Chapter 34 : Kembali
Mocca's PoV
Sudah aku duga, dia bukanlah diriku. Melainkan orang lain yang merasuki tubuhku untuk mengambil keuntungan dariku. Namun, siapa wanita ini? Mona? Mona Ferlendian? Kerajaan Ferlendian? Apa yang dia sebutkan itu adalah kerajaan vampir yang bernama Ferlendian itu? Dia ... adalah Ratu dari kerajaan itu. Apa yang dia inginkan dariku?
Dia segera menusuk jantungku dengan tombak apinya. Aku hanya mampu menutup kedua mataku agar tidak melihat akhirku yang akan menjadi tragis. Tubuhku akan diambil alih seutuhnya oleh wanita sialan ini. Tidak adakah lagi yang bisa aku lakukan untuk melawannya? Tidak ada. Kematian adalah jalan terakhirku. Aku harap Hallow tidak akan membenciku.
Selamat tinggal.
ZLEB!!
Aku mendengar suara tusukan yang dalam, tapi kenapa rasanya tubuhku tidak merasakan apa-apa? Perlahan aku membuka kedua mataku. Betapa terkejutnya bahwa Mona tertusuk dari belakang oleh pedang seseorang di belakangnya. Aku tidak tahu siapa, namun yang jelas pedang dari orang itu telah menyelamatkan nyawaku.
“Sampai di sini saja perang kita, Ratu Mona Ferlendian. Akulah yang memenangkan perang ini. Kau akan dihukum selamanya di neraka yang paling panas.” Suara itu ... aku kenal suara itu. Tidak mungkin dia di sini. Tapi, suara itu nyata terdengar di belakang Mona. “Kau sudah menyakiti Ratu Mocca. Kau yang berdarah bangsawan dari bangsa vampir tidak memamerkan kehormatanmu pada kerajaan lain. Apakah itu masih bisa dibilang bangsawan?”
Gigi Mona bergemeletuk dan rahangnya mengeras. Menggeram murka kepada orang yang menusuk menggunakan pedang di belakangnya. Dia terlihat ingin melakukan sesuatu kepada orang itu, namun mendadak dia muntah darah dan jatuh tersungkur dengan darah yang keluar deras dari tusukan pedang itu. Lalu dia lenyap begitu saja menjadi abu.
Aku membangkitkan diriku dari posisi terlentangku. Tubuhku terasa sakit karena mendarat terlalu kasar ke lantai. Namun untunglah tidak parah hanya sedikit perlu berbaring di kasur tubuhku akan kembali terasa baik. Mataku menatap kaget ke arah orang yang menusuk Mona. Dia juga melihatku dengan matanya yang dilebarkan. Tampak terkejut juga. Aku penasaran kenapa dia bisa masuk dan menemukanku di sini.
“Mocca.” Dia membuang pedangnya dan berlari cepat ke arahku. Sampainya di depanku dia memegang wajahku lalu memelukku. “Syukurlah aku sempat.”
“Hallow.” Aku ingin memeluknya juga, namun kedua tanganku terlalu lelah untuk melakukan apapun. Tubuhku sangat lemas hingga akhirnya aku jatuh dalam rengkuhannya.
“Kau akan baik-baik saja. Dia sudah melepaskan tubuhmu. Jadi kau akan segera kembali. Tutuplah matamu dan setelah itu kau akan segera sadar di tempat yang berbeda, yaitu istanaku,” kata Hallow.
Aku mengikuti apa yang dia katakan. Memejamkan mataku. Membiarkan diriku merasakan tubuhku direngkuh olehnya. Kehangatan yang begitu aku rindukan akhirnya aku rasakan kembali. Dan setelah aku beristirahat untuk sementara, aku akan kembali menjadi seorang Mocca Lixadian yang seutuhnya.
---
Akhirnya aku bisa bersekolah kembali setelah tiga hari aku melewatkan detik-detik membosankan di dalam istana. Hallow memaksaku istirahat cukup agar aku sembuh. Padahal aku tidak mengalami rasa sakit lagi setelah Mona tidak merasuki tubuhku lagi.
Ternyata, Hallow keluar dari raganya dan masuk ke dalam ragaku untuk menyelamatkanku dibantu oleh penyihir istana kerajaan Ferlendian. Aku tertegun Hallow akan mempertahuhkan nyawanya sendiri demi menolong diriku dari Ratu Mona. Dan bersyukur sekali, bahwa kami berdua masih hidup. Kembali ke tubuh kami masing-masing tanpa meninggalkan rasa sakit.
Tentang Ratu Mona Ferlendian, dia dinyatakan meninggal dalam keadaan tertidur. Tentu saja karena waktu itu arwahnya sedang bersemayam di dalam tubuhku. Kerajaan Ferlendian sudah punah dan kota yang kerajaan Ferlendian pimpin, dipimpin alih oleh kerajaan Daimeldian, yaitu kerajaan Putri Belza. Alasannya karena kerajaan Daimeldian berdekatan dengan kota yang kerajaan Ferlendian pimpin. Jadi, begitulah. Mereka lebih memilih cara yang mudah.
Namun, soal kelima kesatria vampir itu, mereka berlima kabur entah kemana. Aku berharap mereka tidak akan mengganggu kerajaan lain seperti kerajaan Mixolydian atau juga hidupku, karena aku tidak ingin merepotkan Hallow lagi.
Pagi ini, di dalam kelas banyak membicarakan tentang murid baru. Aku berpikir kalau di kelas ini akan ada murid baru. Dan sepertinya perkiraanku benar, karena Violet tiba-tiba saja menarik tanganku untuk duduk di kursiku dan mengajakku mengobrol.
“Kau tahu?” tanya Violet. Matanya tampak bersinar cerah seperti matahari, membuatku harus menutup setengah mataku agar tidak kesilauan.
“Tidak,” jawabku enteng.
“Hei, aku belum selesai bicara!” Violet mengerutkan bibirnya, membuatku tertawa kencang, karena jarang sekali melihat Violet menjadi aktif begini. Segitu hebohnya kah murid baru itu?
Selagi aku berbincang dengan Violet, Hallow sedang bicara dengan Beethov dan Greethov. Oh iya, saat aku tidak masuk sekolah, Beethov dan Greethov sudah menjadi murid baru di kelas ini. Aku penasaran apa yang sedang mereka bicarakan. Dari ekspresi mereka, sepertinya serius sekali. Sedangkan Reo hanya diam duduk di kursi dalam senyumnya sambil melihat kami berdua berbincang atau mungkin dia hanya memperhatikan Violet saja.
“Baik, baik. Lanjutkan,” kataku.
“Ada murid baru lagi, lho! Kali ini murid barunya adalah orang berdarah bangsawan! Aku berpikir kalau orang-orang bangsawan itu menakjubkan dalam segala hal. Terutama ketampanan atau kecantikan,” lanjut Violet.
“Bangsawan?” Aku mengerutkan kedua alisku mendengar apa yang sudah Violet katakan. Kerajaan dari mana? Dan murid barunya ada dua. Kenapa mereka ingin bersekolah di Akademi Housran?
Seorang guru tiba-tiba saja masuk ke dalam kelas. Mengheningkan keadaan kelas dalam sekali muncul. Di belakangnya, ada dua murid yang sepertinya akan menjadi murid baru di kelas ini.
“H-hah?!” Hallow berseru tidak percaya melihat dua murid itu berdiri di depan kelas yang akan segera memperkenalkan diri. Aku juga bereaksi sama dengan Hallow, tetapi tidak sampai ternganga lebar. Mataku semakin terbuka lebar mengetahui dua murid itu adalah ...
“Hai, semua! Perkenalkan, ya, namaku Belza Daimeldian. Panggil saja aku Belza, ya! Kalau kalian memanggilku Putri Belza, aku akan menyuruh burung-burung gagak untuk mematuk kalian. Mohon bantuannya sampai hari kelulusan!” kata gadis bermata coklat itu memperkenalkan diri.
“Panggil saja Jeky, ya! Maaf, kalau para gadis di sini tidak bisa memperebutkan diriku yang tampan ini, karena, aku sudah bertunangan dengan gadis yang aku cintai. Sekali lagi maaf, ya...!” kata lelaki berambut kuning keemasan itu sambil menggenggam erat tangan Belza.
Murid-murid yang duduk memperhatikan bersorak ria atas keadatangan Belza dan Jeky sebagai murid baru. Sedangkan aku dan Hallow hanya memasang wajah datar. Kalau Reo, dia juga sama tidak peduli tetapi tetap menyunggingkan senyum.
Guru kelas kami mengeluarkan sedikit mantra dan muncullah dua kursi dan meja untuk Belza dan Jeky. Mereka duduk di kursi yang guru munculkan, tepatnya berada di dekat tempat duduk Violet dan Reo berada. Hallow menatap tajam ke arah Jeky dan Belza. Mungkin saat istirahat tiba, kami bisa mendengarkan alasan mereka ikut bersekolah di Akademi ini.
🎃 TO BE CONTINUE ...
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro