Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Prolog

"Warna Mocca itu kaya lo, Ar. Netral, selalu cocok kalau digabungin sama warna lain."

#AdeliaFaranisaAgnii

.

.

.

Jalanan terlihat agak sepi dengan suara klakson bus dan sinar siluet mampu mengedipkan kelopak mata Adel. Hari yang melelahkan bagi perempuan itu saat ia mengetahui suatu fakta, bahwa Rose diusir dari rumah oleh Wirya. Buliran bening terus mengucur membasahi wajah Adel.

Hari semakin malam dengan udara semakin kencang mampu menerbangkan rambut perempuan itu yang sedang dikuncir kuda.

"Aw!" rintih Adel yang menyebabkan gadis itu hampir tumbang.

Seorang pemuda dengan tergesa tidak sengaja menabrak pundak perempuan tersebut. Bukannya meminta maaf, pemuda itu malah berlari dengan raut ketakutan yang kentara.

Tatapan Adel mengikuti arah pemuda itu berlari. Saat ia berbalik, kedua bola matanya berhasil membulat sempurna.

Segerombolan lelaki yang sedang membawa kayu berlari ke arah Adel. Bahkan yang lebih mengejutkan lagi, dari arah berlawanan juga terjadi hal serupa. Adel terjebak, gerombolan itu berlari sangat cepat hingga Adel berada di antara kerumunan.

"Ada apa in-" Ucapannya terpotong saat ada salah satu dari gerombolan tersebut ingin memukul Adel dengan balok kayu. Refleks Adel langsung berjongkok menutupi kepala dengan kedua tangannya sambil terpejam. Mulutnya berkomat-kamit mengucapkan kata, semoga besok gue masih hidup.

***

Kedua belah kelompok tersebut saling serang dan main pukul. Di kelompok kanan mayoritas anggotanya telanjang dada dengan bawahan panjang berbahan levis. Ototnya kekar dan besar, mempermudahkan mereka untuk menyerang dan bertahan.

Tak mau kalah, walaupun di sisi kiri anggotanya tidak seseram kelompok kanan, akan tetapi jumlah mereka lebih banyak dengan gaya pakaian robek-robek. Beberapa ada yang menggunakan gaya rambut mohawk dengan rambut tegak yang berada di tengah-tengah kepala.

Mata Badrud bengkak karena pukulan dari kubu lawan. Beberapa kali pantat Badrud mundur ke belakang ketika pukulan itu berpindah mengenai ulu hati dengan wajah Badrud yang penuh memar keunguan.

Lelaki berbadan besar yang sejak tadi menyerang tanpa henti itu, kini menendang selangkangan Badrud tanpa ampun. Badrud yang keadaannya sudah parah tidak bisa melawan lagi.

Tak mau tinggal diam kawannya diserang. Arkhan mengambil kayu yang tergeletak asal, berlari dari arah belakang dan mendaratkan pukulan yang sangat keras tepat di punggung lawan.

Lelaki berbadan besar itu berbalik, sebuah pukulan di wajah menyambutnya. Dengan kasar lelaki itu mengusap cairan kental yang keluar mengalir di indra penciuman sambil berucap, "Bangsat!"

Alis lelaki itu menyatu dengan lubang hidung kembang kempis bersamaan dengan dada lelaki itu naik turun, seperti banteng yang menemukan mangsa.

Tangannya melayang ke atas, bermaksud ingin membalas perbuatan Arkhan. Namun, gagal karena Arkhan berhasil menangkis serangan lawan, memelintir tangan laki-laki itu ke belakang hingga pemiliknya mengaduh kesakitan.

"Udah berapa kali gue ngomong. Lo nggak ada hak buat ngusir orang lain dari tempat itu!" seru Arkhan dengan nada meninggi di akhir kalimat.

Arkhan mendorong kasar tubuh lawan hingga tersungkur di jalan. Selang beberapa menit setelah itu, tatapan Arkhan teralihkan saat melihat ada seorang perempuan di tengah-tengah keributan.

"Cari mati, tuh, cewek!"

***

Adel masih berjongkok dan pasrah pada takdir saat seseorang berusaha menariknya untuk menjauh dari kerumunan. Ia terbelalak, takut bila pemuda ini ingin berbuat kasar. Adel berontak, tetapi apa daya, kekuatannya terlalu lemah untuk melawan.

Lelaki yang tidak Adel kenali tersebut sedang menyembunyikan wajahnya menggunakan topi dengan masker yang menutupi kepala.

Kini mereka berdua berlari menjauhi kerumunan. Saat dirasa aman, pemuda tadi langsung melepaskan pegangan yang membuat tubuh Adel terjatuh dan menyebabkan luka di bagian lutut saat Adel mencium trotoar jalanan.

"Lo si-siapa?" tanya Adel terbata-bata.

Tidak ada respons, ia tetap berdiri tegap, sedangkan Adel mendongak, menatap pemuda itu dari atas hingga bawah. Pandangan Adel terpaku saat menatap jaket hitam dengan logo bergambar tengkorak yang sedang dikenakan.

***

Jangan lupa meninggalkan jejak 🌟🌟🌟

7920

AlfinNifla

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro