Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

3

.
.
.
.
.

Tsukasa yang masih berada di luar cafe, memutuskan untuk masuk. Memilih tempat di dekat mereka. Berpose memata-matai, duduk dan bersembunyi di balik menu cafe yang ia pegang, berusaha agar tidak terlihat. Iris ungunya sesekali melirik, mempertahankan kedua insan tersebut dari balik menu yang ia pegang.

Belum sepenuhnya fokusnya berada pada kedua sosok itu, irisnya malah menangkap 3 sosok familiar lainnya. Ketiga sosok itu berada di meja lain. Dengan surai hitam yang jatuh tertidur di meja dan dua surai berbeda lainnya yang memperhatikan.

Tsukasa mendelik ke arah mereka. Fokusnya teralih pada tiga orang berstatus member unit-nya sewaktu sekolah dulu.

"Apa yang mereka lakukan disini? Jangan-jangan mereka mencoba mengikuti oneesama dan leader juga ...," gumam Tsukasa sembari berpikir keras.

Kepalanya pun menggeleng cepat, membuyarkan pikiran yang muncul. Kembali, fokusnya kembali teralih kepada dua insan yang---

"Hilang?!" seru Tsukasa kaget.

Ia menggebrak meja, mengabaikan tatapan para pengunjung yang mulai menatap ke arahnya. Irisnya menelusuri ke sekitar cafe, mencari keberadaan kedua targernya tersebut. Nihil, ia tidak menemukan bahkan melihat batang hidung mereka. Tangannya pun merogoh sakunya, mengambil handphone yang terletak disana. Memperhatikan GPS sekali lagi.

"Mereka ... ke taman?"

Tergesa-gesa, Tsukasa pergi meninggalkan cafe tersebut tanpa menyadari tiga sosok yang mengikutinya dari belakang.

Tsukasa berlari menuju taman yang terletak tak jauh dari cafe itu. Terlihat, [Name] dan Leo yang duduk di bangku taman.

Penasaran dengan isi percakapan mereka, Tsukasa mengambil tempat di semak-semak belakang bangku itu, mencoba untuk menguping isi percakapan mereka.

"Terus tadi Tsukasa-kun terlihat marah. Hhh, aku harap saat pulang nanti, mood-nya membaik." [Name] sedikit berujar sedih. Yah, entah kenapa disini terlihat Tsukasa lah pihak yang salah.

Mendengar perkataan tersebut, seketika Tsukasa merasa bersalah karena sudah berburuk sangka. Helaan nafas keluar dari bibir Tsukasa, merutuki sikap anehnya. Baru saja ia ingin meninggalkan tempat persembunyiannya, Leo membuka mulut.

"Wahaha~ itu artinya dia benar-benar muak denganmu~☆!" ujarnya sambil tertawa lebar.

[Name] menghela nafas, "Sepertinya benar ... Berarti aku belum cukup baik untuknya?" tanyanya.

Bukan! Siapa bilang oneesama tidak baik untukku?! Leader keterlaluan mengatakan hal yang tidak-tidak seenaknya, batin Tsukasa kesal.

Leo menggenggam kedua tangan [Name], menatapnya serius. "Jadi, selingkuh seperti ini menyenangkan bukan~? Lagipula Suou tidak bakal tau! Wahahaha~ ore wa tensai da na!"

Tsukasa menggeram, mengepalkan tangannya kuat-kuat. Sudah ia duga, bahwa firasat buruknya benar-benar ada. Ia tidak menyangka bahwa mereka berdua bermain seperti itu di belakanganya.

"Aku harap ini mimpi ...."

.
.
.
.
.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro