Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Missing You #15

Seokjin menarik nafas dalam sebelum memasuki ruangan besar dimana sang raja juga para menteri beserta Doojoon menunggunya. Dengan gerakan ragu Seokjin membuka pintu ruangan tersebut, dan memasuki tempat itu dengan langkah teratur.

Seulas senyum dari sang raja juga Doojoon bersama tatapan tajam para menteri segera Seokjin dapati. Dengan jantung yg berdebar keras Seokjin coba tenang mendapati semua itu dan segera memberi penghormatan sebelum akhirnya berdiri tegak menatap sang raja

"jadi...kau sudah menentukan permintaan yg kau ingin aku kabulkan" ucap sang raja yg memandang Seokjin lurus

"ne, yg mulia" Seokjin mengangguk

"permintaan apa yg kau harapkan dariku?" tanya raja kemudian

Seokjin memandang Doojoon yg terlihat menatapnya lekat, kemudian mengarahkan matanya pada para menteri yg tampak gusar.

"aku ingin seorang gisaeng bernama Sulyu" pinta Seokjin

Ekspresi wajah Doojoon berubah seketika mendengar itu, sementara sang raja tersenyum tipis

"aku pernah memberimu kesempatan untuk memiliki yeoja yg kau inginkan sebelumnya, tapi saat itu kau menolaknya dengan alasan sudah memiliki calon istri. Tapi sekarang...setelah aku memberikan sebuah permintaan yg akan kukabulkan untukmu, kau meminta seorang gisaeng untuk kuhadiahkan padamu" ucap sang raja

"animida yg mulia...gisaeng ini bukan untukku, tapi aku ingin dia diberikan pada yg mulia pangeran Yoon Doojoon" sambut Seokjin

"ne?" raja terlihat kaget begitupun dengan Doojoon dan para menteri yg lain

Seokjin yg masih berdiri tegak ditengah ruangan kini mulai mendengar riuh suara berbisik dari para menteri

"panglima Kim...aku menghadiahkan permintaan itu untukmu, kenapa kau justru meminta sesuatu untuk putraku?" raja terlihat bingung

"itu karena aku merasa yg mulia pangeran Yoon Doojoon akan sulit mendapatkan keinginannya itu, jadi aku ingin membantunya meraih seorang yeoja yg selama ini yg mulia pangeran Yoon Doojoon lindungi" jawab Seokjin

"tapi...bukankah kau tahu kalau putraku sudah memiliki calon permaisuri"

"hamba tak meminta untuk menjadikan Sulyu sebagai permaisuri, hamba hanya meminta pada anda agar membiarkan yg mulia pangeran Yoon Doojoon memiliki yeoja itu. selama ini yg mulia pangeran Yoon Doojoon hanya bisa menemui Sulyu secara diam2, karena tak bisa membawanya masuk ke istana. Karena itu hamba harap yg mulia raja bisa mengabulkan permintaanku untuk menyerahkan yeoja bernama Sulyu itu pada yg mulia pangeran Yoon Doojoon. Dan membiarkan keduanya hidup bersama didalam istana dalam ikatan suci pernikahan" balas Seokjin

"panglima Kim....apa kau sadar dengan ucapanmu? Tidakkah kau tahu status sosial seorang gisaeng?" seorang menteri nampak memberi komentar

"aku sangat sadar dengan ucapanku menteri Choi dan aku juga tahu dengan jelas status sosial seorang gisaeng" jawab Seokjin seraya memandang namja itu

"kalau kau tahu status sosial seorang gisaeng, bagaimana bisa kau meminta yg mulia raja memberikannya pada yg mulia pangeran?" ucap namja itu lagi

"aku memintanya karena aku tahu rasa cinta yg dimiliki yg mulia pangeran pada yeoja itu. Karena itu...aku ingin yg mulia pangeran meraih cintanya dan hidup bahagia dengan yeoja itu didalam istana" sambut Seokjin

"tapi dia seorang gisaeng, bagaimana mungkin seorang yeoja penghibur bisa menjadi bagian dari istana. Bahkan seorang dayang sekalipun dipilih dengan mengedepankan kesuciannya, jadi bagaimana bisa seorang gisaeng bisa mendampingi yg mulia pangeran" menteri Han ikut buka suara

Menteri lain terlihat mengangguk setuju dengan apa yg diucapkan oleh menteri Han untuk Minhee

"Sulyu memang seorang gisaeng, tak ada yg bisa menyanggah hal itu. Tapi Sulyu masih memiliki kesucian seorang yeoja, jadi kurasa tak ada alasan untuk menolaknya menjadi pendamping yg mulia pangeran" ucap Seokjin

"darimana kau tahu itu? apa kau pernah menjadi tamunya?" tuduh menteri Han

"animida, Sulyu...sejak menjadi gisaeng tak pernah menerima tamu lain selain yg mulia pangeran karena itu aku tahu dia masih memiliki kesucian seorang yeoja" jawab Seokjin

"apa yeoja itu yg mengarang cerita itu padamu? apa dia yg mengemis padamu untuk membiarkannya masuk istana dan menjadi pendamping pangeran?" menteri Han tak percaya

"animida, aku mendengar itu dari yg mulia pangeran Yoon Doojoon. Pangeran sendiri yg mengatakan padaku kalau Sulyu adalah seorang yeoja suci" ucap Seokjin

Menteri Han menoleh pada Doojoon, dan mendapati tatapan tajam namja itu membuatnya tertunduk

"tapi panglima Kim, tidakkah kau berpikir permintaanmu itu bisa menyakiti perasaan putriku" menteri Heo yg merupakan ayah dari Mingi buka suara

"kenapa putri anda harus merasa sakit karena permintaanku? Bukankah aku sudah mengatakan kalau aku tak meminta yg mulia raja menjadikan Sulyu permaisuri? Putri anda tetap bisa menjadi ibu negara, sementara Sulyu akan mendampingi yg mulia pangeran sebagai selir. Dengan begitu putri anda tak harus merasa tersakiti bukan" ucap Seokjin

"panglima Kim....putriku seorang yeoja dari kelas bangsawan, bagaimana mungkin kau membiarkannya berbagi cinta dengan seorang gisaeng dari kelas Cheonmin. Tidakkah kau berpikir itu akan melukai harga dirinya sebagai yeoja yg memiliki status sosial tinggi" balas Menteri Heo

Seokjin terdiam, namja itu tak memiliki cukup kata2 untuk berdebat. Sementara Doojoon yg mendengar itu nampak menggepalkan tangannya, tak suka dengan ucapan yg dilontarkan calon ayah mertuanya itu.

"panglima Kim sebaiknya kau mengubah permintaanmu karena apa yg kau inginkan sekarang tidaklah pantas diminta pada raja. Bukankah kau bisa meminta banyak hal untuk dirimu, kenapa kau harus memaksakan permintaan yg sama sekali tak menguntungkanmu?" seorang menteri yg lebih muda terlihat angkat bicara

Seokjin memandang namja itu sejenak, kemudian terlihat mengangguk pelan

"algessemnida...aku pikir mungkin memang aku harus mengubah permintaanku" ucapnya dengan senyum penuh arti

Semua menteri menatap lurus Seokjin kini, ada senyum dibibir mereka mendapati namja itu akan mengubah permintaannya

"kalau begitu aku akan meminta hal lain yg mulia, aku harap kali ini anda bisa mengabulkannya untukku" Seokjin menatap raja lekat

"katakan apa permintaanmu" perintah raja

"aku ingin....yg mulia raja memberhentikan semua menteri yg ada disini dan membiarkanku memilih menteri2 baru penganti mereka" pinta Seokjin dengan suara lantang

Semua menteri yg ada disitu segera terkejut, sedangkan Doojoon tersenyum tipis

"kalau memang permintaan pertamaku yg begitu sederhana tak diterima oleh semua yg hadir disini, kuharap permintaanku yg kedua bisa dikabulkan tanpa protes dari siapapun. Bagaimanapun juga aku sedang memakai hakku sebagai namja yg melindungi negara ini. Jadi...dengan mengunakan hadiah yg diberikan yg mulia raja padaku untuk meminta apapun, aku ingin menganti semua menteri2 disini dengan orang2 yg kupilih" urai Seokjin

"panglima Kim, bagaimana anda melakukan itu?" menteri Han terlihat sangat keberatan

"aku bisa, karena aku memiliki hak dari yg mulia raja. Kalau anda ingin membuat protes, lakukan itu pada yg mulia raja karena yg mulia rajalah yg memberiku hadiah ini" balas Seokjin dengan tatapan dingin

Menteri Han tak bisa mengucapkan apapun kini, wajahnya terlihat gusar sama seperti menteri yg lain

"hanya ada dua permintaan yg paling kuinginkan saat ini, dan satu diantaranya harus dikabulkan oleh yg mulia raja. Kalau memang aku tak bisa memberikan Sulyu pada yg mulia pangeran, maka biarkan aku mengganti semua menteri yg hadir disini. Aku sudah berpikir keras agar permintaanku tak menyakiti siapapun, tapi sepertinya tak ada yg menghargai itu jadi jangan salahkan aku jika sekarang aku membuat permintaan yg begitu egois" ucap Seokjin

Semua menteri saling memandang kini, membuat Doojoon tersenyum senang

"Menteri Heo....apa kira2 yg mulia raja harus mengabulkan permintaanku yg kedua?" tanyanya pada menteri Heo

Namja itu menatap lekat Seokjin yg tersenyum tipis padanya

"tapi kalau sampai yg mulia raja mengabulkan permintaan keduaku, maka aku bisa saja menganti posisi yg seharusnya ditempati putrimu pada yeoja lain. Sulyu yg seharusnya menjadi selir pangeran, aku bisa memposisikannya sebagai permaisuri karena menteri2 yg akan kupilih pastilah orang2 yg akan mendukung penuh yg mulia pangeran dan tak mempertanyakan lagi semua keputusannya. Aku rasa...daripada harus membagi cinta dengan seorang gisaeng, hal itu lebih menyakitkan bagi putri yg kau cintai bukan" urai Seokjin

Menteri Heo tak bisa membalas, namja itu terlihat mencoba menahan emosinya.

"panglima Kim....permintaan anda itu sudah keterlaluan, bagaimana mungkin anda memberhentikan seluruh menteri hanya karena anda memiliki hak untuk itu" protes menteri Choi

"kalau memang anda merasa ini keterlaluan bukankah anda bisa membiarkan yg mulia raja mengabulkan permintaan pertamaku. Dengan begitu anda tak harus kehilangan kursi menteri yg begitu anda cintai. Aku tak memberikan pilihan yg rumit disini, kurasa semua yg hadir disini cukup terpelajar untuk bisa menentukan pilihan" balas Seokjin

Menteri Choi menarik nafas berat mendengar balasan Seokjin

"tak ada satupun orang dirugikan dari permintaan pertamaku. Bahkan kalian tak harus menyingkir dari jabatan yg kalian cintai jika membiarkanku mendapatkan permintaan pertamaku. Aku hanya memohon pada raja agar yg mulia pangeran memiliki cinta yg selama ini dilindungi, tapi kalian begitu keras menentang hal itu" Seokjin menatap satu persatu para menteri

Doojoon yg mendengar itu terlihat memandang lurus Seokjin yg terlihat memasang wajah serius

"Gisaeng...mungkin dimata kalian yeoja yg menyandang status itu begitu buruk dan tak layak berada di istana karena itu begitu menentang keinginanku. Tapi kupikir dia jauh lebih baik dari kalian, karena setidaknya dia tak pernah mengambil sesuatu yg bukan haknya. Yeoja itu...tak pernah menikmati kekayaan yg seharusnya bukan miliknya. Dia tak pernah menyuapkan makanan yg dibeli dari hasil memeras keringat orang lain. Tangannya selalu menerima hasil yg diberikan untuknya, dan tak pernah merampas hak orang lain. yeoja seperti ini walau sekalipun dia tidak dalam keadaan suci, dimataku...dia jauh lebih baik dari semua yg hadir disini" urai Seokjin sinis

Ruangan itu senyap seketika, membuat yg mulia raja memandang Seokjin lekat

"walau wajahnya dihiasi riasan tebal tapi setidaknya dia tak memakai topeng. Walau dibibirnya menyungingkan sebuah senyuman, tapi itu tak digunakannya untuk menipu orang lain. Kehidupan gisaeng yg seperti ini, kupikir jauh lebih baik dari kehidupan bangsawan yg selama ini anda semua jalankan" lanjut Seokjin

"panglima Kim jaga ucapan anda, aku bisa memecatmu karena apa yg kau ucapkan itu" ancam menteri Han

"tidak kalau yg mulia raja mengabulkan permintaanku yg kedua" Seokjin nampak tak takut

Menteri Han terlihat kesal, namja itu bahkan menggepalkan tangannya karena itu. Ruang pertemuan itu kembali berubah senyap, setiap orang yg hadir disana tenggelam dalam pikiran masing2

"algessemnida" suara sang raja memecah sepi yg menari disana

Seketika pandangan semua yg hadir mengarah pada namja itu kini

"aku sudah mendengar permintaan yg diinginkan oleh panglima Kim, kalau memang seluruh menteri keberatan dengan apa yg dimintanya diawal maka aku memutuskan untuk..."

"yg mulia" potong menteri Heo cepat

Raja nampak mengarahkan pandangannya pada menteri Kang

"demi putriku...aku harap yg mulia mengabulkan permintaan pertama dari panglima Kim" ucapnya kemudian

Semua menteri menatap menteri Heo kini, begitupun dengan Doojoon dan juga Seokjin

"aku juga berpikir agar yg mulia mengabulkan permintaan pertama dari panglima Kim" menteri lain ikut menimpali

Walau sedikit terpaksa satu persatu menteri mulai mendukung permintaan pertama Seokjin kini, membuat namja itu tersenyum senang. Mendapati hal itu rajapun terlihat mengangguk pelan, karena sudah bisa membuat keputusan dari pilihan permintaan yg diberikan Seokjin padanya

"algessemnida....kalau begitu sebagai pemimpin tertinggi kerajaan ini, dan dengan hak yg sudah kuhadiahkan pada panglima Kim Seokjin. Aku...akan mengabulkan permintaannya sebagai hadiah dari jasa yg sudah diberikan panglima Kim padaku, dengan memberikan seorang yeoja bernama Sulyu pada putraku. Dan akan menjadikan yeoja itu sebagai selir dari pangeran Yoon Doojoon" ucap raja

"gamsahamnida yg mulia raja, semoga dengan kebijakan yg anda berikan anda selalu diberkahi kesehatan dan juga diberi umur yg panjang" Seokjin membungkuk dalam pada raja

Raja mengangguk pelan, bersama seulas senyum hangat miliknya. Doojoon ikut tersenyum senang, saat tatapan Seokjin mengarah padanya.

Pertemuan itupun segera berakhir, satu persatu menteri meninggalkan tempat itu setelah raja dan Doojoon berlalu. Tatapan tajam menteri2 itu arahkan pada Seokjin saat namja ikut keluar bersama mereka, namun namja itu terlihat tak ambil pusing. Dengan langkah ringan diapun meninggalkan gedung utama istana untuk kembali kerumahnya

"Seokjin" sebuah rangkulan dari Doojoon didapati Seokjin membuat langkah namja itu terhenti

Seokjin mengarahkan pandangannya pada Doojoon yg terlihat tersenyum lebar padanya

"gomawo" ucap Doojoon tulus

"ne" Seokjin mengangguk

"saat aku mendengar kau meminta Sulyu, kupikir kau ingin memilikinya. Tapi ternyata, kau meminta Sulyu agar bisa memberikannya padaku" ucap Doojoon

"bagaimana bisa aku meminta yeoja yg anda cintai untukku, sementara aku tahu pasti kalau anda begitu mencintainya" balas Seokjin

Doojoon tersenyum cerah mendengar jawaban Seokjin

"aku benar2 berhutang padamu karena ini" tukas Doojoon

"kalau anda merasa berhutang padaku, anda bisa membayarnya dengan membahagiakan Sulyu. Jangan membuat usaha yg kulakukan jadi tak berguna dengan menyia2kannya" ujar Seokjin

"tanpa kau mintapun aku akan selalu menjaga Sulyuku" sambut Doojoon

Seokjin tersenyum mendengar itu, membuat Doojoon melakukan hal yg sama

"tadi kau terlihat sangat luar biasa, aku tak tahu kau bisa membuat semua menteri terdiam seperti tadi"

Senyum Seokjin melebar mendengar ucapan Doojoon

"tapi sekarang kau harus lebih berhati2, karena apa yg kau lakukan diruangan tadi akan membuatmu mendapat masalah dari semua menteri. Mereka bisa saja menyingkirkanmu dari posisi panglima karena apa yg kau lakukan diruang rapat tadi"

"aku lebih dari siap menerima hal itu, karena kupikir sebuah jabatan sebagai panglima bukanlah segalanya. Kalau mereka berpikir dengan menyingkirkanku mereka akan hidup tenang maka mereka bisa melakukan itu" ujar Seokjin ringan

"kau memang berbeda, pantas saja abonim lebih menyayangimu dibanding aku" balas Doojoon

Tak ada balasan dari Seokjin, hanya seulas senyum yg sejak tadi namja itu pertahankan diwajahnya

"aku harus kembali yg mulia" pamit Seokjin

"ah..ne hati2" balas Doojoon

Seokjin mengangguk, dan berlalu meninggalkan Doojoon yg menatap kepergiannya. Dengan langkah ringan Seokjin terus menjauh, menutup tugasnya ditempat terbaik yg akan ditempati oleh Minhee.

*

Paviliun Chinju siang itu
Minhee terlihat baru turun dari dalam tandu didampingi Namjoon saat ibu suri yg ditemani Mingi dan beberapa dayang menghampirinya. Yeoja itu terlihat menoleh pada sang ibu suri, kemudian membungkuk hormat padanya.

"apa kau gisaeng yg bernama Sulyu?" tanya ibu suri tanpa basa-basi ketika berhenti dihadapan Minhee

"ne, matsemnida" sahut Minhee tanpa berani memandang ibu suri

"apa yg kau lakukan pada cucuku sehingga dia terpikat olehmu? Apa kau menggodanya dengan menggunakan tubuhmu?" tuduh ibu suri

Minhee tak menjawab, sementara Namjoon yg berdiri disisinya menatap tajam ibu suri

"kau...jangan karena yg mulia membiarkanmu masuk kedalam istana kau pikir aku akan menerima kehadiranmu. Aku tak akan pernah mengakuimu sebagai bagian dari istana ini, karena dimataku kau tetaplah seorang gisaeng" ucap ibu suri

Hati Minhee terasa sakit mendengar itu, begitupun dengan Namjoon

"Mingi, mendekatlah" panggil ibu suri pada yeoja itu

"ne" sahut Mingi seraya melangkah mendekat

"gisaeng Sulyu, lihat yeoja disisiku sekarang" perintah ibu suri

Minhee mengangkat wajahnya, dan menatap Mingi yg memandangnya lurus

"dia adalah calon permaisuri yg kupilih, seorang yeoja dari keluarga bangsawan dengan pendidikan terbaik dan juga keluarga terpandang" pamer ibu suri

Masih tak ada balasan dari Minhee, yeoja itu kembali menundukkan pandangan

"apa yg Mingi miliki berbanding terbalik denganmu? jangankan sebuah pendidikan yg baik, kau bahkan bukan dari keluarga terpandang" tukas ibu suri sinis

Tangan Minhee mengepal dibalik hanboknya mendengar kata2 yg dilontarkan ibu suri

"kehadiranmu di istana adalah sebuah keberuntungan, dan aku bisa menjamin kau tak akan berada lama ditempat ini. aku akan mengusirmu pergi dari tempat ini dengan tanganku sendiri, dan memastikan kau berada ditempat yg tak terjangkau dari cucuku" ucap ibu suri

"kalau hommonim melakukan hal itu maka saat hommonim mengusirnya aku juga akan mengusir pergi permaisuri pilihan hommonim" sambut Doojoon yg sudah ada disana

Semua segera mengarahkan pandangan pada sosok Doojoon yg melangkah mendekat dan berdiri disisi Minhee

"apa yg kau katakan? Apa kau sedang mengancamku?" ucap ibu suri saat Doojoon ada dihadapannya

"itu bukan ancaman hommonim, karena aku benar2 akan melakukannya" balas Doojoon

"yg mulia pangeran, kau sadar dengan yg kau ucapkan" mata ibu suri membulat

"aku sangat sadar, bahkan sangat2 sadar" balas Doojoon

Ibu suri menatap tajam Doojoon, yg juga mengarahkan pandangan yg sama padanya

"bagiku...tak ada yeoja terbaik selain Sulyu, kalau tidak hidup didekatnya maka aku tak akan membiarkan yeoja lain hidup didekatku. Karena itu...kalau sampai hommonim berani mengusirnya keluar dari istana dan mengirim Sulyu jauh dari sisiku, maka...yeoja pilihan hommonimpun tak akan kubiarkan ada disisiku" ucap Doojoon pasti

"kau pikir aku takut dengan ancaman itu"

"mungkin hommonim tak akan takut dengan ancaman itu, tapi kupikir yeoja pilihan hommonim cukup memperhitungkan hal itu" Doojoon memandang Mingi tajam

Mingi menunduk, tak berani menatap mata Doojoon

"kau pasti tak ingin berada jauh dariku bukan, karena itu...bila kau jadi permaisuriku bersikaplah yg baik. jangan pernah mencoba mengusir Sulyuku, karena aku...bisa melakukan hal yg sama padamu" tukas Doojoon padanya

Tak ada balasan dari Mingi, yeoja itu semakin menunduk dalam

"Yoon Doojoon, tidakkah kau berpikir sudah bersikap keterlaluan pada Mingi"

"apa hommonim pikir sikap yg hommonim tunjukkan dihadapan Sulyu tidak keterlaluan?"

"YOON DOOJOON" bentak ibu suri

"hommonim, Sulyu sudah ditunjuk oleh abonim untuk menjadi selirku. Walau anda tak bisa menerima itu anda tetap tak boleh mengusiknya. Dia adalah yeojaku, aku akan melindunginya apapun caranya. Walaupun aku harus berperang melawan hommonimku sendiri aku akan melakukan itu agar bisa menjaga yeojaku tetap berada disisiku" tukas Doojoon pasti

Ibu suri terlihat marah mendengar balasan Doojoon, namun yeoja itu tak bisa melakukan apapun. Untuk sesaat suasana berubah hening ditempat itu, hanya tatapan Doojoon dan juga ibu suri yg nampak saling berbalas.

"siapa dayang yg bertangung jawab ditempat ini?" tanya ibu suri mengusir senyap ditempat itu

Seorang dayang nampak maju dan membungkuk dihadapan ibu suri

"dimana kau bertugas sebelum bertangung jawab ditempat ini?" tanya ibu suri

"aku bertugas melayani putri Lee Bisun dari paviliun Jaengga" jawabnya

"kembali kesana, dan bawa dayang yg bersamamu juga" perintah ibu suri

"tapi yg mulia ibu suri..."

"jangan coba membantahku" ibu suri menatap yeoja itu tajam

Yeoja itu menunduk, kemudian nampak melangkah mundur

"tak ada dayang yg boleh melayani gisaeng ini, kalau sampai ada yg berani melakukannya maka dia tak akan pernah menjadi dayang utama seumur hidupnya" ucap ibu suri

"hommonim, anda tak bisa melakukan itu" Doojoon menatap lurus ibu suri

"aku bisa melakukannya, karena aku masih berkuasa untuk istana dalam. Aku berhak menunjuk dayang yg bertugas, dan mencabut tugasnya. Bahkan yg mulia raja tak bisa menghentikan itu, karena ini sudah menjadi kuasaku" balas ibu suri

"hommonim" suara Doojoon terdengar lemah

"para pengawal juga tak boleh berada disini, biarkan gisaeng ini mengurus segala sesuatu sendiri. dia bukanlah bagian istana, dia hanya sebuah sampah yg dipungut dan diletakkan didalam istana. Kalau ada yg berkeras ingin tinggal maka bersiaplah untuk berada diposisi kalian seumur hidup. Aku tak akan membiarkan kalian mendapatkan jabatan yg lebih tinggi, jika tetap ingin berada disini" tukas ibu suri

Semua dayang dan prajurit saling berpandangan, beberapa diantaranya bahkan terlihat berbisik

"bagi mereka yg masih ingin mendapatkan kehidupan lebih baik pergi dari tempat ini. Tapi bagi mereka yg ingin terus menjalani kehidupan yg sama, maka dia bisa tinggal. Hiduplah bersama sampah ini dan membusuk ditempat yg sama seumur hidup kalian. karena bagaimanapun kalian berusaha aku dan faksi yg mendukungku akan selalu menghalangi langkah kalian" ibu suri memberi ultimatum

Satu persatu prajurit dan juga dayang meninggalkan tempat itu. kini hanya tiga orang pengawal yg terlihat masih berdiri tegak didekat Namjoon.

"jadi kalian memilih tinggal" ibu suri memandang tiga namja itu

"ne" sambut ketiganya nyaris bersamaan

"jadi kalian siap terus berjalan ditempat yg sama?"

"ne" sahut mereka lagi

"algesseoyo, kalian bisa membusuk ditempat ini bersama yeoja sampah ini" ucap ibu suri

Ketiganya tak membalas, mereka nampak berdiri tegak tak bergeming dari tempatnya

"kajja...biarkan gisaeng ini menikmati waktunya di istana, setidaknya hanya itu yg bisa dilakukannya. Kalau dia bermimpi dengan datang kemari bisa menikmati kehidupan layaknya ratu maka dia terlalu jauh mengkhayal. Aku tak akan pernah membiarkan khayalannya itu terwujud, karena yeoja kalangan rendah sepertinya tidak berhak untuk itu" ucap ibu suri kemudian berlalu

Doojoon terlihat akan menyusul langkah ibu suri, namun Minhee cepat menahan langkahnya. Segera pandangan Doojoon mengarah pada Minhee, yg terlihat merekahkan senyum tipis padanya

"lepaskan tanganmu, aku harus bicara dengan hommonim" tukas Doojoon

"apa yg ingin yg mulia bicarakan dengan ibu suri?"

"aku ingin hommonim menarik semua kata2nya, dan membiarkan dayang dan juga prajurit berdiam disini"

"itu tak perlu"

"whae? kau akan menjadi seorang selir jadi bagaimana bisa aku membiarkanmu disini tanpa seorang dayangpun?"

"gwenchamsemnika yg mulia, aku kira akan lebih baik jika tak ada satupun orang yg melayaniku"

"Sulyu.." ucap Doojoon lemah

"yg mulia....aku terbiasa mengurus semuanya sendiri, jadi akan sangat aneh jika ada yg mengurus semua kepentinganku. Karena itu yg mulia tak harus meminta dayang dan prajurit untukku. cukup dengan kehadiran Namjoon, dan tiga pengawal ini aku sudah merasa tenang" ujar Minhee tenang

Doojoon memandang lemah Minhee yg terlihat masih merekahkan senyumannya

"setidaknya aku di istana dan ada disisi yg mulia, mendapat kehormatan seperti itu aku sudah merasa senang. Aku tak memerlukan apapun lagi, aku hanya ingin selalu bisa menemani yg mulia. Karena selain hal itu, tak ada yg bisa kulakukan pada yg mulia untuk membalas semua kebaikan yg sudah yg mulia hadiahkan padaku"

Doojoon menarik tubuh Minhee dan memeluknya erat

"mianhae...bahkan setelah berada di istana aku masih memberimu kesulitan" sesal Doojoon

"animida, yg mulia sama sekali tak memberikan kesulitan bagiku" sanggah Minhee

Doojoon semakin mempererat pelukannya, ada rasa sakit dihati namja itu mendapati setiap kata yg diucapkan Minhee. kerelaan yg diptunjukkan yeoja itu justru membuat hatinya terluka. Dia yg merasa menjadi namja tak berguna karena sudah membiarkan Minhee hidup terasing dalam istana.

*

Malam itu
Minhee dibantu Namjoon terlihat menyajikan makanan untuk tiga pengawal dibungalow paviliunnya. Namja2 itu terlihat tertunduk kaku mendapati pelayanan yg diberikan Minhee.

"silahkan tuan2 makan, aku yg memasaknya sendiri" ucap Minhee hangat

"yg mulia, anda tak harus memanggil kami seperti itu dan juga menyiapkan kami makan malam seperti sekarang" ucap salah seorang pengawal

"gwenchansemnika, anggap saja ini ucapan terimakasihku karena tuan2 bersedia tinggal sebagai pengawalku" balas Minhee

'tapi yg mulia.."

"tidakkah hanya bisa memakannya, aku akan merasa sedih kalau tuan2 terus membuat alasan untuk menolak masakan yg kubuat" potong Minhee

Ketiganya saling berpandangan, belum menyentuh makan malam yg dibuatkan Minhee

"sebaiknya makan saja, agassi...maksudku yg mulia selir Sulyu yeoja yg memiliki perasaan lembut. Kalau anda semua menolak masakan yg sudah dibuatnya dengan susah payah, selir Sulyu akan merasa sedih dan tak memiliki waktu tidur yg baik" Namjoon buka suara

Tak ada balasan dari ketiga pengawal itu, mereka nampak memandang Namjoon sejenak kemudian mengarahkan pandangannya pada Sulyu

"algessemnida, kami akan memakan ini tapi bisakah yg mulia jangan memanggil kami dengan sebutan tuan. Bagaimanapun juga posisi anda lebih tinggi dari kami, akan sangat aneh bagi kami bila membiarkan yg mulia terus memanggil kami begitu" ucap pengawal lain

"ne...algessemnida" Minhee tersenyum lebar

Ketiga pengawal itu ikut merekahkan senyumannya mendapati senyum Minhee, begitupun dengan Namjoon. Ada rasa hangat yg hadir dihati mereka karena sikap kekeluargaan yg Minhee tunjukan.

Ketiganyapun segera menyantap makan malam buatan Minhee bersama yeoja itu dan Namjoon. Sesekali perbincangan terdengar dari mereka membuat Doojoon yg baru tiba dikediaman Minhee mempercepat langkahnya menuju bungalow.

"apa yg kalian lakukan?" tanya Doojoon dengan wajah serius

Ketiga pengawal itu segera bangkit, dan menundukkan pandangannya dihadapan Doojoon

"berani sekali kalian makan malam bersama selirku" lanjut Doojoon

"yg mulia...aku yg mengajak mereka makan bersama" Minhee bangkit dan menghampiri Doojoon

"bagaimana kau bisa melakukan ini padaku? tidakkah seharusnya kalau kalian mau makan bersama kalian mengajakku juga" ucap Doojoon dengan senyum yg merekah

"ne?" Minhee nampak bingung

Tak ada balasan dari Doojoon, dia terlihat duduk didepan sajian buatan Minhee

"Namjoon ambilkan nasi untukku, dan kalian duduklah lagi" perintah Doojoon

Tiga pengawal itu saling berpandangan, kemudian menatap Doojoon yg duduk dengan tenang ditempatnya

"kalian tak mau duduk" ucap Doojoon dengan wajah serius

"ne" jawab ketiganya kemudian segera duduk

Doojoon tersenyum tipis, dan memandang Minhee yg menatapnya bingung

"calon selirku, kau juga duduklah" Doojoon mengusap tempat disisinya

Dengan gerakan kaku Minhee duduk, matanya masih menatap Doojoon bingung

"ya...kenapa kau menatapku seperti itu?" Doojoon menunjuk wajah Minhee

"yg mulia...kukira...anda marah padaku?" ucap Minhee

"aku tadi hanya bercanda, apa kau tak tahu itu?"

"jadi...anda tadi bercanda"

"hmm"

Minhee menghela nafas dalam, membuat senyum Doojoon semakin mengembang

"aku kira yg mulia benar2 marah padaku karena aku membiarkan para pengawal makan bersamaku disini"

"aku tak mungkin bisa marah padamu, karena kau ini yeoja kesayanganku" balas Doojoon

Minhee tersenyum tipis mendengar itu, membuat senyum Doojoon merekah lebar.

"yg mulia..ini nasi anda" Namjoon meletakkan semangkuk nasi dihadapan Doojoon

"gamsahamnida" balas Doojoon

Namjoon mengangguk, kemudian kembali duduk ditempatnya

"apa ini kau yg memasak?" tanya Doojoon seraya meraih sayur yg ada dihadapannya

"ne" Minhee mengangguk

"kalau begitu jangan ada yg menyisakannya, kalau ada yg menyisakan nasi mereka maka aku akan menghukumnya" canda Doojoon

"ne...yg mulia" sambut mereka bersamaan

Segera mereka menyantap sajian buatan Minhee, membuat yeoja itu tersenyum cerah. Ada kehangatan dihati Minhee karena itu, membuatnya sedikit melupakan masalah yg menyambutnya ketika datang keistana.

Berbeda dengan sosok Seokjin, yg nampak mematung menatap langit yg dipenuhi bintang bersama berjuta perasaan gusar yg mendera hatinya.

"Seokjin" panggil Kwangsun

Seokjin menoleh, dan merekahkan senyumnya pada Kwangsun

"apa ada yg kau pikirkan?" tanya Kwangsun seraya duduk disisi namja itu

"hmm"

"apa itu?"

"aku memikirkan Minhee"

"ada apa dengannya?"

"aku mengkhawatirkannya sekarang, mengingat ada banyak orang yg begitu tak setuju dengan kehadirannya ditempat itu" tukas Seokjin

Kwangsun diam, ditatapnya Seokjin yg kembali mengarahkan pandangannya kelangit

"aku takut orang2 yg tak menghendaki kehadirannya akan berupaya menyingkirkan Minhee dan membuat hidupnya di istana justru lebih sulit daripada di wisma Huida" lanjut Seokjin

"bukankah saat ini ada yg mulia pangeran disisinya, jadi kau tak harus mengkhawatirkan Minhee lagi bukan"

"arayo, aku juga sudah meyakinkan hal itu berkali2 dihatiku tapi rasa takutku tak juga mau hilang. aku terus merasa akan ada hal buruk yg menimpa yeoja itu, membuatku tak bisa berhenti mengingatnya walau sesaat" tukas Seokjin

Kwangsun mengusap pelan pungung Seokjin, berusaha memberi ketenangan untuk namja itu

"kalau begitu berusahalah terus menyakinkan hatimu kalau Minhee dalam keadaan baik2 saja, dengan begitu kau tak akan merasa khawatir lagi" saran Kwangsun

Seokjin menarik nafas dalam, kemudian terlihat menganggukkan kepalanya pelan

"araso" sahutnya lemah

Kwangsun tersenyum mendengar balasan yg diberikan Seokjin, sementara namja itu masih tenggelam dalam gusar yg tak juga mau pergi

"Minhee....kau harus bahagia, berjanjilah untuk itu" bisik Seokjin dalam hati

Tak ada sahutan untuknamja itu, hanya angin yg membentur pelan wajahnya seakan menolak mengantarkanbisikan Seokjin untuk Minhee.

*

TBC


Sorry for Typo

Thanks for Votement

-HAEBARAGI-

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro