3🚨| Preparation
Agar tidak meninggalkan jejak mencurigakan, akhirnya Dahyun dulu yang keluar dari kamar itu kemudian selang 5 menit selanjutnya, Jungkook baru menyusulnya. Tanpa mereka sadari, sejak mereka sama-sama masuk ke dalam kamar itu, ada seseorang yang memperhatikan mereka dari kejauhan.
Setelah acara di Ballroom itu selesai, Dahyun yang merasa sudah lelah itu langsung saja kembali ke kamar hotel yang telah di sediakan untuk nya. Setelah mandi dan memakai gaun tidurnya, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarnya. Dahyun sontak berdecak, tapi mau tidak mau akhirnya Dahyun tetap membuka pintu kamarnya karena ketukannya tak berhenti-berhenti.
"Oh maafkan aku pasti mengganggumu ya? Padahal baru saja aku ingin pergi tapi kau sudah membukakan pintunya hehe," ucap gadis yang terlihat polos itu ketika melihat wajah Dahyun yang nampak menahan kantuk.
"Ah— tidak kok, ada apa?" balas Dahyun yang berusaha untuk ramah. Gadis yang ada di hadapan Dahyun kini tampak tersenyum senang melihat reaksi Dahyun yang mau menerimanya.
"Aku membuat minuman coklat panas ini, tetapi setiap aku mengetuk ke kamar orang-orang dan menawarkan ini, mereka semua menolaknya karena takut akan kalorinya, eum...apakah kau akan menolaknya juga?" Mata gadis itu berbinar-binar, dirinya jadi tampak menggemaskan dan polos dengan raut seperti itu sambil menggenggam sebuah termos kecil berisi coklat panas dan 2 buah cangkir plastik. Dahyun sebenarnya malas juga, tapi dirinya jadi tidak tega dengan gadis baik yang satu ini. Dahyun juga ingin mencari teman dekat di ajang ini ya barangkali saja dirinya bisa satu frekuensi dengan gadis ini.
"Ah tentu saja tidak apa-apa, secangkir coklat panas tak akan membuatku langsung gemuk kan? Hahaha," balas Dahyun seramah mungkin, gadis itu langsung berseru histeris.
"Aaa asyikk! eum bolehkah aku masuk ke dalam kamarmu?"
"Oh iya aku hampir lupa, maafkan aku membuatmu menunggu lama di depan pintu, ayo masuk ke dalam." Selanjutnya mereka pun masuk ke dalam kamar Dahyun dan duduk di sofa yang telah di sediakan disana.
"Ah kita bahkan belum berkenalan, perkenalkan namaku Sana dari kota Halley, kau tau kan kota yang terkenal dengan pantai pasir pink nya yang indah?" tanya Sana sembari menuangkan coklat panas yang ada di termosnya ke dalam cangkir plastik yang di bawa nya.
"Oh iyaa aku tau kota itu, sudah sejak lama aku ingin pergi kesana tapi belum ada kesempatan—anyway thank you untuk minumannya," balas Dahyun sambil mengangkat cangkir plastik yang disodorkan oleh Sana itu.
"Namaku—"
"Kau Dahyun dari kota Halcyon kan?" tebak Sana dengan presisi.
"Hey kau mengenalku?" Sana langsung tertawa melihat Dahyun yang tampak kaget.
"Hahaha tentu saja, aku hafal semua peserta yang ada di kontes ini Dahyun, apalagi kau memang peserta yang popular bahkan sebelum acara ini dimulai, kau benar-benar berpotensi untuk jadi pemenangnya, jujur aku merasa sangat minder saat datang kesini, semua gadis-gadis itu hebat-hebat sekali, aku merasa remahan kacang saja hahaha." Dahyun menggeleng kuat-kuat sembari meneguk coklat panas yang manis itu.
"Yaampun Sana kenapa kau berpikiran begitu? Justru aku yang merasa iri padamu, kau cantik, pintar, ramah, kau juga memiliki potensi untuk menjadi seorang pemenang!" mata Sana malah jadi berkaca-kaca mendengar penuturan Dahyun.
"Ah kau benar-benar beraura positif sekali...terimakasih kata-katamu barusan membuat semangatku bertambah huhu, sejujurnya aku ini mahasiswi teknik nuklir, awalnya aku hanya iseng saja mendaftar kontes ini karena kegiatan seperti ini benar-benar diluar dari zona nyamanku sebenarnya, aku juga masih tidak menyangka bisa sampai ke tahap ini," ungkap Sana dengan malu-malu.
"Whoah teknik nuklir? itu kan jurusan yang langka, keren sekali kau bisa masuk dan tertarik di bidang itu," puji Dahyun.
"Hahaha entah kenapa hanya saja aku merasa ilmu yang kudapat di jurusan itu akan sangat berguna untukku suatu saat nanti," balas Sana dengan senyum tersiratnya.
"Yah sudahlah sepertinya tak baik juga kalau aku bertamu lama-lama haha selamat istirahat Dahyun! Jumpa lagi besok! Terimakasih sudah menerimaku dan mau mendengar keluh kesahku haha." Dahyun jadi ikut tersenyum mendengarnya.
"Sama-sama Sana, kapanpun kau butuh aku atau kapanpun kau ingin bercerita, aku terbuka untukmu, just tell me okay?" Sana mengangguk dengan semangat.
Setelah Dahyun menutup pintu kamarnya, dirinya langsung pergi ke tempat tidurnya karena sudah merasa mengantuk. Menurutnya mengobrol dengan Sana asyik juga, sepertinya kedepannya mereka bisa menjadi teman baik. Tangan Dahyun terulur untuk mematikan lampu kamarnya dan langsung pergi tidur. Namun lagi-lagi suara ketukan mengnterupsi perjalanannya menuju alam mimpi.
"Aish sial siapa lagi sih? apa orang-orang disini tidak merasa lelah?" Dahyun makin merasa aneh karena ketukan tersebut bukan berasal dari pintu depan, tapi dari pintu yang mengarah ke balkon kamarnya. Dahyun jadi berdebar, masalahnya kamarnya berada di lantai 4, bagaimana bisa ada orang yang tiba-tiba muncul di balkon kamarnya. Ia jadi berpikiran negatif takut kelompok The Lavoiser itu kini mengincarnya atau bagaimana. Tapi akhirnya Dahyun memberanikan diri untuk mengintip, ia menyibak sedikit gorden yang menutupi jendela. Dirinya langsung menjerit ketika melihat penampakan seorang lelaki yang sedang tersenyum lebar dan menempelkan wajahnya di kaca jendela itu.
"Aaaaaa Jungkook! aish kau membuatku kaget saja! bagaimana kau bisa tiba-tiba berada di sin---Aish, kau turun dari lantai atas menggunakan tali tambang ini? kau gila apa ingin mati?" omel Dahyun sesaat setelah membuka pintu kamarnya dan pergi ke balkon untuk menjumpai Jungkook dan terkejut melihat Jungkook turun menggunakan tali tambang yang di ikat pada pembatas balkon di kamar atasnya.
Jungkook hanya tersenyum lebar sampai gigi kelincinya itu kelihatan, ekspresinya persis sekali seperti anak kecil yang habis melakukan sebuah kesalahan dan di tegur oleh orang tua nya.
"Hehe aku hanya mencobanya Day, kebetulan kamarku berada persis satu lantai diatasmu, jadi kucoba saja turun dengan tambang ini, aku takut kalau mendatangi kamarmu malam-malam lewat pintu depan nantinya ada yang curiga dan menggosipkan kita yang tidak-tidak."
"Ya ya ya aku paham itu, tapi aish ini bahaya sekali, tapi kau tidak kenapa-napa kan? apa kau memang sudah biasa melakukan pekerjaan seperti itu?" tanya Dahyun, kini Jungkook malah senyum-senyum sendiri, bahkan pertanyaan Dahyun tadi ia biarkan mengambang di udara.
"Jungkook? aish kau tampaknya memang sudah gila, kenapa dengan senyumanmu itu?" tanya Dahyun yang merasa aneh.
"Hehe aku hanya senang saja kau perhatian sekali padaku, kau masih peduli ternyata," ungkap Jungkook malu-malu sembari mengulum bibirnya, membuat lesung pipi nya terlihat.
"Cih sejak kapan kau jadi terlalu percaya diri seperti ini? menggelikan! sudah ah aku lelah dan ingin tidur, kalau tidak ada yang penting lebih baik kau kembali saja ke kamarmu." Jungkook dengan spontan menahan tangan Dahyun agar tidak pergi dulu ke kamarnya.
"Jangan dulu kembali ke kamarmu dong, kau tidak ingin memberikan apresiasi atas usahaku turun kesini?"
"Apa yang kau inginkan hah? awas saja kalau minta yang aneh-aneh aku tidak mau."
"Tidak aneh-aneh kok, aku hanya ingin berbincang sebentar lagi saja denganmu, ini mengenai kecurigaanku terhadap Tuan Fready, apa kau sebelumnya sudah pernah mengenalnya?" tanya Jungkook.
"Hem sejujurnya aku tidak terlalu peduli pada orang itu, yang aku tahu dirinya adalah orang yang selalu menjadi pembawa acara di kontes miss and mister perfect ini, memangnya kau curiga kenapa padanya?" tanya Dahyun yang mulai duduk di kursi yang ada di balkonnya itu, disusul Jungkook yang akhirnya duduk juga di kursi sebelahnya.
"Hem entahlah ini baru gosip saja sih, aku juga tidak terlalu yakin ini benar, aku mendengar katanya Tuan Fready akan diberhentikan bukan karena pensiun tapi dirinya memang dipecat, pihak acara merasa dirinya sudah tua dan tak pantas lagi untuk membawakan acara ini, padahal waktu pensiunnya seharusnya masih 4 tahun lagi."
"Lantas apa hubungannya dengan kasus pengeboman itu?" tanya Dahyun yang otaknya belum sampai untuk mencerna permasalahan ini.
"Yaa aku hanya curiga saja dirinya adalah salah satu dari antek-antek pengebom itu, karena ia dipecat, barangkali saja kan dirinya tak terima dan ingin balas dendam dengan cara melenyapkan acara miss and mister perfect ini sama seperti penyelenggara acara itu melenyapkan pekerjaanya," tutur Jungkook panjang lebar, kini Dahyun mulai megangguk-angguk mendengar alasan Jungkook yang cukup terdengar logis.
"Hmm sepertinya kita membutuhkan lebih banyak informasi lagi untuk melengkapi potongan puzzle ini, kau coba pastikan lagi saja dulu, besok kau turun lagi saja ke balkon ini ya, kita bincangkan lagi kalau ada clue baru," ucap Dahyun sambil menguap, dirinya benar-benar sudah merasa mengantuk.
"Ah baiklah, tampaknya kau sudah sangat mengantuk ya? Selamat beristirahat, maaf aku menganggu waktu istirahatmu, sleep well my honey," ucap Jungkook sambil tersenyum manis, kemudian dirinya dengan cekatan langsung meraih tambangnya dan mulai memanjat dengan cepat. Agaknya Jungkook memang sudah terbiasa begini jadi semuanya ia lakukan dengan serba cepat. Dahyun saja sampai melongo melihat nya.
"Aish yang tadi itu apa? apa dirinya memiliki kekuatan super? Lalu apa itu tadi honey honey, dasar Jungkook."
Sementara itu di tempat lain, di sebuah lapangan besar yang jauh dari keramaian, seorang pria memarkirkan mobilnya disana. Kemudian ia membuka bagian bagasi dan mengeluarkan sebuah manekin perempuan dari sana. Lalu ia mengambil sebuah mahkota yang ia letakan di bagian dashboard mobilnya dan mengenakannya pada manekin itu. Setelah men-setting sesuatu, pria itu kembali masuk ke dalam mobil dan memundurkan mobilnya sejauh-jauhnya dari lokasi manekin itu. Ketika dirasa sudah jauh, pria itu pun menekan sebuah remote control di tangannya dan duarr...Mahkota yang dipasangkan di kepala manekin itu meledak seketika, membuat manekin wanita itu berubah menjadi serpihan yang terbakar. Pria tersebut tersenyum penuh kebanggaan, kemudian dirinya langsung menelepon seseorang dengan ponselnya.
"Uji coba peledakan bom rakitan kita berhasil! kau tahu? bahkan manekin itu saja sampai hancur tak bersisa haha, aku jadi tidak sabar menantikan hari itu tiba, aku ingin melihat tubuh orang-orang itu ikut hancur seperti manekin itu," tutur sang pria terhadap perempuan yang ada di sebrang teleponnya.
"Hahaha bagus sekali! aku juga jadi tidak sabar, tapi kita juga harus tetap waspada terhadap pergerakan Lee Jungkook dan agen-agen polisi lainnya, jangan sampai prosesi pengeboman ini batal!"
"Oh iya bahkan tadi ada seorang informan kita yang melihat Jungkook mengajak seorang gadis ke salah satu kamar ya?"
"Betul sekali, tapi tenang akan kuurus gadis itu agar dirinya tak bisa berbuat macam-macam," ucap perempuan itu sebelum menutup obrolan suara mereka.
Gimana nih wkwk 😂
Kemaleman yak? But gapapa deh makasi yaa yang udah mampir 😊😗 sayang banyak-banyak dari aku 🥰
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro