Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bagian 1 - Naga Hitam

Prajurit A: "Kau mau ke mana?"

Prajurit B: "Tidak ada jalan lain! Dia pasti kabur ke hutan!"

Prajurit A: "Kalau begitu, kejar dia!"

Suara para prajurit dan petugas pengadilan berangsur-angsur menghilang. Setelah memastikan tidak ada orang di sekitar, aku bangkit perlahan dari pinggiran sungai. Setelah menunggu beberapa saat lagi, aku bangkit berdiri lalu menarik napas panjang.

Aku mengangkat rok. Satu tanganku menggenggam Pedang Persik. Dengan hati-hati, aku melangkah ke daratan kering.

(seseorang): "Kau siapa?"

Youran: "...!"

Aku ingin bertindak cepat, tapi, tetap kalah cepat dengan tarikan kuat di lenganku. Pedangku bahkan hampir terjatuh oleh tarikan itu.

Aku menoleh dan langsung melihatnya. Seorang pria kini menyipitkan mata ke arahku. Ekpresi pria itu semakin suram saat melihat pedang kayu di tanganku. Melihat tanduk di kepala dan ekor di belakangnya menjuntai sampai ke kakiku, pria ini sepertinya ingin menghalang-halangiku.

(Pria Misterius): "Pedang ini .... "

Youran: "Si ... siluman!!!"

Aku berteriak sekeras-kerasnya seraya memberontak. Sayangnya, pria ini terlalu kuat. Usahaku sama sekali tidak membuahkan hasil.

Prajurit B: "Aku mendengar suara gadis itu! Di sana!"

Mendengar seruan prajurit dan suara-suara para prajurit kembali dari persimpangan gunung, aku dan pria siluman di depanku sama-sama terpaku.

Aku tiba-tiba ingat pentingnya menjaga Pedang Persik di tanganku. Entah dari mana kekuatan itu muncul, tapi, aku dapat melepaskan diri dari pegangan pria itu dan memaksanya kembali ke dalam air.

Youran: "Siluman! Karena kau tak sempat menyantapku, aku takkan melibatkanmu ... Jadi, tetaplah di sini! Aku harus segera pergi!"

Aku mengangkat rokku untuk mencoba lari sekali lagi. Namun, pakaian yang basah kuyup menjadi semakin berat. Ketika hendak meninggalkan sungai, aku tidak bisa berdiri dengan tegak. Sebuah desahan ringan terdengar di belakangku. Tubuhku ditarik paksa untuk masuk kembali ke dalam air. Punggungku kemudian berbenturan dengan dada bidang milik seseorang.

Youran: "Kau .... "

Tuan siluman itu mengabaikanku. Dia hanya melirik para prajurit dan petugas yang lewat. Aku mengikuti arah pandangnya. Segera, kulihat tanaman merambat di tepi tebing bergerak sendiri, menjerat pergelangan kaki mereka lalu melemparkan orang-orang itu kembali ke jalan pegunungan.

Youran: "Ampunilah mereka. Mereka memang menyebalkan, tapi, tidak pantas mati."

(Pria yang diperkirakan sebagai siluman): "Mereka tidak memenuhi syarat untuk kubunuh."

Begitu suara itu terdengar, beberapa prajurit dan petugas bangkit terhuyung-huyung. Baru saja aku akan menarik napas lega, kusadari pria siluman di belakang kembali terfokus padaku.

(Pria yang diperkirakan sebagai siluman): "Kejahatan apa yang kau lakukan?"

Youran: "Aku tidak melakukan kejahatan apapun! Aku hanya mengambil kembali barang kepunyaanku! Orang-orang itulah yang berbuat salah!"

Kutatap ia lekat-lekat seraya memeluk pedang dengan marah. Segera, aku menegakkan posisi.

Youran: "Hm, begini ... terima kasih sudah membantuku, tapi, bisakah kau tidak memakanku?"

(Pria yang diperkirakan sebagai siluman): "Bukankah tadi kau yang berani-beraninya mendorongku ke dalam air?"

Dia menunjuk Pedang Persik di tanganku.

(Pria yang diperkirakan sebagai siluman): "Apakah pedang itu yang membuka tabir?"

Tabir?

Aku menunduk dan berpikir. Aku pernah mendengar ayahku menjelaskan tentang semacam tabir penghalang yang bisa menyegel siluman. Hanya Pedang Kayu Persik yang terpulas darah seseorang yang bisa membuka gerbangnya. Sejak lebih dari sepuluh tahun yang lalu, siluman-siluman tak bisa tinggal di daerah luar tabir itu. Tapi ....

Youran: "Mungkinkah ... Anda ini adalah ... Naga Hitam ... Sang Penjaga Suci?

Youran: "Ya, ampun! Itu benar-benar tanduk naga! Sisik di ekor Anda sangat berkilau-kilau! Dan ... wah, pakaian Anda berbahan sutra! Apakah Anda membuatnya sendiri?"

(Lucienism: "Stop it, MC! Kamu bikin malu kita-kita aja!")

(Putu: Ganti genre tetap dummy -___-)

Naga Hitam: " .... "

Aku tidak menyangka kalau aku akan bertemu Penjaga Suci. Rasa ingin tahuku begitu besar hingga aku melupakan betapa murkanya dia sekarang. Tepat ketika tanganku hendak meneliti rambutnya, pria itu tiba-tiba menarik tanganku dan menekanku kuat-kuat di tepian air.

Naga Hitam: "Sudah cukup pegang-pegangnya?"

MC: "Um .... "

Naga Hitam: "Kau ini memang seorang penjahat!"

Pandanganku menangkap kilat berbahaya pemangsa darinya. Aku jadi gugup. Untungnya, tatapan itu beralih ke wajahku dan akhirnya berhenti di Pedang Persik.

Naga Hitam: "Bukalah tabir itu!"

Youran: "Apa?"

Naga Hitam: "Bukalah dan aku akan tahu apakah kau sedang berdusta atau tidak."

Aku tak tahu apa konsekuensi membiarkan Penjaga Suci pergi tanpa izin tertentu, tapi, aku tetap mendengarkan kata hatiku. Aku mengangguk setuju. Naga Hitam kemudian melepaskan cekalannya di tanganku. Namun, dia terus menatapku saat melangkah, seolah sedang tak percaya aku bisa menepati janjiku.

Youran: "Tuan Penjaga, apakah Anda tidak menyukai manusia?"

Naga Hitam: "Aku hanya tidak mempercayai mereka."

Youran: "Hmmm, manusia itu memang bisa sangat licik. Seseorang mungkin membantumu hari ini lalu meminta balas budi di kemudian hari."

Naga Hitam: "Apa yang ingin kau jelaskan?"

Aku memperhatikan ekspresinya. Dengan hati-hati, aku menimbang-nimbang sebaiknya mengucapkan apa.

Youran: "Sekarang, aku berjanji membuka tabir. Aku takkan mengingkari janji itu. Namun, Anda baru saja melihat situasi yang terjadi. Kalau aku hanya kembali seperti ini, aku takkan bisa mempertahankan pedang ini."

Naga Hitam: "Apakah pedang itu penting bagimu?"

Youran: "Ya! Keluargaku telah membasmi siluman selama beberapa generasi. Pedang ini adalah pedang pusaka kami. Beberapa waktu lalu, pemilik Toko Jianzhu mencurinya dan aku merebutnya kembali. Sayangnya, karena ini, tampaknya aku harus terus bersembunyi di masa depan."

Naga Hitam: "Kau berasal dari keluarga pembasmi siluman. Lalu mengapa kau masih takut pada siluman?"

Aku mengingat reaksi berlebihan tadi dan segera tertawa malu.

Youran: "Karena dalam sepuluh tahun sejak Anda disegel, dunia menjadi sangat aman. Kami telah terbiasa dengan dunia tanpa siluman. Tiba-tiba melihat manusia dengan penampakan sangat berbeda, tentu saja aku akan terkejut."

Naga Hitam mengangkat alis, tak berkomentar lebih jauh.

Youran: "Mengapa kita tak melakukan transaksi saja? Aku akan membantu Anda membuka tabir dan Anda akan membantuku membereskan situasi. Ini pastilah bukan hal sulit bagi Anda."

Naga Hitam: "Jadi, ini adalah budi yang harus dibalas?"

Youran: "Ya! Aku akan mengajukan syarat-syaratnya sekarang agar Anda tidak menaikkan harga di masa depan. Dengan demikian, kita akan sama-sama untung."

Naga Hitam terdiam beberapa saat, lalu akhirnya mengangguk pelan.

Naga Hitam: "Aku bisa membantumu, tapi, kau sendiri harus melindungi hal-hal penting di kemudian hari. Selain itu, aku takkan membantumu untuk kedua kalinya."

Youran: "Baik! Terima kasih, Tuan Penjaga!"

Aku kemudian membawa Naga Hitam ke jalan setapak. Kami berjalan menuju kota. Aku memikirkan cara membuatnya bergerak dengan leluasa di sekitar kota.

Youran: "Ngomong-ngomong, saat kita pergi ke dalam kota, bisakah Anda menyembunyikan tanduk dan ekor Anda?"

Naga Hitam: "Bisa."

Dia menunduk dan berkedip. Seketika, tanduk dan ekornya menghilang.

Youran: "Baiklah ... aku masih belum tahu siapa nama Anda."

Naga Hitam: "Kau tak perlu tahu."

Youran: "Lalu, bagaimana aku memanggilmu di kota? Apakah masih harus kupanggil 'Tuan Penjaga'?"

Naga Hitam: "Itu tidak memungkinkan."

Youran: "Tuan Naga Hitam? Tuan Majikan?"

Dia mengerutkan kening dan menatapku. Sepertinya, ia tidak menyukai semua pilihan panggilan itu. Aku memutar otak, memikirkan lebih banyak nama panggilan. Dia akhirnya mendesak, agaknya sudah punya satu keputusan.

Naga Hitam: "Aku bermarga Li."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro