Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

1. Awal Sekolah SMA

Hari Senin yang sudah biasa di pake untuk pertama kali masuk sekolah. Dan kini semua murid-murid berlomba-lomba menuju ke sekolah agar tidak terlambat. Gak mungkin kan baru masuk lah di hukum lagi.

Tapi sekarang yang aneh nya lagi. Kenapa pula harus membawa tali rapia dengan di tengah nya terdapat kertas yang sudah tertulis berbagai macam kata kalung Permen dan juga terong yang ikut bergantung di leher nya. Dan dengan tas karung ikut tersampir di pundaknya. Jelek banget sumpah deh. Itu lah yang ada di pikiran beberapa murid baru. Lain lagi dengan orang yang tak memperdulikan agar mereka selamat.

Tak hanya itu ada beberapa siswa yang bersembunyi mem-foto diri mereka. Ah..  entah lah. Yah katanya sekarang akan di adakan MOS untuk murid baru.

Dan disinilah mereka yang ikut menjalani MOS. Yang sebagian terpaksa.

Fadly salah satu kakak senior yang terkenal galak di angkatan mereka.

"Heh... kalian bodoh banget ya, cepetan masuk di barisan. Lelet banget" bentak sekaligus tatapan tajam Fadly layangkan pada murid baru. Membuat murid perempuan ketakutan.

Teman seangkatan yang sudah tau sifat Fadly hanya bisa menggeleng kepala.
"Kenapa gak pake gesper, perlengkapan yang lain kemana kan sudah di kasih tau bawa apaan. Woy yang disana kalo kakak senior nya tanya harus di jawab. Baju nya di masukin." Itulah yang di ocehin Fadly.

Fadly kembali melayangkan tatapan tajam.
Dari arah lain Alya salah satu angkatan nya berjalan menuju nya. "Jangan di ambil hati ya" ucap Alya pada

Fadly mundur sejenak, dan berseru lantang. "Semuanya Lari keliling lapangan! Di hukum karena teman yang lainnya gak membawa perlengkapan."

"Hah...?! Apa?!" Itulah yang di respon murid baru. Mereka bingung kenapa bisa di hukum. Padahal beberapa orang tidak melakukan kesalahan.

Alya dan senior lain nya menepuk jidak sambil menggeleng. Gila.

Lia melihat Alya "sakit tuh anak?" Tanya nya.

"Mungkin." Jawab Zai. Salah satu Senior juga.

"Tapi kak. Kok kami ikut di hukum juga sih." Tanya salah satu murid baru. Yang membuat lainnya mengangguk setuju.

"Emangnya kenapa? Kalian melawan perintah senior ya. Makanya harus Solidaritas." Fadly memasang tatapan meremehkan. Yang lain hanya menghela nafas.

Udin membuka suara. Dengan tatapan lembut "Ikut perintah saja. Ayo lari keliling lapangan 3 kali."

Murid baru yang di MOS pun berlari, beberapa orang misuh-misuh. Saling menyalahkan karena tidak membawa perlengkapan yang harus di bawa. Ada yang bergerutu. Ada pula, berpasrah dengan keadaan.

Nasib

Kembali Fadly berseru. "Kalau sudah silahkan berkumpul di sini lagi."

"Iya kak..!"

Setelah berlari 3 putaran mereka pun berkumpul. Ngos-ngosan. Adapula yang langsung melempar badan ke rumput.

"Siapa yang suruh duduk." Kembali Fadly melempar tatapan tajam. Membuat semua murid baru berdiri.

Hanya ada Fadly di hadapan mereka.
Mereka bertanya-tanya kemana kakak seniornya yang lain.
"Baiklah. Tugas kalian mencari kakak kelas 2 meminta tanda tangan dan tentu saja kalian harus tau nama-nama mereka. Harus ada semua. Dari IPA dan IPS. Mengerti!"

Melongo. Gak mungkin semua kakak kelas mereka harus di hafal nama nya. Gila. Tapi tidak ada satu pun yang berani membantah.
"Mengerti kak! " ucap mereka serentak.

"Sekarang siap kan kertas dan pulpen terlebih dahulu. Dan mulai garis untuk tanda tangan dan nama" mereka melakukan tanpa membantah.

"Sudah kak!"

"Dimulai dari sekarang." Mereka pun bergegas menghamburkan diri, mencari kakak senior nya.

Tidak dengan seorang gadis yang terlihat tutup masker.

Dia menghampiri Fadly, membuat Fadly mengangkat sebelah alis nya. Menatap heran pada gadis itu.

"Siapa? Kenapa pakai Masker. Tidak ada peraturan untuk memakainya. Gadis bermasker warna biru dengan gambar Doraemon yang sedang menjulurkan lidah.

Gadis itu terdiam.

"Jadi kenapa. Ada urusan apa?" Tanya nya.

"Nama kakak siapa?"

"Kenapa bertanya gitu?" Fadly makin heran. Siapa gadis bermasker di depannya?

Gadis itu makin mendongak. Tak melihat langsung kemata. Tapi ke dahi Fadly.
"Bukannya kakak bilang harus meminta tanda tangan kakak senior kelas dua. Se-mu-a-nya. Karena kakak senior, tentu nya aku harus memintanya bukan?"

Berani juga gadis dihadapannya.
"Kalau aku gak mau kasih gimana?"

"Yah... gak apa-apa. Tapi yang terpenting saya sudah meminta nya. Saya pergi dulu" gadis itupun beranjak pergi.

Berani-berani nya gadis itu. Fadly merasakan bibir nya berkedut menahan kesal.
"Berani banget junior itu." Saat ingin mengejar. Gadis itu sudah menghilang di kerumunan murid lain yang berlalu lalang.

Hooh lihat saja nanti. Jika kalo aku menjumpainya, aku akan kerjain. Fadly tersenyum sinis.

###

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro