, tapi sepasang iris sewarna mendung itu masih belum bisa terlelap. Ia masih memandangi gulungan kertas yang ada di atas meja, teringat jelas apa yang dikatakan oleh Ayahnya tentang ancaman pemuda itu.

"Jangan takut, ini hanya ancaman kosong. Ayah akan tetap bergabung dengan pasukan gabungan dari delapan negara untuk mengalahkan monster Kadal itu."

"Tapi Ayah, dia tidak main-main dengan ancaman itu Ayah."

"Dengarkan Ayah. Monster itu sengaja dikirim untuk menghancurkan semua kerajaan di semenanjung Clerodendrum Japonikum, cepat atau lambat Monster itu akan tiba di perbatasan Aglaonema. Sebelum terlambat kita harus membunuh monster Kadal itu." Jelas Agustinus Bonaparte kepada putri semata wayangnya itu.

"Tapi Ayah, aku tidak ingin kehilangan Ayah." Lasi tertunduk, bulir-bulir bening mulai menyusuri pipinya.

Michelia Lasi Bonaparte, ia bahkan tidak pernah tahu seperti apa wajah ibunya. Yang ia tahu ibunya bernama Orion, Putri dari Negeri Cathartica yang telah di hancurkan oleh Monster kadal raksasa tersebut.

Lasi kembali terbangun, ia duduk di dekat jendela seperti biasanya. Memandang langit malam yang dipenuhi bintang, ia teringat tentang kotak Pandora miliknya. Kotak ajaib yang bisa mengabulkan permintaan sebanyak tiga kali.
Ia sudah menggunakan satu kali ketika menyelamatkan nyawa Ayahnya sepuluh tahun yang lalu ketika Sang Raja terluka akibat peperangan melawan Naga api dari lembah hantu Iko Amuntai. Ia sengaja menyimpan dua permohonan untuk menyelamatkan orang-orang yang ia cintai, akan tetapi kali ini mungkin ia akan menggunakan permohonan itu untuk membantu Ayahnya membunuh monster Kadal tersebut.

"Aku mohon bantu Ayah dan pasukannya untuk membunuh monster Kadal itu."
Dia membuka kotak Pandora miliknya dan menggenggam kristal berbentuk bunga Lily tersebut. Seperti halnya sepuluh tahun lalu, begitu permintaan itu terucap. Seorang peri kecil muncul dari bunga Lily tersebut.

"tinggal satu permintaan lagi, Putri. Setelah itu kita akan berpisah." Setelah berkata seperti itu, peri kecil itu tersenyum lalu menghilang. Meninggalkan berkas cahaya seperti kembang api berpendar di hadapannya, Lasi hanya terdiam menatap kristal yang ada di tangannya.

❬✧✧✧❭

Di tengah Padang rumput nan luas, tepat di sisi telaga Nobilise. Pasukan yang dipimpin oleh Raja Agustinus Bonaparte bersiap untuk menghadapi Kadal raksasa tersebut.

Tapi nampaknya Monster itu belum juga muncul, setelah bermalam lebih dari sepekan. Akhirnya Sang Raja memutuskan untuk mengakhiri penantian Monster kadal raksasa, atas kesepakatan bersama Pasukan gabungan itu di tarik mundur.

❬✧✧✧❭

Sudah sejak hari itu, hampir tiga bulan tidak pernah lagi terdengar tentang Monster tersebut.

Perayaan hari ulang tahun Putri Lasi yang ke 20 tahun pun digelar dengan sangat meriah, semua orang larut dalam kebahagiaan. Hingga akhirnya dentuman keras terdengar hingga kedalam Istana.
Seekor Kadal menghancurkan gerbang kerajaan Aglaonema. Semua orang di buat panik, mereka sibuk menyelamatkan diri sendiri. Pasukan kerajaan Aglaonema dikalahkan hanya dalam waktu singkat, seluruh kerajaan Aglaonema hancur luluh lantak tak menyisakan apapun.

Lasi terus berlari bersama dengan Inggrid, pelayan yang setia menemaninya. Entah darimana datangnya sebuah anak panah melesat menembus tubuh Inggrid, membuat wanita paruh baya itu tersungkur tak bernyawa.

"May! Bangun ... bangunlah aku mohon. May!"

May adalah sebutan untuk Ibu asuh Putri Lasi, gadis itu masih menangis di samping jasad wanita itu. Ia melihat ke sekeliling, semua hancur karena amukan Monster kadal tersebut.

Kotak Pandora itu bersinar. "Gunakan permintaan terakhir mu Putri. Mintalah agar semua kembali seperti semula, maka Aglaonema dan isinya akan kembali seperti semula." Suara dari dalam kotak itu terdengar jelas.

Lama ia berpikir apa yang harus ia lakukan, haruskah ia menggunakan permohonan terakhir dari kotak Pandora miliknya atau membiarkan semuanya hancur. Akan tetapi sebelum ia sempat beranjak dari tempat itu, pemuda yang waktu itu berdiri di hadapannya dan merampas kotak Pandora itu.

"Ini milikku, kau sudah menggunakan permohonan yang tidak seharusnya kau minta. Sadarkan kau, permintaan mu menghentikan waktu di tempat lain!"
Tatapan mata itu membuatnya begitu ketakutan, "apa maksudmu?"

"Apa kau tahu dari mana asalnya kotak Pandora terkutuk ini?!" ia kembali bertanya dengan membentak gadis itu.
"Itu, hadiah dari mendiang Ibu."

"Kotak ini di curi dari planet Zarkan, tempat asalku. Ibumu menerima kotak ini sebagai imbalan karena telah menutup portal antara planet ini dan planet tempat asalku, dan Ibumu tidak tahu jika anak berusia dua tahun masih terjebak di planet ini ketika portal itu ditutup.

Permohonan terakhir dari kotak Pandora ini milikku, akan aku gunakan untuk kembali ke tempat asalku." Setelah pemuda itu membuka kotak tersebut dan bersiap untuk melakukan permohonan.

"Tu ... tunggu sebentar, kita masih punya cara lain untuk mengembalikan semuanya."

"Apa maksudmu?"

"Kita bisa kembali ke masa lalu dan mencegah Ibuku untuk menutup portal antara planet ini dengan planet mu."

Michelia Lasi Bonaparte mencoba membujuk pemuda tersebut. "Siapa namamu?" gadis itu kembali bertanya.

"Ryamizard." Jawabnya sambil menatap wajah cantik gadis itu.

Sesaat kemudian Riyamizard menyetujui ide gadis itu, "aku meminta agar aku dan gadis ini kembali ke masa dimana Putri Orion menutup portal Blue Diamond."

Sambil memegang tangan Michelia Lasi Bonaparte. Ryamizard Garibaldi melakukan permohonan terakhir.
Dalam sekejap mata mereka sudah berada di tempat yang jauh berbeda, berada di tengah hutan yang dipenuhi bunga Lily dan pohon Pinus. Mereka saling menatap satu sama lain.

"Kita ada dimana?" Ryamizard melihat kesekeliling, tidak ada siapapun selain mereka berdua.

"Ini hutan keabadian, waktu yang butuhkan untuk sampai ke istana Cathartica adalah dua malam. Jangan sampai terlewat atau kalian akan terjebak di masa ini seumur hidup kalian." Setelah terdengar suara dari kotak Pandora itu, seketika kotak itu menghilang dari genggaman tangan Ryamizard.

Mereka berdua mulai berjalan menyusuri lembah itu, bulan di langit seakan menjadi saksi keduanya. Tanpa sadar mereka terus bergandengan tangan, melewati sungai kecil dan perbukitan hingga menjelang fajar.

Pemuda itu merasa iba dengan gadis yang berjalan di sampingnya, ia memutuskan untuk istirahat sejenak.

"Kita istirahat dulu disini, besok pagi kita lanjutkan."

Gadis itu hanya mengangguk, lalu mulai menyandarkan kepalanya di ranting pohon. Matanya mulai terasa berat, hingga tak butuh waktu lama untuk iris sewarna mendung itu terbuai dalam mimpi.

Ryamizard memandangi gadis itu, ia baru sadar kalau Putri Aglaonema itu begitu manis dan sangat cantik. Kulitnya bersinar diterpa cahaya rembulan, pemuda itu tanpa sadar mendekati gadis itu. Perlahan ia mendekatkan wajahnya ke wajah cantik Michelia Lasi, lembut ia lumat bibir ranum itu. Lasi pun membuka matanya.

Tapi nampaknya, ujung malam membuat keduanya terbuai dalam redupnya cahaya rembulan yang melewati celah-celah dedaunan.

Pagi datang dengan membawa cahaya Surya yang menyilaukan mata, Lasi mengerjapkan matanya. Tampak senyum manis Ryamizard menyapanya sambil menaruh beberapa buah Cherry dan Apel di samping gadis itu.

"Sarapan dengan buah ini, setelah itu kita lanjutkan perjalanan." Katanya lalu mulai memasukkan beberapa buah-buahan kedalam ransel miliknya.

Sepanjang perjalanan mereka saling terdiam, hanya bergandengan tangan tanpa berkata apapun. Terus berjalan hingga akhirnya mereka pun tiba di pintu gerbang kerajaan Cathartica, Lasi memiliki keuntungan dengan lencana kerajaan Aglaonema. Karena dengan begitu mereka berdua bisa bertemu dengan Putri Orion dan mencegah terjadinya tragedi dimasa yang akan datang.

Bagi orang lain mungkin mereka tidak akan pernah mempercayai perkataan kedua orang itu, akan tetapi ia adalah seorang Wizard jadi ia akan percaya dengan apa yang Ryamizard dan Lasi katakan.

Dan untuk pertama kalinya, Michelia Lasi Bonaparte bisa melihat wajah Ibunya. Gadis itu menangis tersedu, ia memeluk Orion.

"Kau adalah Ibuku," gadis itu masih terisak dalam pelukan Orion.

"Aku senang karena akhirnya aku bisa melihat putriku kelak." Jawab Orion sambil tersenyum.

"Putri Orion, sebelum Anda menutup portal Blue Diamond. Kita temui anak lelaki yang bermain dengan kadal persia di dekat pohon delima ditaman dekat telaga.

Setelah berkata demikian, mereka bertiga dengan di temani pengawal kerajaan dan perwakilan dari seluruh Negara di semenanjung Clerodendrum Japonikum bergegas untuk menutup portal Blue Diamond dan menghentikan permusuhan antar galaksi.

Orion pun mendekati anak kecil itu, "pintu itu akan ditutup, pulanglah."

Anak itu tersenyum lalu mengambil kadal miliknya dan bersiap untuk masuk ke dalam portal.

Ryamizard memandangi anak lelaki kecil yang tidak lain adalah dirinya sendiri dua puluh tahun yang lalu. Setelah itu ia menatap wajah manis Michelia Lasi Bonaparte, wajah serupa rembulan itu pun mengingatkan akan apa yang terjadi diujung malam itu.

Perasaan yang entah sejak kapan mengisi relung hati seorang pangeran dari kerajaan entah berantah itu membuatnya bimbang. Orion mulai membuka kotak Pandora dan nampak cahaya berbentuk sayap bersinar di punggung Orion.
Ryamizard kembali mengingat semua kenangan masa kecilnya, dan tiba-tiba. Portal Blue Diamond mulai mengecil, Tapi entah apa yang terjadi sebenarnya ketika portal itu tertutup justru Ryamizard Garibaldi memeluk anak kecil itu dan membuatnya tidak bisa kembali ke tempat asalnya.

Orion merasa terkejut begitu dengan semua orang yang ada di tempat itu, terlebih Lasi.

"Apa yang kau lakukan, bukankah kita datang ke sini untuk membuat mu kembali ke tempat asalmu?" Tanya Lasi.

"Jika aku kembali ke tempat asalku, kita tidak akan pernah bertemu lagi." Ryamizard tersenyum penuh arti, lalu ia mendekati gadis itu. "Aku mencintai mu Putri, aku tidak ingin kehilangan mu."

Gadis itu hanya bisa menangis karena bahagia sekaligus sedih, "jika kau tidak kembali, tragedi dimasa yang akan datang itu tidak bisa dihindari."

"Bisa." Kata Orion penuh keyakinan.

"Tapi, Tuan Putri ...."

"Menteri Philippe Argus, bukankah Raja Brukmansia ingin memiliki seorang putra. Bawalah Pangeran Ryamizard kecil itu, katakan ia adalah anugerah dari langit untuk Negeri Brukmansia. Dengan demikian tragedi dimasa yang akan datang bisa kita hentikan." Penjelasan dari Orion membuat Perdana menteri Brukmansia itu menyetujui perkataan Putri Orion. "Kalian berdua harus kembali ke masa depan atau sejarah akan berubah."

Setelah berkata demikian Putri Orion menggunakan sisa kekuatan sihir miliknya untuk mengembalikan mereka berdua kemasan depan.
Orion terjatuh sesaat setelah mereka berdua menghilang dari pandangan, "Tuan Putri Orion sudah melakukan kesalahan, itu adalah mantra terlarang. Sebagai gantinya kau akan kehilangan nyawa saat persalinan mu yang pertama." Kata salah seorang Wizard yang membantu menutup portal Blue Diamond tersebut.

"Tidak apa-apa, karena aku sudah menitipkan putriku pada orang yang tepat." Jawabnya sambil tersenyum.

❬✧✧✧❭

Dua Puluh Tahun Kemudian

Malam perayaan hari ulang tahun yang ke dua puluh tahun Putri Michelia Lasi Bonaparte begitu meriah, seluruh anggota kerajaan Aglaonema bersuka cita larut dalam kebahagiaan. Hingga akhirnya terdengar suara dentuman besar dari arah pintu gerbang kerajaan Aglaonema.
Seekor Kadal raksasa entah dari mana asalnya datang dengan membawa bendera kerajaan Brukmansia, menteri Philipe Argus datang bersama dengan pangeran Ryamizard Garibaldi untuk menghadiri acara perayaan ulang tahun Putri Lasi.

Orang-orang pun mulai berbisik, "itu pangeran dari langit, ternyata sangat tampan."

Begitulah mereka terus mengagumi ketampanan dan kecerdasan Ryamizard Garibaldi. Pemuda itu memberikan hadiah untuk Lasi seraya berbisik, "sepertinya kita pernah bertemu?"

Gadis itu hanya tersenyum dan berkata, "mungkin kita bertemu dimasa lalu."
Waktu akan terus berjalan hingga batas yang di tentukan oleh Tuhan Semesta Alam, namun begitu mimpi dan kebahagiaan bisa kita wujudkan selagi masih ada waktu.

Jangan pernah menyia-nyiakan waktu, karena jika Sang Waktu telah jauh melangkah ia tidak akan pernah kembali.

-The End-

Ini cerpen fantasi dari saya semoga berkenan untuk membaca. Maaf kalau aneh karena pertama kalinya saya menulis cerita fantasi, sekian dan terimakasih.

-Hime-

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro