Missing You #5
Seokjin baru menyelesaikan sarapannya saat Kwangsun membawanya kedalam kuil. Jemari yeoja itu nampak menutup rapat pintu kuil dan memandang lekat Seokjin setelahnya
"kau harus kembali" ucap Kwangsun pada Seokjin
"ne?" Seokjin menatap bingung
"untuk beberapa waktu ini biarkan Seokjin yang asli menjalani hidupnya sendiri, dan kau kembalilah kekehidupanmu" terang Kwangsun
"bukankah omma bilang kalau aku..."
"ne...aku memang pernah mengatakan kalau kau akan berada disini sampai seorang yeoja suci menyatu dalam abadi ditempat terbaik dinegara ini. Tapi aku harus mengirimmu kembali kekehidupan asalmu, karena kalau tidak semua orang yg mencintaimu akan cemas" potong Kwangsun
"bagaimana caraku kembali?" tanya Seokjin kemudian
"berbaringlah, aku akan membawamu kembali" Kwangsun menunjuk sebuah altar didalam kuil
Seokjin tak membantah, dia segera berbaring diatas altar itu.
"pejamkan matamu" perintah Kwangsun lagi
Kembali Seokjin tak membantah, dia nampak memejamkan matanya mengikuti perintah Kwangsun. Kini tak ada yg didapati Seokjin selain gelap, serta suara Kwangsun yg mengucapkan kata2 yg tidak dimengertinya.
Pelahan Seokjin merasa tubuhnya memberat seolah ditarik oleh daya magnet berkekuatan besar. Semakin lama tarikan itu semakin berat Seokjin rasa, sampai akhirnya dia merasa tubuhnya dihempas jauh.
Seokjin segera membuka mata setelah secara perlahan tubuhnya terasa ringan, dan mendapati wajah seorang yeoja yg menatapnya lurus
"Hyomin" panggilnya pada yeoja dihadapannya
Yeoja itu menatap Seokjin dengan tatapan bingung, tak segera menjawab panggilannya
"dimana ini?" Seokjin merasa asing dengan tempatnya berada
"ini ambulance, kau sedang dibawa menuju rumah sakit karena baru saja mengalami kecelakaan" terang Hyomin yeoja yg menemani Seokjin didalam ambulance dan juga yg menabrak tubuhnya
Tak ada balasan dari Seokjin, kepalanya yg terasa sakit memaksa matanya kembali tertutup
"ya...ya...apa yg terjadi padamu?" Hyomin menguncang tubuh Seokjin
Tak ada balasan dari Seokjin, membuat Hyomin menghela nafas berat
"dia memanggil namaku tadi" gumam Hyomin dengan mata yg menatap lurus Seokjin
Hyomin coba meneliti wajah Seokjin, berharap namja dihadapannya adalah seseorang yg dia kenal
"aku tak pernah bertemu dengan namja ini sebelumnya, jadi bagaimana dia bisa mengetahui namaku?" gumam Hyomin dalam hati
Yeoja itu tak mendapati jawaban, membuat helaan nafas dalam kembali terdengar darinya. Hyominpun menundukkan pandangannya untuk berpikir, membuat yeoja itu mendapati dompet Seokjin yg terjatuh. Cepat Hyomin meraih dompet itu, kemudian membukanya.
"Kim Seokjin" gumamnya saat membaca tanda pengenal Seokjin yg tersimpan didalam dompet
Hyomin tercenung sesaat, karena merasa familiar dengan nama itu
"apa namja ini salah satu anggota Hyeollyu?" gumamnya dalam hati
Pandangan Hyomin kembali mengarah pada sosok Seokjin, mencoba mengenali wajah namja itu
"ani....aku tak pernah melihat namja ini sebelumnya, dia pasti bukan anggota Hyeollyu" sanggah Hyomin
Hyomin memainkan dompet Seokjin ditangannya, kebingungan jelas terpancar diwajah yeoja itu
"jadi bagaimana bisa dia mengenaliku? apa sebelumnya dia pernah melihatku?" Hyomin terus bertanya2 dalam hatinya
Tak ada jawaban yg diperoleh Hyomin dari pertanyaan yg mengantung dipikirannya, bahkan hingga ambulance tersebut tiba dirumah sakit. Dengan membawa dompet Seokjin ditangannya, yeoja itu terus mengikuti tubuh Seokjin menuju ruang IGD
"apa agassi yg bertangung jawab untuk pasien ini" seorang perawat yg menghampiri Hyomin nampak menanyai yeoja itu
"ne" Hyomin mengangguk berat
"apa hubungan anda dengan pasien?" tanya perawat itu
"dia....dia....namja chingguku" karang Hyomin cepat
"kalau begitu tolong isi formulir ini, agar kami bisa mencari data kesehatan pasien" perawat itu menyerahkan selembar kertas pada Hyomin
Hyomin mengangguk, dan segera meraih kertas itu membuat perawat berlalu
"pabo...kenapa aku harus bilang dia itu namja chingguku?" rutuk Hyomin
Dengan langkah kesal dia menghampiri sebuah meja, dan mulai menulis data Seokjin dengan kartu pengenal miliknya didalam dompet. Nama namja itu kembali berputar2 dikepala Hyomin, sampai akhirnya dia bisa mengingat sosok Seokjin
"ah...dia itu Park Seokjin, putra pemilik BIG HIT entertaiment tempat dimana Chulyong oppa mencuri data untuk NOS" Hyomin baru mengingat
Raut cemas kini tergambar diwajah Hyomin, ada khawatir yg membuatnya seketika merasa tak tenang
"apa dia tahu kalau aku mengenal Chulyong oppa? karena seingatku pihak BIG HIT sempat mencari tahu kasus pencurian data itu" gumam Hyomin
Hyomin mengigit bibirnya pelan, bermain dengan rasa cemas dihatinya dalam bungkam. Hingga tiba2 suara ponselnya berdering membuat yeoja itu terperanjat, diapun segera menjawab panggilan tersebut saat nama salah satu chinggunya tertera disana
"ne Byung Seok" sahut Hyomin
"kau dimana?" tanya namja diseberang telepon
"aku...aku ada dirumah sakit" jawab Hyomin
"kenapa kau ada disana?"
"ada kondisi yg tak bisa kuhindari sehingga aku harus ada disini" balas Hyomin
Sejenak hening menyapa telinga Hyomin, membuat yeoja itu ikut bungkam
"Hyungnim tertangkap, dan dia mulai membuka satu persatu indentitas kita pada polisi" terang Byung Seok
"mwo? kenapa hyungnim melakukan itu?" Hyomin terkejut
"tentu saja karena dia tak mau berada dibalik jeruji besi seorang diri, karena itu menarik kita masuk kedalamnya"
"namja itu benar2 licik" sungut Hyomin
"begitulah dia, karena itu aku benci saat semua orang memilihnya sebagai ketua" gerutu Byung Seok
"jadi...bagaimana nasib kita sekarang?" tanya Hyomin
"bersembunyilah sejauh mungkin, jangan sampai kau tertangkap. Ini panggilan terakhir dariku karena sebaiknya kita tak berkomunikasi lagi dengan nomer ini. aku takut polisi sudah melacak nomer kita, dan akhirnya mengetahui tempat kita bersembunyi" saran Byung Seok
"kau akan kemana?"
"aku tak bisa memberitahumu, karena saat ini aku tak bisa mempercayai siapapun" balas Byung Seok
"bagaimana dengan Chulyoung oppa? apa kau tahu dimana dia?" Hyomin mencari tahu
"dia sudah aman sekarang, pihak NOS memberikan perlindungan padanya hingga namja itu tak akan ditemukan oleh polisi"
"sangat beruntung" ucap Hyomin lirih
"kau larilah yg jauh, jangan sampai tertangkap. Aku juga akan pergi sejauh mungkin, dan kembali ketika kasus ditutup" ucap Byung Seok
Tak ada balasan dari Hyomin, yeoja itu bahkan tak memiliki tujuan kini
"kalau begitu aku tutup dulu, jaga dirimu" tukas Byung Seok
"ne" sahut Hyomin lemah
Panggilan terputus, membuat Hyomin coba menghubungi Chulyong. Kecewa harus didapati yeoja itu saat panggilannya dijawab kotak pesan, membuat Hyomin mematikan panggilannya.
"kemana aku harus pergi sekarang? aku tak benar2 punya tujuan" desahnya
Hyomin mematung kini, memikirkan tempat dimana dia akan pergi
"agassi...namja chinggu anda sudah sadar, dan dia mencari anda" suara perawat membuat Hyomin tersentak
Hyomin menoleh pada sang perawat, kemudian dengan langkah berat mengikuti yeoja itu yg membawanya pada Seokjin
"Hyomin" sambut Seokjin yg sudah terduduk diatas ranjang
Hyomin tersenyum tipis, kemudian mengarahkan pandangannya pada dokter
"bagaimana kondisinya?" tanya Hyomin memastikan keadaan Seokjin
"tak ada luka serius, tapi kami harus tetap melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan pasien tidak mengalami luka dalam" jawab sang dokter
"apa itu butuh waktu lama?" tanya Hyomin
"itu akan selesai dalam waktu cepat jika anda mengisi data pasien dengan benar" jawab dokter
"ah..ini...aku sudah selesai mengisinya" Hyomin segera menyerahkan kertas ditangannya pada dokter
Dokter nampak meraih itu, dan memberikan pada perawat yg berdiri disisinya
"periksa riwayat kesehatan pasien, dan serahkan laporannya nanti padaku" perinta dokter itu
Sang perawat mengangguk, kemudian nampak berlalu
"ini...anda harus menebus resep ini untuk pasien" Dokter mengarahkan sebuah resep obat
Hyomin meraih itu, kemudian mengangguk pelan
"pasien masih harus istirahat, jadi untuk sementara waktu sampai kami memeriksa riwayat kesehatannya dia harus istirahat disini" jelasnya kemudian
"ne" Hyomin mengangguk
"aku harus memeriksa pasien lain, kalau ada keluhan dari pasien segera hubungi perawat" pesannya
"ne...algessemnida" Hyomin mengangguk
Sang dokterpun berlalu, membuat Hyomin segera menatap Seokjin yg memandangnya bingung
"ini dimana?" tanya Seokjin
"ini rumah sakit" jawab Hyomin
"rumah sakit" ulang Seokjin
"hmm" Hyomin mengangguk
Seokjin terdiam, kini namja itu mengitari pandangannya diruangan tersebut
"Seokjin" panggil Hyomin
Tak ada respon dari Seokjin, namja itu masih sibuk memperhatikan ruangan itu
"Kim Seokjin" Hyomin menyentuh bahu Seokjin
Seokjin menoleh dan menatap lurus Hyomin
"kenapa kau tak melihat saat aku memanggilmu?" tanya Hyomin
"kapan kau memanggilku?" Seokjin balas bertanya
"tidakkah tadi kau dengar aku memanggilmu Kim Seokjin" balas Hyomin
"Kim Seokjin....siapa itu?" wajah Seokjin bingung
"ya...kau lupa? Itu namamu"
"namaku?"
"ne...namamu Kim Seokjin, apa kau tak ingat?"
"ani...aku tak mengingat itu" jawab Seokjin
Hyomin memandang lurus Seokjin, mata namja itu terlihat menatap kosong kini
"kalau kau tak mengingat namamu sendiri, kenapa kau bisa mengingat namaku?" tanya Hyomin lagi
"mollayo, aku hanya merasa mengenalmu jadi memanggil namamu"
Kembali Hyomin terdiam, dengan pandangan yg masih mengarah pada Seokjin
"apa kau juga tak ingat peristiwa kecelakaan yg kau alami tadi?" Hyomin coba mencari tahu
"kecelakaan?" wajah Seokjin kembali bingung
"ne...bukankah tadi diambulance aku bilang kau mengalami kecelakaan, apa kau tak ingat bagaimana peristiwa itu terjadi?" terang Hyomin
Seokjin menggeleng membalas kata2 Hyomin padanya
"apa kau juga tak ingat keluargamu atau orang2 yg dekat denganmu?" Hyomin terus mengajukan pertanyaan
Seokjin diam sesaat berusaha mengingat. Namun tak ada satupun hal yg bisa namja itu dapatkan dalam ingatannnya.
"ne...tak ada yg kuingat saat ini" jawabnya dengan suara rendah
Seulas senyum tipis mengukir diwajah Hyomin kini, merasa keberuntungan sedang berpihak padanya.
"sepertinya namja ini terkena amnesia, dia tak mengingat apapun saat ini selain namaku. Ottokhe...haruskah aku memamfaatkan keadaan ini untuk bersembunyi" bisik Hyomin dalam hati
Hyomin terlihat meraih wajah Seokjin kini, dan menghadapkan padanya
"Seokjin-a....aku akan mengatakan sebuah kenyataan padamu, dan kuharap kau mengingat kenyataan ini" ucap Hyomin
Sebuah anggukan pelan membalas ucapan Hyomin membuat senyum yeoja itu semakin merekah
"kau...adalah namja chingguku, kita sudah berpacaran selama tiga bulan. Selama ini kau dan aku menjalin hubungan diam2, karena abojimu yg merupakan pemilik BIG HIT tak menyukai yeoja biasa sepertiku. Tadi...kita seharusnya bertemu karena kau bilang akan mengajakku tinggal bersamamu. Sebelumnya ditelepon kau bilang padaku kalau kau lelah menyembunyikan hubungan ini dan ingin mengungkap jalinan cinta kita pada abojimu. Tapi sebuah kecelakaan harus menahan niatmu itu, dan membuatmu berbaring ditempat ini" Hyomin merangkai kebohongan
Tak ada balasan dari Seokjin, namja itu merasa asing dengan kisah yg diurai Hyomin padanya.
"jadi...kita...sepasang kekasih" ucap Seokjin terbata
"ne...karena itu saat kau membuka mata kau segera mengenaliku, karena kau begitu mencintaiku" karang Hyomin
"aku mencintaimu" nada bicara Seokjin terdengar tak yakin
"hmm, setiap waktu jika kita bertemu kau selalu mengatakan kalau kau begitu mencintaiku. Bahkan kau tak rela melepasku saat aku mengatakan ingin mengakhiri hubungan ini. Aku yg merasa lelah menjalani cinta yg tersembunyi kala itu terus kau bujuk untuk tetap bertahan. Kau bilang tak ingin berpisah denganku jadi memintaku bertahan disisimu" Hyomin terus mengurai cerita bohong
Bungkam membalas ucapan Hyomin, Seokjin terlihat mematung memikirkan kembali semua ucapan yeoja itu
"kenapa semua yg diucapkannya terdengar asing? Aku tak mengingat satupun apa yg dikatakan Hyomin tadi. Tak ada satupun kenangan yg terlintas dipikiranku, semua itu seperti tak pernah kualami" bisik hati Seokjin
"Seokjin-a" panggil Hyomin melihat kebungkaman Seokjin
Seokjin mengarahkan pandangannya pada Hyomin yg masih mengukir senyum
"gomawo" ucapnya
"untuk apa kau berterimakasih?" tanya Seokjin bingung
"karena tidak melupakanku" jawab Hyomin "tepatnya kau mengenaliku tanpa aku tahu darimana kau tahu namaku" lanjutnya dalam hati
Seulas senyum kaku dikembangkan Seokjin, tak tahu harus membalas apa
"mianhae karena sempat meragukan cintamu sebelumnya, sekarang tak ada lagi alasan untuk meragukanmu. Karena kau sudah membuktikannya dengan mengingatku disaat kau melupakan segalanya" lanjut Hyomin terus mengarang cerita
Seokjin menyentuh jemari Hyomin yg masih memegang wajahnya, dan memandang lurus mata yeoja itu
"apa semua yg kau ucapkan benar? kenapa aku merasa kalau semua ucapanmu tak benar2 datang dari hatimu? pancaran matamu juga terlihat berbeda, aku tak merasa ada cinta disana" bisik Seokjin kembali dalam hatinya
Hyomin yg tak mendengar bisikan hati Seokjin terus tersenyum, bahkan yeoja itu sudah menarik Seokjin dalam pelukannya kini.
"agassi" perawat yg tadi membawa data Seokjin kembali menghampiri keduanya
Hyomin melepas pelukannya dari Seokjin dan memandang yeoja itu
"ini hasil pemeriksaan pasien" yeoja itu menyerahkan sebuah map yg dibawanya
"apa yg harus kulakukan dengan ini sekarang?" tanya Hyomin
"dokter menyarankan agar anda membawa pasien kerumah sakit Seoul untuk pemeriksaan lebih lanjut. Karena menurut data yg kami dapatkan dari riwayat kesehatannya, namja chinggu anda pernah dirawat disana untuk dua kasus kecelakaan. Jadi ada baiknya sekarang anda membawa laporan itu kebagian administrasi, untuk segera mendapat izin pemindahan rumah sakit" jelas perawat
"ah...ne" Hyomin mengangguk
Yeoja itu menoleh pada Seokjin, dan kembali menyentuh wajahnya
"aku pergi mengurus ini dulu dan membeli obat untukmu" pamitnya
Seokjin mengangguk pelan membalas ucapan Hyomin. Sebuah kecupan didaratkan Hyomin dikening Seokjin sebelum akhirnya yeoja itu berlalu meninggalkannya.
"jogiyo" panggilnya pada perawat yg terlihat sibuk membenarkan selang impus ditangannya
"ne" perawat itu menoleh pada Seokjin
"apa anda tahu siapa aku?" tanya Seokjin
"mollasemnida" perawat itu menggeleng
"apa anda kenal dengan yeoja tadi?" Seokjin menganti pertanyaan
"aku juga tak mengenal yeoja chinggu anda" balas perawat itu
Seokjin terdiam, membuat sang perawat memandangnya lurus
"apa anda memiliki keluhan?" tanya perawat itu melihat wajah Seokjin yg nampak tak tenang
"itu aku...kenapa tak bisa mengingat apapun?" tanya Seokjin
"anda tak mengingat apapun"
"hmmm"
"tapi bukankah tadi anda memanggil yeoja chinggu anda saat sadar"
"aku memang memanggilnya, itu karena saat diambulance dia menemaniku. Tapi aku tak ingat hubungan apa yg kujalin dengannya. hanya tahu dia seorang Hyomin, tapi tak benar2 tahu yeoja itu siapa" ungkap Seokjin
"sebaiknya keluhan anda ini anda jelaskan pada dokter dirumah sakit Seoul nanti. Mungkin mereka memiliki penjelasan mengingat anda pernah dirawat disana. Bisa jadi apa yg anda alami ini adalah pengaruh kecelakaan sebelumnya, karena itu sekarang anda tak bisa mengingat apapun" terang perawat itu
Seokjin mengangguk, membuat perawat itu tersenyum
"kalau ada yg anda butuhkan jangan segan memanggil perawat, aku harus pergi untuk mengurus hal lain" pamit yeoja itu
"ne" Seokjin mengangguk
Yeoja itu segera beranjak, membiarkan Seokjin sendirian ditempat itu. selepas kepergian perawat itu Seokjin terlihat mematung, coba memikirkan semua kata2 Hyomin yg diucapkan padanya.
"yeoja chinggu...hubungan diam2...mencintainya" Seokjin mengulang beberapa kata yg diucapkan Hyomin
Tak ada satupun yg bisa diingat Seokjin kini, kepalanya benar2 terasa kosong setiap kali dia coba mengingat semuanya. pada akhirnya Seokjin menyerah, dia memutuskan untuk mengingat setiap ucapan Hyomin karena tak mendapat jawaban lain dikepalanya. Untuk menenangkan dirinya, Seokjinpun membaringkan tubuh. Namja itu coba terlelap agar tak memikirkan segala keanehan yg dirasanya saat itu.
*
Siang itu dirumah sakit Seoul
"jadi kau tak mengingat apapun selain nama agassi ini" tukas Ailee dokter yg memeriksa Seokjin saat itu
"ne, matsemnida" Seokjin mengangguk
Ailee menarik nafas dalam, kemudian terlihat mengarahkan pandangannya pada Hyomin
"jweisonghaeyo, bisa aku tahu siapa agassi ini?" Ailee mencari tahu
"aku yeoja chinggu Seokjin" jawab Hyomin lancar
"ne?" Ailee mengerutkan keningnya
"whae?" Hyomin menangkap keterkejutan itu
"jweisonghaeyo, setahuku yeoja chinggu Seokjin itu Minhee dan aku mengenal yeoja itu dengan baik seperti aku mengenal Seokjin. jadi tidakkah anda salah mengakui diri anda sebagai yeoja chinggunya" ungkap Ailee
Hyomin tersentak mendengar itu, namun mencoba tenang
"itu karena aku dan Seokjin menjalankan hubungan tersembunyi, karena itu anda tak mengetahuinya" balas Hyomin kembali berbohong
"hubungan tersembunyi" ulang Ailee
"ne...aku adalah yeoja chinggu rahasia Seokjin, dia menyembunyikanku karena tahu abojinya tak menyukai yeoja biasa sepertiku. Karena itu Seokjin tak pernah memperkenalkanku pada semua orang, dia takut abojinya marah dan menjauhkanku darinya" Hyomin kembali mengarang
Ailee tertawa pelan mendengar itu, membuat Seokjin dan Hyomin memandangnya bingung
"agassi...aku mengenal baik aboji Seokjin, karena keluarga kami sudah sangat saling mengenal. orang yg kau sebutkan tadi sepertinya bukan ayahnya Seokjin, karena namja itu tak mungkin menilai orang lain berdasarkan status sosialnya" urai Ailee
"tapi begitu kenyataannya, aku dan Seokjin menjalankan hubungan rahasia ini karena memang itu yg terjadi" Hyomin coba menegaskan
Ailee melipat tangannya didada, menatap tajam Hyomin yg tak berusaha jujur
"apa kau mencoba mencari keuntungan dari hilangnya ingatan Seokjin?" tuduh Ailee
"aniyo, bagaimana mungkin aku melakukan itu pada namja yg kucintai?" Hyomin memasang wajah malaikat
"jadi kenapa kau mengarang cerita seperti ini? apa yg kau terangkan tentang aboji Seokjin bukanlah yg sejujurnya, karena namja itu tak mungkin melarang Seokjin menjalin hubungan dengan seorang yeoja jika putranya mencintai yeoja itu" tukas Ailee
"tapi menurut apa yg Seokjin katakan padaku, abojinya tak pernah setuju jika dia menjalin hubungan dengan yeoja sepertiku. Karena itu saat pertama kali memintaku menjadi yeojanya dia mengatakan ingin aku menjadi yeoja chinggu rahasianya" Hyomin berkeras dengan kebohongannya
"apa benar begitu Seokjin?" Ailee menatap Seokjin
Seokjin memandang Hyomin yg nampak memasang wajah memelas, kemudian kembali mengarahkan pandanganya pada Ailee
"sepertinya begitu, aku mendapati nama Hyomin saat pertama kali aku membuka mata. Aku merasa tak asing dengannya, mungkin karena apa yg Hyomin katakan benar kalau aku dan dia menjalin hubungan seperti itu" balas Seokjin
"kau yakin" ucap Ailee
"ne...satu2nya yg tak asing dimataku saat ini adalah wajah Hyomin, selebihnya aku tak mengingat apapun"
Hyomin tersenyum simpul mendengar itu, sementara Ailee nampak tercenung
"kau juga tak mengenaliku, apa kau tak ingat siapa aku?" Ailee menunjuk dirinya
"ne...aku tak ingat tentang anda" balas Seokjin
Ailee menghela nafas dalam, sedikit pusing dengan kondisi yg dialami Seokjin
"kau istirahatlah dulu, noona sudah menghubungi keluargamu mungkin sebentar lagi mereka datang" Ailee bangkit
Seokjin tak membalas, namja itu hanya menatap Ailee lurus. Aileepun segera berlalu setelah itu, berencana menyerahkan berkas Seokjin pada Junsu.
"Seokjin-a....bagaimana ini? sepertinya mereka coba menyingkirkanku dari ingatanmu" ucap Hyomin saat sosok Ailee pergi
"apa maksudmu?" Seokjin tak mengerti
"kau tak lihat tadi, bagaimana yeoja itu mencurigaiku. Sepertinya dia salah satu orang dekat abojimu, yg juga tak suka dengan kehadiranku. Dia coba mengubah ingatanmu tentangku, membuat seolah2 aku tak pernah hadir dihidupmu" ucap Hyomin
"apa begitu?"
"ne...tidakkah kau melihat tatapannya padaku. dia melihatku seperti seorang penjahat, aku benar2 takut melihat tatapan itu" Hyomin memasang ekspresi sedih
Seokjin nampak iba melihat itu, diapun meraih jemari Hyomin dan mengenggamnya
"jangan takut, aku akan menjagamu agar tetap disisiku" janji Seokjin
"bagaimana bisa aku tak merasa takut, dengan kekuasaan yg dimiliki abojimu dia bisa menyuruh orang berbohong dan kemudian menyingkirkanku. Orang2 yg dibayarnya bisa saja mengarang cerita palsu padamu, dan membuatmu ikut membenciku" Hyomin memasang wajah lekat
Seokjin tak membalas, dia menatap lekat Hyomin yg memasang wajah memelas
"aku hanya yeoja biasa yg tak memiliki apapun. jangan harta, bahkan orang tuapun aku tak memilikinya. Yeoja tak berdaya sepertiku tak akan bisa mengalahkan kekuasaan yg abojimu punya. Dia akan sangat mudah mengusirku pergi dengan menyuruh orang2 membuat sejuta kebohongan agar aku tersingkir dari ingatanmu" ucap Hyomin dengan suara lemah
"aku tak akan membiarkan itu terjadi, bagaimanapun caranya aku akan mempertahankanmu disisiku" balas Seokjin
"jinca? Kau tak akan mengusirku pergi dari sisimu" Hyomin menatap lekat Seokjin
"hmm"
"apapun yg dikatakan semua orang tentangku kau akan tetap mempertahankanku" Hyomin memastikan
"ne" Seokjin kembali mengangguk
"gomawo...noumu gomawo" Hyomin memeluk Seokjin
Seokjin mengusap rambut Hyomin, membuat yeoja itu tersenyum senang dalam pelukannya. Selang beberapa waktu sosok Tuan Kim yg tiba bersama Minhee dan Minju diruangan itu, dan nampak terkejut melihat Hyomin yg ada dalam pelukan Seokjin.
"Seokjin-a" panggil Tuan Kim membuat Hyomin menjauhkan tubuhnya dari Seokjin
Tuan Park terlihat menghampiri Seokjin, begitupun dengan Minju. Hanya Minhee yg mematung menatap tajam sosok Hyomin yg masih berdiri disisi Seokjin
"apa yg terjadi? kenapa kau bisa berada disini?" tanya Tuan Kim
"nuguseyo?" tanya Seokjin membalas pertanyaan Tuan Kim
"oppa...kenapa kau bertanya seperti itu pada samchon?" Minju balas bertanya pada Seokjin
"Minju" Seokjin mengarahkan pandangannya pada yeoja itu
"oppa...apa yg terjadi? apa kepalamu terbentur sampai kau lupa pada samchon?" Minju mencari tahu
Seokjin tak membalas, dia memandang Tuan Kim lurus
"aku...tak mengenal namja ini" ucap Seokjin
"oppa....jangan mengatakan hal kejam seperti itu, kau akan membuat samchon sedih" tukas Minju membalas ucapan Seokjin
Seokjin memijat pelan kepalanya, rasa nyeri datang bersama kilasan ucapan yg seolah pernah didengarnya dari yeoja itu
"gwenchana?" Hyomin memegang kepala Seokjin
"apeun" rintih Seokjin pelan
Hyomin memeluk Seokjin, membuat Minhee merasa kesal. Dengan langkah lebar Minhee menghampiri Hyomin, dan menarik yeoja itu menjauh dari Seokjin.
"apa yg kau lakukan pada Seokjin? bagaimana bisa kau memeluk namja chingguku didepan mataku" tukas Minhee kasar
"namja chinggu" ulang Hyomin "agassi...mungkin anda salah mengenali orang, Seokjin ini adalah namja chingguku" aku Hyomin
"mwo? ya...kau yg salah mengenali orang, Seokjin adalah namja chingguku" bantah Minhee
Hyomin tak membalas, dia menatap Seokjin yg memandang dirinya dan Minhee bergantian
"Seokjin...apa kau kenal yeoja ini?" tanya Hyomin
"ani...aku tak tahu siapa dia" jawab Seokjin membuat senyum Hyomin merekah
"lihat..dia tak mengenal siapa kau, jadi jangan mengaku sebagai yeoja chinggunya" tukas Hyomin
Minhee menatap Seokjin yg memandang datar kearahnya
"Seokjin-a...kau sedang bercanda bukan, kau tak mungkin melupakanku kan" Minhee memandang lurus Seokjin
"ani, aku benar2 tak mengenal siapa kau" jawab Seokjin
"KIM SEOKJIN" bentak Minhee karena kesal
Seokjin tak membalas, matanya masih memandang datar padanya
"karena aku menyuruhmu melupakanku maka kau benar2 melakukannya, tidakkah kau berpikir itu terlalu kejam untukku" tukas Minhee
"jweisonghaeyo, tapi aku benar2 tak mengenalmu. Aku benar2 tak bisa menemukan dirimu dalam ingatanku saat ini" ucap Seokjin
Tangan Minhee mengepal mendengar itu, sementara Hyomin tersenyum senang
"oppa...Minhee onnie yeoja chinggumu, orang yg selama ini kau cintai. kenapa kau tak mengingat onnie?" tukas Minju
"tapi oppa benar2 tak menginggatnya, yeoja ini...benar2 asing dimata oppa" balas Seokjin
"oppa bisa mengingatku, tapi kenapa oppa melupakan Minhee onnie dan samchon? apa yg terjadi sebenarnya sampai oppa menjadi seperti ini?" Minju memandang sedih Seokjin
"oppa..." Seokjin nampak bingung
"Minju jangan membuat tekanan untuk Seokjin, mungkin saat ini dia sedang lelah jadi kehilangan banyak ingatan" Tuan Kim coba menenangkan Minju
"tapi samchon, Seokjin oppa tak boleh melupakan anda juga Minhee onnie" Minju memandang Tuan Kim
Tuan Kim tak membalas, dipeluknya Minju yg nampak sedih. Sementara itu sosok Minhee memilih berlalu dari ruangan itu dan terduduk didepan kamar tempat Seokjin dirawat.
"Lupakan saja semua tentangku dan jangan pernah menyimpan sedikitpun dalam pikiranmu. Aku bukan yeoja yg berarti, jadi kau tak harus menyisakan ruang didalam pikiran dan hatimu untukku" kata2nya yg diucapkannya sendiri kini bermain dipikiran Minhee membuat dadanya terasa sakit
"kau benar2 namja yg selalu mengikuti apapun yg kukatakan Seokjin, bahkan disaat aku menyuruhmu melupakanku kau benar2 melakukannya" gumam Minhee menahan rasa sedihnya
Airmata menetes dipipi Minhee kini, karena rasa sedih yg menguasai hatinya
"gumiho" suara Doojoon membuatnya menoleh
"Doojoon oppa...Seungho oppa" sambut Minhee pada dua sosok yg berlari menghampirinya
"kenapa kau menangis? apa terjadi sesuatu yg buruk pada Seokjin?" tanya Seungho khawatir
"ani...dia terlihat sangat baik" jawab Minhee
"lalu kenapa kau menangis?" giliran Doojoon bertanya
"itu karena...namja itu melupakanku" jawab Minhee
"ne?" Doojoon dan Seungho berujar nyaris bersamaan
"dia bilang sama sekali tak mengingatku, namja itu bilang tak bisa menemukanku dalam ingatannya" ungkap Minhee
"kenapa bisa begitu? Apa dia mengalami amnesia?" tanya Doojoon lagi
"tapi tadi dia mengenali Minju" balas Minhee
Seungho dan Doojoon saling berpandangan, keduanya nampak bingung kini. tempat itu diisi senyap kini, sampai sosok Tuan Park keluar dari ruangan itu.
"samchon" sapa Seungho dan Doojoon kembali nyaris bersamaan
"kalian datang untuk menjenguk Seokjin" Tuan Kim coba menarik senyumannya
Kedua namja itu mengangguk bersamaan
"kalau begitu kalian bisa melihatnya didalam, saat ini Seokjin sedang ditemani Minju dan juga Hyomin"
"Hyomin?" Doojoon mengerutkan keningnya
"ne...Hyomin, seorang yeoja yg diakui Seokjin sebagai yeoja chinggunya pada samchon" ucap Tuan Kim dengan mata yg mengarah pada Minhee
"ne?" Seungho dan Doojoon kembali berujar berasamaan
"jadi dia juga mengakui kalau yeoja itu yeoja chinggunya pada samchon" Minhee memandang lurus Tuan Kim
"ne...tadi Seokjin mengatakan pada samchon kalau selama ini dia dan yeoja itu mejalin hubungan diam2 karena takut samchon melarang hubungan itu" terang Tuan Kim dengan suara berat
"dia mengatakan itu?" Doojoon nampak tak percaya
"ne...Seokjin mengatakan hal itu dengan mulutnya sendiri"
Minhee merasa dadanya semakin sesak kini, membuat Seungho yg mendapati kesedihannya segera memeluk tubuh Minhee
"ottokhe...aku tak benar2 serius mengatakan padanya untuk melupakanku, tapi kenapa namja itu benar2 melupakanku" ucap Minhee dalam pelukan Seungho
Seungho tak membalas, jemarinya mengusap pelan pungung Minhee untuk menghibur yeoja itu
"apa hanya Minhee yg dia lupakan?" tanya Doojoon pada Tuan Kim
"dia juga tak mengenali samchon, selain Minju dan juga Hyomin tak ada yg diingat Seokjin saat ini" jawab Tuan Kim
"memangnya apa yg terjadi sampai dia bisa melupakan semua orang seperti itu?" Doojoon mencari tahu
"samchon akan menemui Ailee sekarang untuk meminta penjelasan, mungkin dengan bicara padanya samchon bisa tahu apa yg tejadi pada Seokjin"
Doojoon mengangguk pelan, begitupun dengan Seungho
"samchon menemui Ailee dulu, kalian temui Seokjin saja didalam" pamit Tuan Kim
Tak ada balasan untuk Tuan Kim, membuat namja itu segera berlalu setelah mengusap rambut Minhee sesaat. Tubuhnya beranjak menuju ruangan Ailee, meninggalkan sosok Minhee yg mengurai sedihnya bersama Seungho dan Doojoon.
"hyung sebaiknya aku masuk, kau temani gumiho saja disini" ucap Doojoon
"ne" Seungho tak membantah
Doojoon segera memasuki ruangan Seokjin dan menghampiri namja itu. Seokjin terlihat memeluk Minju yg ikut duduk diatas ranjangnya ketika Doojoon tiba didalam.
"Doojoon hyung" panggilnya saat mendapati sosok Doojoon mendekat
"kukira kau akan melupakanku seperti kau melupakan yeoja chinggumu" sindir Doojoon
Minju menegakkan tubuhnya, memandang Seokjin yg menatap lurus Doojoon
"oppa...kau juga bisa mengenali Doojoon oppa" ucap Minju
"ne" Seokjin mengangguk
"bagaimana kau bisa mengingatku dan Doojoon oppa, tapi melupakan Minhee onnie dan samchon?" Minju kembali mempertanyakan itu
"molla...oppa juga tak tahu, hanya saja saat melihat kalian nama itu terlintas dipikiran oppa jadi menyebutkannya" jawab Seokjin
"jadi kau hanya tahu aku siapa, tapi tak benar2 tahu sosok seperti apa aku ini" Doojoon menyimpulkan
"ne...seperti itulah"
"jadi...bagaimana dengan yeoja asing ini? apa namanya juga terlintas didalam pikiranmu saat kau melihat wajahnya?" Doojoon menunjuk Hyomin
"ne" Seokjin mengangguk
"apa kau tahu siapa dia saat nama yeoja ini terlintas dalam pikiranmu?" kembali Doojoon bertanya
Seokjin diam sesaat, dia menatap Hyomin yg memasang wajah tertekan
"ne...aku tahu siapa dia saat pertama kali namanya terlintas dalam pikiranku. Kenangan kami berdua sebagai sepasang kekasih segera terbayang olehku bersama namanya" Seokjin membalas dengan kebohongan
Hyomin berusaha menyembunyikan senyumnya, karena senang dengan jawaban Seokjin
"ya...kau gila, memangnya kapan kau berpacaran dengannya?" Doojoon terlihat kesal
"aku berpacaran dengannya semenjak tiga bulan yg lalu dan kami mejalankan hubungan itu secara diam2 karena tak ingin aboji melarang hubunganku dengannya" Seokjin mengulang karangan cerita yg diucapkan Hyomin membuat yeoja itu bertambah senang
"oppa...kau tak pernah melakukan itu" Minju meraih wajah Seokjin dan mengarahkan padanya
"aniyo...Minju, oppa memang melakukannya. Oppa melakukan itu dibelakang semua orang karena tahu kehadiran Hyomin tidak kalian harapkan"
"oppa" Minju menatap Seokjin putus asa
"Kim Seokjin...apa yg terjadi padamu sebenarnya? Kenapa kau bisa mengatakan hal2 tak masuk akal seperti ini?" Doojoon menatap lekat Seokjin
"kenapa hyung berpikir ini tak masuk akal?" balas Seokjin tenang
"karena kau tak mungkin menjalin hubungan dengan yeoja ini. sejak kau mengenal cinta, sejak saat itu kau mencintai Minhee jadi tak mungkin kau berpacaran dengan yeoja ini" urai Doojoon
"mungkin kau tak mengenal diriku dengan baik, jadi berpikir seperti itu" tak ada yg berubah dari ekspresi Seokjin
"ani....aku mengenalmu dengan baik, aku tahu pasti siapa Kim Seokjin. Namja yg bernama Kim Seokjin adalah namja yg selalu menjaga rasa cintanya, walau samudera memisahkan tubuhnya dengan yeoja bernama Minhee. Dia adalah orang yg selalu mengutamakan Minhee lebih darinapapun. Seorang Kim Seokjin adalah orang yg akan selalu ada disisi Minhee untuk menjaganya. Namja yg benama Kim Seokjin adalah namja yg paling setia yg pernah kukenal, dan aku tak mungkin salah menilaimu karena aku tahu kau namja seperti itu" tukas Doojoon
Ada sesuatu yg menganjal dihati Seokjin mendengar ucapan Doojoon, rasa tak asing didapatinya dari setiap penjelasan namja itu.
"apa ini? kenapa aku merasa semua ucapan Doojoon hyung tak asing? Ini berbeda dari saat Hyomin menjelaskan padaku" gumam Seokjin dalam hati
"apa kau sudah ingat dengan semua itu Kim Seokjin? apa semua ucapanku sudah bisa mengarahkanmu pada sosok Minhee?" ucap Doojoon melihat Seokjin yg bungkam
"ani...aku tak bisa mengingat apapun" jawab Seokjin
Doojoon menghela nafas dalam, sementara Hyomin tersenyum tipis. Minju yg ada disisi Seokjin tak kalah putus asa, yeoja itu terlihat sedih melihat Seokjin yg melupakan segalanya.
*
Minhee mematung ditepi sungai Han bersama puluhan rasa sedih yg merayapi hatinya. Angin kencang yg bertiup mengisi hening ditempat itu nampak dibaikan olehnya, seolah membiarkan rasa dingin meredakan cemburu yg bersarang didadanya karena mengingat kehadiran Hyomin.
"gumiho" suara Doojoon terdengar ditelinga Minhee
Yeoja itu tak berusaha menoleh, dibiarkan sosok Doojoon mendekat dan berdiri disisinya
"apa yg kau lakukan disini?" tanya Doojoon
"molla...mollayo" sahut Minhee lemah
Doojoon memandang iba Minhee yg terlihat memandang gelap dengan tatapan putus asa
"ya...ini bukan akhir, kau hanya harus menarik Seokjin kejalannya agar mengingatmu. Jangan bersikap seolah2 namja itu akan melupakanmu selamanya, kalau kau berusaha dia pasti bisa mengingat kenangan kalian kembali" Doojoon coba memberi semangat
"bagaimana bila itu tak terjadi? bagaimana kalau dia melupakanku selamanya?" balas Minhee
"gumiho...kau tak boleh berpikir seperti itu disaat kau belum berusaha menariknya. Kau bahkan belum mencoba apapun untuk mengembalikan kenangan kalian dikepalanya, jadi bagaimana bisa kau mengatakan hal ini" balas Doojoon
"oppa tak melihat bagaimana dia memandangku, dimatanya...aku benar2 orang asing sekarang. Tak ada cinta lagi saat Seokjin memandangku, tatapan mengarah dingin padaku" Minhee mengingat tatapan Seokjin untuknya
"itu karena dia belum tahu seberapa besar rasa cintamu, karena itu kau harus menunjukkan itu padanya. perlihatkan pada namja bodoh itu kalau cinta kalian itu adalah yg terindah, sehingga dia mau kembali padamu dan mengingat semua tentangmu" urai Doojoon
Minhee terdiam, dia mengusap lengannya pelan kini
"oppa tahu...aku merasa sangat buruk sekarang" ucap Minhee lemah
Doojoon tak membalas, dia masih memandang Minhee yg terus menatap lurus
"aku tak benar2 ingin dia melupakanku, tapi dia melakukan itu padaku. aku akui aku melakukan kesalahan saat memintanya melupakanku ketika hatiku dikuasai emosi. Tapi kenapa dia benar2 melakukannya? Kenapa dia melupakanku?" mata Minhee berkaca2
Doojoon meraih bahu Minhee, kemudian menarik yeoja itu kedalam pelukanya
"dadaku terasa sesak sekarang, pikiranku benar2 kacau. Setiap kali aku mengingat disisinya sudah ada yeoja yg mengaku sebagai yeoja chinggunya aku tak bisa bernafas. Dia tega menolak keberadaanku tapi mau mengakui kehadiran yeoja asing itu. aku benar2 merasa keberadaanku tak pernah ada artinya dihati namja itu karena apa yg terjadi hari ini" airmata Minhee menetes dalam pelukan Doojoon
"jangan bilang begitu, aku tahu pasti bagaimana perasaan Seokjin padamu. sejak dulu...aku tahu bagaimana berartinya kau baginya"
"kalau memang aku begitu berarti, kenapa dia melupakanku?"
"dia dalam kondisi yg tak baik, Seokjin mengalami kecelakaan jadi mungkin saja jiwanya sedikit terganggu karena itu sehingga membuatnya melupakan banyak hal. Kau hanya harus bertahan disisinya dan mengarahkan kaki Seokjin padamu. jangan biarkan yeoja itu terus bertahan disisi Seokjin dan akhirnya menjauh darimu" ucap Doojoon lembut
"oppa aku sangat takut...aku benar2 takut kehilangan Seokjin" ungkap Minhee
"ani...kau tak akan kehilangan Seokjin, aku bisa menjanjikan itu padamu. kalaupun namja itu tak mau mengingatmu, maka aku akan memaksanya mengingatmu" balas Doojoon
Minhee memeluk erat tubuh Doojoon, berusaha mendapatkan kekuatan darinya. sementara sosok Seokjin terlihat tercenung memandang Hyomin yg tertidur disofa kamar tempatnya dirawat.
Ada rasa sesak yg besarang dihatinya tiba2, membuat Seokjin bangkit dan berlalu dari ruangan itu. dengan langkah pelan Seokjin menelusuri taman rumah sakit, dan menikmati bulan yg bersinar lembut malam itu.
"Kim Seokjin" panggil seseorang membuat Seokjin menoleh
Sosok Namjon yg mendekat tertangkap mata Seokjin kini. membuat seulas senyum merekah dibibirnya.
"kau disini" sapanya
"kau tahu aku?" Kening Namjon berkerut
"tentu saja" balas Seokjin
"siapa aku?"
"Kim Namjoon" jawab Seokjin
Namjoon tersenyum cerah, kemudian nampak berdiri disisi Seokjin
"senang kau bisa mengenalku, karena yg kudegar ada banyak orang yg kau lupakan karena kecelakaan yg kau alami"
Seokjin tak membalas, senyum memudar dari wajahnya kini
"kudengar kau melupakan mata air, dan bahkan tega mengakui yeoja lain sebagai yeoja chinggumu dihadapannya" tukas Namjoon
"mata air?" Seokjin nampak bingung
"Minhee....aku memanggilnya mata air, apa kau lupa?" terang Namjoon
"ne...aku lupa"
"jadi kau benar2 melupakan segala hal tentang dia"
"hmm" sahut Seokjin tanpa beban
"whae?"
"mwo?"
"kenapa melupakannya? Bukankah Minhee yeoja paling berarti dihidupmu. Bahkan...demi mempertahankannya disisimu, kau rela berkelahi dengan Doojoon hyung" ungkap Namjoon bingung.
"kenapa semua orang selalu mengatakan yeoja itu begitu berarti padaku, kalau memang dia menempati posisi seperti itu bukankah seharusnya aku mengingatnya" balas Seokjin
"Karena itu aku bingung, karena kau melupakannya bersama sahabat2 kita yg lain. kau hanya mengingat beberapa dari kami, dan seorang yeoja asing yg tak pernah kami lihat" sambut Namjoon
"yeoja asing yg kau maksud adalah yeoja chingguku, orang yg menemaniku disaat aku terluka. mungkin bagi kalian dia masih asing, tapi tidak untukku. namanya segera terlintas saat pertama kali aku membuka mataku. Itu berarti sosok yeoja yg kau katakan asing itu lebih berarti dari yeoja bernama Minhee" urai Seokjin
"bagaimana bisa kau mengatakan ini? tidakkah kau berpikir itu terlalu kejam untuk Minhee" Namjoon memandang dingin Seokjin
Seokjin tak membalas, lidahnya kelu mendapati tatapan mata Namjoon
"Kim Seokjin...kau melewati waktu yg berat dan panjang untuk mendapatkannya, haruskah kau melupakannya setelah itu? tak maukah kau berusaha mengingat Minhee, setidaknya sebagian kecil dari kebersamaan kalian"
"aku akan mengingat itu kalau aku perlu mengingatnya" sahut Seokjin
Namjoon memandang kecewa pada Seokjin, kemudian tersenyum tipis
"ternyata kau tak benar2 mencintainya Kim Seokjin. ini terbukti dengan betapa mudah kau melupakannya. Ternyata cinta yg kau angung2kan dimataku tidaklah terlalu kuat. Sepertinya selama ini aku tertipu dengan ucapanmu yg mengatakan begitu mencintai Minhee" tukas Namjoon lirih
Kembali Seokjin tak membalas, matanya memandang lurus Namjoon
"kalau begitu tak ada yg harus kulakukan lagi, karena sepertinya kau tak ingin berusaha mengingat mata airku. Hari ini...kau membuatku kecewa, kau...benar2 mengecewakan" Namjoonpun berlalu setelah menyelesaikan ucapannya
"ada apa dengan semua orang? Sebenarnya siapa yg salah disini? kenapa semua orang begitu memperhatikan yeoja itu? siapa sebenarnya dirinya?" tanya Seokjin dalam hatinya
Senyap membalas sejuta pertanyaan dihati Seokjin, membuat tanda tanya terus bersarang didalam hatinya. kembali namja itu mengarahkan pandangannya pada bulan, mencoba mengusir semua pertanyaan yg mengusik hatinya malam itu. Bersama gelap dan juga senyap, Seokjin coba mendapatkan ketenangan. Berharap satu persatu pertanyaannya bisa terjawab, dalam tenang malam yg menemaninya.
*
TBC
Sorry for Typo
Thanks for Reading & Votement
🌻HAEBARAGI🌻
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro