Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

─2─


"Aku pulang. "

Suara lembut namun tegas terdengar, Tamaki bergegas berjalan menghampiri [Name] yang sedang melepas sepatunya.

"[Nickname], selamat datang. "

"Hm? Tamaki-kun, sudah pulang? Bagaimana pekerjaanmu tadi?"

Tamaki beralih menghirup dalam aroma sang Istri. Walaupun selesai kerja, bau khas ini sangat memanjakan Tamaki.

Tunggu, kenapa? Oh, Tamaki sedang memeluk [Name] dari belakang. Akibat rasa iri karena melihat member seperunit-nya yang memberi garam kepadanya.

"Sudah. Tadi sangat menyenangkan, walau aku tidak suka melihat mereka sedang bermesraan, " jawab Tamaki frontal disambut tawa kecil oleh [Name].

Ah, saat ini pun [Name] terlihat sangat menawan.

[Name] balas mengelus rambut Tamaki, "aku baru datang dari kerja, loh. "

"Aku tidak peduli karena [Nickname] terlihat sangat menawan dimataku. "

[Name] bersemu. Dia tetap saja tidak terbiasa dengan kata frontal namun mudah dimengerti milik Tamaki.

"Terima kasih, Tamaki-kun, " ucap [Name] setelah mengendalikan dirinya. Wanita itu hendak memanjakan diri...

"[Nickname], makan puding bareng, yuk. "

"Tentu! "

...setelah lidahnya mencicipi dessert favoritnya.

--

"Nee, Tamaki-kun, kau tahu? "

"Apa? "

Pada akhirnya, [Name] hanya mengganti baju dan mencuci mukanya. Kebiasaan memakan puding bersama tidak bisa dilepaskan dari pasutri ini. Bisa dikatakan, memakan puding bersama termasuk dalam family time mereka.

"Aku bertemu sepupuku, Haru-nii. "

Sendok yang tadinya ingin meluncur ke dalam mulut tidak bergeming seketika.

"Laki-laki? "

"Iya. Jujur, kita sudah lama tak bertemu, dan dia sekarang terlihat sangat tampan~!" kata [Name] dengan antusias, berbalik dengan wajah datar Tamaki yang melahap sesendok Ousama Pudding.

"Lebih tampan dariku? "

"Uhm, tidak. Kalian sama-sama tampan. "

Tamaki menaruh gelas plastiknya di meja, menaruh tangannya untuk berpusat pada dinding terdekat. Di mana [Name] kini berada di hadapannya, terpojok.

"Aku ... tak ingin disamakan. Walau dengan sepupumu, " ujarnya lirih.

[Name] mengerjap, disusul wajah yang memerah.

Ah, padahal aku hanya ingin menjahili sedikit.

"Baiklah, baiklah. Tamaki-kun yang tertampan di dunia. "

Wajah Tamaki mencerah, sebelum dia melakukan sesuatu kepada [Name].

"[Name], aku mencintaimu. "

[Name] menutup bibirnya dengan tangannya, darah mengalir ke kepalanya secara cepat.

"Dasar. Aku juga mencintaimu. "

Tamaki mengerjap, sedang mengumpulkan nyawa karena sinar matahari mulai menembus jendela.

"Ngh, [Nickname], tutup tirainya. "

Tidak ada respon. Tamaki mengulurkan tangan ke sisi lain, meraba-raba. Tidak merasakan sesuatu yang ia kira harus berada, pria itu bergegas bangun.

Retinanya menangkap sebuah notes kecil berwarna putih, tertempel pada belakang pintu kamar.

Tamaki tidak bergeming setelah membacanya. Sedetik kemudian, tangannya sigap mengambil ponsel yang terletak di meja.

"P-panggilan tak terjawab dari Sou-chan dan Manajer... "

Pria berambut biru langit dengan tergesa-gesa bersiap diri karena telat ke tempat pemotretan dari jam yang ditentukan. Beberapa menit berlalu, setelah melahap setengah sarapannya dengan cepat Tamaki menyambar bungkusan berwarna senada dengan rambutnya lalu berjalan keluar. Tak lupa mengunci pintu apartemen.

"Sial, Sou-chan akan marah besar nanti! "

Notes

Aku tak ingin membangunkanmu terlebih dahulu karena dirimu terlihat sangat nyenyak. Bentomu ditempat biasa, dan sepertinya Sougo-san menelponmu berkali-kali sejak aku menyiapkan sarapanmu.

Semangat untuk hari ini, Tamaki-kun!

[Name].

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro