─1─
Mata birunya mengamati sekeliling sesaat. Bento buatan [Name] yang ada di tangannya tersisa setengah. Pria yang kini berumur 22 tahun itu mulai melanjutkan acara makannya yang tertunda.
Sekarang, Tamaki berada dalam tempat syuting bersama member IDOLiSH7 lainnya. Unit yang sudah terbentuk sejak dirinya berumur 17 tahun ini belum bubar walau sang leader sudah menginjak umur yang matang untuk menikah.
Acara kali ini adalah variety show yang memiliki salah satu perintah "membelikan sesuatu kepada seorang wanita random". Tentu saja, Tsumugi dengan semangat mengusulkan crew kepercayaan mereka --pasangan para member-- menjadi wanita random tersebut.
Tamaki menebak, mungkin ketika giliran TRIGGER untuk mengisi acara ini, manajernya akan menjadi wanita random tersebut untuk Gaku. Mengingat hubungan mereka masih baru.
Giliran dia dan [Name] sudah selesai pertama kali karena istrinya berkata memiliki pekerjaan mendadak saat jam makan siang.
Dia mengunyah nasinya lebih cepat ketika menangkap adegan romansa di dekatnya.
"Ha'i, Riku-kun, buka mulutmu~"
"Aaa~"
Beberapa meter darinya, Riku Nanase sedang makan disuapi oleh Nanase-san.
Oh, jangan heran. Member lain sudah memiliki istri berkualitas, kecuali Phytagoras Trio. Bahkan, Iori saja melangkahi kakaknya untuk menikah duluan. Padahal, Mitsuki yang berpacaran terlebih dahulu.
Tentunya, fakta bahwa mereka menikah adalah rahasia publik.
Tamaki tersenyum mengingat hal tersebut. Pandangannya beralih ke samping, di mana Sougo memakan bentonya dengan tenang.
"Sou-chan. "
"Hm? Ada apa, Tamaki-kun? "
"Osaka-san tidak ikut? Bukannya giliran kalian nanti? "
Tangan Sougo terdiam sesaat sebelum tersenyum kecil ke Tamaki.
"Katanya tidak bisa tepat waktu. Dia sepertinya akan datang beberapa menit sebelum bagianku, " jelas Sougo yang sepertinya mulai mengingat istrinya.
Tamaki mengangguk paham, hilang sudah sedikit rasa penasarannya. Pandangannya berpindah ke pria yang berstatus termuda dalam unit sepertinya.
"Iori~!"
"Ada apa? "
"Aku hanya ingin memelukmu, teehee~ "
"U-ugh… Lakukan sesukamu, sweety. "
Entah mengapa Tamaki ingin mengeluarkan isi perutnya melihat adegan barusan. Namun ia menahannya, karena ini masakan [Name]. Ternyata, Iori yang straight-foward bisa jatuh cinta juga.
Seperti dirinya, masih saja terus jatuh cinta kepada [Name].
"M-mitsu, e-enak, tidak? "
Tamaki menoleh ke arah lain.
"Un! Masakanmu memang terbaik! "
"B-benarkah?! Syukurlah, ku kira rasanya akan-- "
Mitsuki menjejalkan sebuah sosis kecil ke mulut pacarnya sambil tersenyum lebar.
"Jadi, ayo makan bersama! "
Ah, Tamaki lupa kalau yang masih sendiri hanyalah Yama-san dan Nagi. Merasa ujung sumpitnya menyentuh sesuatu yang keras, Tamaki menyadari bentonya telah habis. Tangannya meraih botol, mulai meneguk air mineral miliknya.
Ingin menelpon [Name], Tamaki ingat kebiasaan istrinya akan mensilent ponsel saat kerja. Tamaki mulai menelpon [Name], menguji keberuntungan bahwa [Name] akan menjawabnya.
Lihatlah, panggilan Tamaki benar-benar terabaikan.
'Sial, aku jadi ingin bersama [Nickname] juga. '
──
Sampai di apartemennya, Tamaki merebahkan diri ke sofa ruang tengah. Matanya bergerak malas, melihat jarum jam yang menunjukkan pukul 8 lebih 20 menit.
Malas menghinggapi diri sehingga tercipta pembuangan waktu yang dikata orang adalah emas. Tamaki bisa dikatakan gabut karena tidak tahu apa yang ingin dilakukan.
Ingin tidur, [Name] belum pulang. Makan malam sudah Tamaki lakukan bersama unitnya tadi. Ah, Tamaki jadi teringat peristiwa menyebalkan di tempat syuting tadi.
Apa sebaiknya aku ke dorm? Tidak-tidak, biasanya pukul 8:30--
Suara pintu yang terbuka terdengar, disertai suara seseorang.
--[Nickname] pulang dari kerja!
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro