Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bagian 2 - Tuan Muda Aneh

Angin bertiup melalui Gunung Selatan. Dedaunan berjatuhan ke atas kolam. Ribuan pemandangan seakan terhenti di hadapannya. Seolah-olah, hanya mendampingi sepasang mata galak itu.

[ Putu notes: Dasar Gavin judes. Ganti genre aja masih judes -_- ]

Youran: "Siapa kau?"

Lelaki misterius: "Orang yang barusan kaucari."

Dia meletakkanku di tepi sungai lalu memperhatikanku dari atas ke bawah. Setelah yakin bahwa aku baik-baik saja, dia pun bersiap pergi.

Youran: "Hei! Tuan Muda!"

[ Cheri Notes: MC (Youran) menggunakan panggilan 公子 ("gongzi"). Biasanya, ini digunakan untuk menghormati anak dari keluarga kaya ]

Aku pun menghentikannya.

Youran: "Terima kasih untuk yang tadi itu!"

Lelaki Misterius: "Tak masalah. Tak perlu berterima kasih."

Youran: "Apakah Anda juga sedang mencari Qilin?"

Lelaki misterius: "Tidak."

Dia menanggapi dengan singkat. Namun, dia berhenti setelah sempat melangkah melewatiku.

Lelaki misterius: "Kau terluka."

Youran: "Hm?"

Mengikuti arah pandangannya, kutemukan bahwa telapak kaki kiriku telah tergores oleh sesuatu di beberapa tempat. Saat ini, goresan-goresan itu telah berdarah.

Youran: "Sakit!"

Lelaki misterius: "Tadi sepertinya engkau tidak merasakan sakit (?)"

Youran: "Tiba-tiba saja terasa sakit saat Anda menyinggungnya!"

Lelaki misterius: " .... "

Lelaki itu berjongkok. Tampaknya, aku harus menunjukkan betisku kepadanya.

Youran: "Tuan Muda, Anda .... "

Saat memeriksa lukaku, dia bicara menyelaku.

Lelaki Misterius: Namaku Bai Qi.

Dia lalu menempelkan beberapa tanaman obat. Saat dia mengangkat kepala untuk melihatku, hiasan berwarna emas yang digunakannya untuk mengikat rambut berkilau-kilau, memancarkan cahaya terang.

Bai Qi: "Aku tidak dipanggil 'Tuan Muda'."

Setelah lukaku tersaput, Bai Qi berdiri dan menatapku sekilas.

Bai Qi: "Air di sini beracun. Kalau kau tak berhati-hati, racunnya akan menyebar lebih jauh. Meski lukamu tak serius, lebih baik istirahat sebentar sebelum bergerak lagi."

Youran: "Baiklah ... hm ... Bai Qi?"

Bai Qi: "Ada apa?"

Youran: "Mengapa kau tak membiarkanku menangkap ikan di sini?"

Bai Qi: "Semua makhluk hidup di gunung ini memiliki spirit tertentu. Sebaiknya, jangan ganggu mereka."

Youran: "Tapi .... "

Mau tak mau, aku terpaksa menelan ludah sambil mengurut perut. Aku sudah kelaparan sejak pagi tadi. Kuangkat kepala lalu menatap Bai Qi dengan pandangan memilukan.

Youran: "Kau tak tega melihat ikan berspirit ini dimakan. Namun, kau tega melihat seorang perempuan lugu mati kelaparan di pedalaman gunung?

Bai Qi: " ... kau bisa memilih untuk pergi meninggalkan tempat ini, kan?"

Sekelebat cahaya keluar dari lebatnya dedaunan, menerangi wajah Bai Qi.

Bai Qi: "Ada sebuah desa. Tak jauh dari dasar gunung. Turunlah ke bawah gunung sekarang. Harusnya, kau tiba tepat waktu sebelum makan malam."

Ekspresi acuh tak acuh Bai Qi memberi tahuku satu hal. Aku takkan bisa makan ikan bakar hari ini.

Youran: "Huh! Rasanya memang tak ada pilihan lain."

Aku memperhatikan sekeliling, lalu membungkuk untuk memetik dandelion. Kumakan saja putik dandelion itu. Aroma tanaman yang hijau segera menyebar di udara, samar-samar.

Aku mengamati sekeliling, lalu membungkuk untu

Alis Bai Qi terangkat.

Bai Qi: "Manusia *terbatuk* kenapa kaumakan semuanya?"

Youran: "Tak usah merepotkan. Kau tak mengizinkanku menangkap ikan, jadi, aku tak punya pilihan selain memetik dandelion ini untuk dimakan. Seharusnya ini diperbolehkan, kan?"

Ada banyak dandelion terlihat di belakang Bai Qi. Mungkin, gunung ini memang benar dipenuhi berbagai-bagai spirit. Bahkan dandelionnya lebih besar dari dandelion biasa.

Youran: "Agak sukar buatku bergerak dengan kaki seperti ini. Bisakah engkau membantuku mengambilkan sedikit dandelion lagi? Dandelion-dandelion itu ada di belakangmu."

Aku membungkuk untuk menunjuk, tapi, Bai Qi tiba-tiba menoleh. Akhirnya, untuk pertama kalinya, dia menatapku dengan serius.

Bai Qi: "Kau yakin ingin tetap di sini?"

Youran: "Tentu saja. Tadi, aku sudah mengatakan kalau aku di sini untuk mencari Qilin. Aku takkan pergi sampai aku menemukannya."

Bai Qi menurunkan arah pandangnya sedikit untuk menatapku. Beberapa helai rambut jatuh di sisi wajahnya.

Bai Qi: "Dandelion ini bukan satu-satunya yang bisa dimakan di gunung. Setelah kakimu pulih, aku akan mengajakmu mencari makanan lain. Saat itu, jika kau masih ingin mencari Qilin, aku akan membawamu ke sana."

Youran: "Bagaimana dengan buah di pohon hijau ini?"

Melihat pohon yang dipenuhi plum hijau, aku berbalik dengan bersemangat dan bertanya.

[ Cheri Notes: Plum melambangkan ketekunan, harapan, dan keindahan yang tumbuh dalam kesulitan. Saat pohon plum mekar di antara dua musim, itu juga dilihat sebagai simbol musim semi - membawa kehangatan, transisi, dan janji untuk berbuah. ]

Sedikit keraguan melintas di mata Bai Qi.

Bai Qi: "Seharusnya begitu."

Dia mengulurkan tangan, mencabut beberapa, lalu menyerahkan buah itu kepadaku.

Bai Qi: "Cobalah."

Tanpa banyak berpikir, aku langsung mengambil buah dari tangan Bai Qi. Setelah menyeka buah di lengan baju, aku pun menggigitnya.

Youran: "Oh!"

Bai Qi: "Bagaimana?"

Youran: "Asam sekali!"

Kututupi wajah untuk menyembunyikan ekspresi. Hilang kendali oleh asamnya buah, aku meludah dengan suara "Puih! Puih!"

Youran: "Buah ini ternyata belum matang!"

Senyuman muncul di mata Bai Qi, tapi, dia menyembunyikannya dengan batuk-batuk.

Bai Qi: "Sangat asam, ya?"

Dia mengangkat sebuah plum lalu menggigit. Dia mengangguk-angguk.

Bai Qi: "Memang asam."

Youran: " .... "

Mataku menelusuri pola warna perak di pakaiannya hingga yupei giok yang tampak mahal di pinggangnya. Aku pun mendesah tanpa sadar.

[ Putu Notes: Cheri menerjemahkan sebagai jade ring. Namun, sepertinya, itu adalah hiasan giok yang disebut yupei. Orang Tiongkok zaman dulu sering mengenakan hiasan pinggang beragam bentuk. Mungkin yupei ini memang berbentuk cincin. ]

Youran: "Jadi, engkau benar-benar seorang putra dari keluarga bangsawan. Sekilas saja, aku sudah tahu kalau engkau tak mengalami banyak permasalahan dalam hidup."

Aku bergumam pelan, dan Bai Qi melirikku.

Bai Qi: "Kaubilang apa?"

Youran: "Bukan apa-apa."

Bai Qi terlihat luar biasa. Mungkin saja, dia adalah putra dari keluarga bangsawan yang tinggal di dekat gunung. Yang aneh adalah, mengapa dia tidak tahu cara membedakan buah manis dan asam, ya?

Aku mengangkat sebuah plum hijau di depan Bai Qi dan berkata dengan nada serius.

Youran: "Jenis buah yang hijau dan keras ini belum matang. Kau tidak bisa memakannya. Lain kali, jangan memakannya secara tidak sengaja. Mereka benar-benar asam."

Dengan ekspresi serius, aku menghabiskan banyak waktu untuk menjelaskan hal ini kepada Bai Qi.

Bai Qi terlihat memperhatikanku. Sinar matahari menyinari kami, menegaskan gestur tersenyumnya.

Bai Qi: "Hm, aku mengerti."

Manik matanya bagai kilauan amber di musim panas. Bahkan jika dia hanya menatapku sekilas, ringan bagaikan angin dan awan, itu sudah cukup membuatku tersesat.

Youran: "Bai Qi, mengapa kau mau ikut mencari Qilin?"

Bai Qi: "Karena kau sangat ngotot. Aku belum pernah bertemu seseorang yang begitu berusaha keras untuk menemukan makhluk legendaris. Begitu ... gigih.

Entah kenapa, wajah Bai Qi memerah dari telinga ke telinga saat mengatakan ini.

Youran: "Wajahmu seperti memerah?"

Bai Qi: "Kau salah melihat."

Dia berdeham, lalu menoleh sekilas.

Bai Qi: "Aku ingat, legenda mengatakan, hanya orang yang telah melintasi perbatasan selatan di puncak gunung yang dapat menemukan Qilin."

Youran: "Hm, itu benar. Namun, legenda itu hanya tertulis di kitab-kitab kuno di kuil. Bagaimana kau bisa tahu tentang hal itu?"

Bai Qi tidak menanggapi. Dia hanya berjalan di depanku.

Bai Qi: "Hanya aku satu-satunya yang akrab dengan tempat ini. Ayo, pergi! Aku akan membawamu ke puncak gunung."

Youran: "Seharusnya kita segera sampai, kan? Kita sudah berjalan begitu lama."

Bai Qi: "Puncak gunung akan terlihat setelah kita menyeberangi jalur gunung ini."

Lepas menapak dengan ujung kaki, Bai Qi terbang melintasi permukaan sungai. Dia membuatku terpana di seberang sungai.

Bai Qi: "Ada apa?"

Youran: "Apakah kau pernah berpikir, tidak semua orang memiliki keahlian terbang sepertimu? Contohnya ... aku?"

Terpisahkan oleh arus deras dan bebatuan terjal, Bai Qi dan aku pandang-memandang.

Akhirnya, dia mengulurkan tangannya kepadaku.

Bai Qi: "Aku akan menangkapmu dari sini. Kau hanya perlu mengambil langkah pertama."

Youran: "Kau yang bilang, lho! Kau harus menangkapku, lho!"

Gemetaran, aku mengambil langkah pertama. Jari kakiku segera menyentuh sebuah batu di air.

Bai Qi berdiri di seberang sungai, memperbaiki posisi agar bisa menjangkauku. Terpisahkan oleh air, tatapannya memberiku kedamaian tak tertandingi dalam pikiran.

Saat itu, batu di bawah kakiku mulai kendor pijakannya.

Youran: "Ahhh!"

Dengan panik, aku berusaha menstabilkan diri. Namun, aku kehilangan keseimbangan dan segera akan jatuh ke air.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro