Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 43 : Gagal

Author's PoV

Mocca tersenyum manis melihat dua buah lilin berbentuk angka 1 dan 7 di kedua tangannya. Sekarang, ia berada di dapur membantu Ai dan Lof menyiapkan kue ulang tahun.

Mocca kaget ketika melihat sebuah kue ulang tahun yang bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan tinggi tubuhnya yang standar.

"Apa ini?" protes Mocca tidak setuju melihat tinggi kue bertingkat tersebut.

"Kue, Yang Mulia." Jawaban Lof yang malah membuat Mocca mendengus sebal. Ai yang melihat kekesalan Mocca, lantas menginjak sebelah kaki Lof.

"AW!! Kak! Lof salah apa sih sama Kakak? Selalu saja kaki!" tegur Lof tidak terima kakinya selalu diinjak-injak.

Mocca berjalan menjauh dari kue dan memilih berhadapan dengan Ai dan Lof. Mereka berdua lantas menunduk takut.

"Kenapa kuenya tinggi sekali? Apa Hallow bisa memakan sebanyak ini? Aku saja tidak bisa, lho! Apalagi dengan nafsu makan Hallow yang kadang labil. Kalian ingin membuat Hallow cepat mati, ya?" Mocca tidak marah. Dia hanya ingin mengatakan isi pikirannya terhadap kue ulang tahun Hallow.

Ai dan Lof semakin menunduk. Kemudian berakhir berlutut. Mocca terkesiap melihat kedua remaja kembar itu berlutut di depan kakinya. Apa dia terlalu keras mengucapkan kata-katanya? Mocca khawatir mereka akan takut berhadapan lagi dengannya.

"Ampun, Ratu," balas mereka berdua bersamaan meminta ampun kepada calon ratu mereka.

Mocca panik, menggaruk kepalanya sampai rambutnya menjadi kusut. Dia berjongkok untuk menyuruh mereka berdua berdiri.

"Ka-kalian kenapa berlutut di hadapanku? Berdirilah kembali. Jangan takut padaku. Aku tidak bermaksud memarahi kalian. Aku hanya mau kalian mengerti sebelum mengerjakan. Lihat kue itu. Terlalu besar untuk seorang Hallow yang tidak terlalu doyan makan. Biar aku katakan. Sebelum membuat makanan spesial, akan baiknya kalian pahami dulu tentang raja kalian. Jika tahu raja kalian tidak terlalu bisa makan banyak, maka jangan membuat makanan yang berlebihan. Cukup dengan porsi yang sewajarnya. Mengerti?"

"Mengerti, Yang Mulia Ratu." Mereka menghela napas lega dan kembali berdiri melihat senyuman cantik Mocca.

"Baguslah. Kalian pisahkan kue ini dan susun dengan ukuran sewajarnya. Lalu, sentuhan terakhir dariku adalah menancapkan lilinnya." Mocca memamerkan dua lilin putih berukir biru di genggamannya.

Lalu, aku akan memulai sandiwaraku, lanjut Mocca di dalam hati.

* * *

Hallow sudah selesai mengerjakan pekerjaan mendadak itu. Ia berkeinginan mencari Mocca untuk memberitahukan tentang hari ini adalah tanggalnya dilahirkan di dunia ini. Tapi sebelum itu, ia menghadap ke dinding yang dipasang bingkai foto berukuran besar yang memuat sebuah foto kerajaan Mixolydian. Foto itu menggambarkan Raja Dargan memakai mahkota kerajaan dan memegang tongkat kerajaannya, Ratu Ween di samping Raja Dargan duduk anggun di kursi berbahan emas, dan Pangeran Hallow berdiri di tengah-tengah Raja Dargan dan Ratu Ween. Foto itu dipasang 2 tahun yang lalu sebelum dia menjadi raja.

Hallow berlutut di depan foto besar tersebut. Melepas pedang dari pinggangnya, meletakkan pedang itu ke lantai. Seolah foto itu harus dihormati layaknya menghormati orang bangsawan yang lebih tinggi, Hallow melakukan itu demi Ayah dan Ibunya yang telah tiada.

Tidak ada kata-kata yang keluar dari mulut Hallow. Hanya berlutut, setelah itu ia bangkit kembali dengan memasang pedangnya lagi di pinggangnya. Ia beralih menghadap pintu. Senyuman Hallow terkembang hangat seraya menyembulkan kepala dari pintu.

"Mocca mana, yaaaa?" Seperti anak kecil, Hallow celingak-celinguk mencari sosok perempuan berambut pirang panjang bernama Mocca. "Itu dia! Mocca!!!"

Seperti anak manja, Hallow meneriaki nama Mocca begitu ia melihat punggung Mocca.

Mocca membalikkan badan seraya menutup kedua telinganya, merasakan telinganya tidaklah nyaman mendengar teriakan falesnya Hallow.

"Tidak perlu berteriak, bisa? Mau membuat telingaku tidak bisa mendengar lagi, ya?" kata Mocca sampainya ia di hadapan Hallow. "Hei, kenapa dengan wajahmu yang cerah mengalahkan matahari itu? Kau membuatku kesilauan."

"Mocca! Tebak. Hari apa ini?" Hallow menepuk kedua bahu Mocca sampai menimbulkan suara tepuk yang lumayan terdengar keras.

"Minggu. Kau pikir ini hari Senin?" jawab Mocca datar dan sok heran dengan tingkah Hallow yang terlalu silau.

"Aku tidak berpikir ini hari Senin. Ini adalah hari aku--"

"Hallow, kenapa kau tidak memberitahuku? Kenapa aku malah tahu dari Hella? Kenapa kau tega tidak memberitahukan hari ulang tahunmu, Hallow? Hah? Jawab! Haha, kau tidak akan bisa menjawab semua pertanyaanku. Kau pasti akan beralasan macam-macam. Aku pikir kau mencintaiku. Ternyata, kau hanya memberitahukan hari ulang tahunmu pada semua pelayanmu! Mau ucapan selamat dariku? Jangan harap!"

Meski yang dikatakannya adalah memang dari rasa kekesalannya karena Hallow tidak memberitahukan hari ulang tahun Hallow adalah hari ini, sebenarnya Mocca tidak terlalu marah dengan hal sepele seperti itu. Dia bersandiwara untuk membuat Hallow panik dan kacau. Dia ingin melihat Hallow sedih pada hari ulang tahunnya. Lalu, pada puncaknya, ia akan membuat Hallow terkaget-kaget.

Hallow tentu saja sangat terkejut mendengar kata-kata itu dari Mocca. Ia tidak mau ini terjadi pada hari ulang tahunnya. Ia ingin hari ulang tahunnya penuh dengan tawa dan kebahagiaan. Bukan kemarahan dan kekacauan. Mocca marah padanya. Dan beberapa kasus alasan Mocca marah, ini adalah kasus selanjutnya. Melihat Mocca marah adalah bencana yang paling besar.

Hallow tahu Mocca ingin segera menjaga jarak darinya. Maka Hallow dengan sigap menangkap tangan Mocca seolah tengah menahan seorang penjahat untuk segera diborgol. Hallow menyentuh wajah Mocca, tetapi Mocca menolak sentuhan itu dengan gelengan kasar.

"Mocca selalu saja marah. Sudah berapa kali aku kena marah padamu, Mocca?" Hallow tidak dapat tersenyum lagi mendapati Mocca merengut marah padanya.

"Itu semua kan gara-gara kau! Dasar payah. Lagi pula, aku bingung. Kenapa kau sampai bisa menyukaiku? Bukan dengan gadis bangsawan yang bisa kau ajak nikah? Aku adalah gadis biasa tanpa darah bangsawan sepertimu. Seharusnya aku tidak pantas disentuh apalagi bicara denganmu, Hallow. Hei, seharusnya aku katakan ini dari awal. Kenapa aku juga bisa menyukaimu, ya? Dari segi mana aku menyukaimu? Karena kau bangsawan? Tampan? Kaya? Astaga, aku benar-benar gadis tidak tahu diri! Lihat. Betapa pintarnya aku mengikutimu! Aku telah dibutakan! Seharusnya kau usir aku dari sini! Aku tidak layak mendapat gelar ratu di sampingmu, Hallow! Hanya dalam tidur mimpi saja yang bisa mewujudkan hal seperti itu! Lepaskan tanganku!"

Sepanjang apapun Mocca berkata, Hallow tetap menatapnya dalam dan tidak mau menuruti apa yang Mocca suruh padanya.

Mocca terdiam begitu saja melihat tangan Hallow menyentuh seluruh bagian jidatnya. Hallow memasang wajah kebingungan.

"Suhu tubuhmu tidak panas. Ada apa denganmu, Mocca? Apa kepalamu terasa sakit?" tanya Hallow cemas.

"KAU PIKIR AKU MENGATAKAN HAL TADI KARENA AKU SEDANG SAKIT?! ASTAGA, HALLOW! KENAPA KAU ITU BEGO SEKALI???"

"Yah, marah lagi. Salah Hallow apa sih?"

"Salahmu itu kau terlalu BEGO!"

Napas Mocca terengah-engah setelah memekik lumayan memakan tenaga. Sedangkan Hallow langsung terdiam sebentar begitu saja. Tapi, ia masih memborgol tangan Mocca dengan tangannya.

"Karena aku bego, maka aku boleh jatuh cinta dengan orang yang aku cintai, dong. Bagaimana menurutmu?"

Wajah Mocca langsung memerah begitu saja melihat Hallow mengatakan itu ditambah Hallow memberinya senyum. Hallow senang. Sudah lama dia tidak melihat wajah Mocca merah karena malu.

"Hah?! Bicara apa sih?"

"Membicarakan masalah duluan ayam atau telur yang diciptakan. Yaiyalah masalah kita berdua, sayang."

TIDAAAAKKK!!! GAGAL SUDAH MEMBUAT HALLOW TERPURUK!!! Mocca benar-benar dihajar habis-habisan.

"Le-lepaskan aku!!"

Mocca berhasil melepaskan tangannya dari Hallow. Secepat mungkin ia berlari kabur dari hadapan Hallow. Sedangkan Hallow terdiam di tempatnya memikirkan kenapa Mocca sampai segitu malu dengannya? Apa karena kata-katanya terlalu berlebihan? Tidak, kan?

"Mocca!" Hallow pun mulai mengejar walaupun sudah tertinggal jauh. Tapi, pada akhirnya ia menemukan Mocca berbelok ke lorong lain. "Mocca! Kenapa kau lari dariku?? Apa karena aku kurang tampan, ya?"

Mocca sampai di salah satu balkon istana. Ia salah jalan. Sial untuk Mocca. Dia tidak mau berhadapan dengan Hallow sekarang. Gagal sudah rencana manisnya. Gawat. Sebentar lagi Hallow akan menemukannya. Terjebak sudah.

🎃 TO BE CONTINUE ...

He is Mine hanya di akun Lette99
Baca juga, yok?♡

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro