Tersisih
Ps: Terserah mau bayanginnya siapa '-'
.
.
Raga itu ada, tetapi dia dianggap tiada. Apakah mereka tak sadar jika dirinya berada diantara mereka semua? Sampai sebegitunya. Karena dia bukan makhluk kasat mata, ataukah hanya angin lalu semata? Semua pertanyaan dalam benak sudah terjawab dengan keadaan yang ada.
BYUR!
"Bangun pemalas!" Seketika sosok yang masih bergelung dengan selimutnya terperanjat. Langsung duduk seraya mengelap wajah basahnya itu. Bangun tidur saja sudah seperti ini, apalagi ke depannya?
Sejujurnya di dalam hati kecilnya menanyakan, 'apakah orang tuanya masih menganggap dia anaknya / tidak?' Tetapi ia hanya mesin bagi mereka. Dia selalu menjadi anak baik. Beratkah mereka mengucpkan 'anakku' pada mulut yang senantiasa mencacinya itu? Menyedihkan.
Di sekolah pun hanya segelintir orang yang mau berteman dengan ia----itupun ada maunya. Selalu menyembunyikan kesedihan dibalik kedok yang ia buat sempurna. Ah, dunia memang panggung sandiwara ya..
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro