2🚨|Gala Dinner
Hai aku comeback! lagi semangat nih ngetik cerita ini hihi, jangan lupa vote sama ramein dengan komentar seru kalian yaa karena kalau rame besok aku up lagi xixi arigatouu!!!
Happy reading ol!
Setelah insiden pengusiran Jungkook dari apartemen Dahyun tempo lalu, dirinya langsung berusaha untuk mencari cara lain agar acara itu bisa dibatalkan saja.
Jungkook sebagai ketua team di kasus kali ini akhirnya langsung mengajak salah satu rekannya bernama Shim Jaehyun untuk berdiskusi dengan nyonya Choon-hee sebagai penggagas acara tersebut.
"Kami menerima surat ancaman dengan pola penulisan yang sama dengan yang sebelumnya pernah di kirimkan oleh kelompok kriminal The Lavoisier sebelum mereka melakukan teror. Dan kali ini kami mendapat clue dari surat tersebut bahwa mereka akan melakukan pengeboman di acara Miss and Mister Perfect ini, Kumohon nyonya apakah kau bisa mengundur saja acara ini atau sekalian membatalkannya? Demi keselamatan semuanya, setidaknya sampai kami pihak kepolisian berhasil menangkap kelompok kriminal itu," terang Jungkook panjang lebar kepada nyonya Choon-hee yang kini tampak kaget.
"Astaga benar begitu? Tapi bagaimanapun kami tetap tidak bisa mengundur atau membatalkan ini semua tuan Lee, karena penerima beasiswanya harus segera ditentukan secepatnya, kalau tidak nantinya akan hangus, tapi yasudah nanti aku coba bicarakan lagi dengan rekan yang lain, tapi jujur ini keputusan yang sulit tuan, kami mohon maaf," balas Choon-hee.
"Hmm bagaimana kalau rekan saya Lee Jungkook ikut menjadi kontesan dan mengawasi diam-diam? Kami sempat mendengar kabar bahwa peserta dari Kota Felicity terkena skandal narkoba dan didiskualifikasi, apakah bisa kalau rekan saya Lee Jungkook yang jadi pengganti nya?" tanya Jaehyun tiba-tiba yang membuat Jungkook cukup kaget karena mereka sama sekali tidak merencanakan ini semua. Kemudian ia mulai berbisik kesal kepada Jaehyun.
"Ish kenapa harus aku? Aku sama sekali tidak mengerti hal-hal seperti itu, aku tak pandai melakukan peragaan busana, aku tak—"
"Ah iya aku pun baru ingat hal itu, boleh itu ide yang bagus, baiklah nanti aku akan membantu mu agar bisa bergabung ya, Tuan Lee.." ucap Choon-hee dengan senyum lebarnya yang akhirnya menghentikan perdebatan antara Jungkook dan Jaehyun.
Namanya juga manusia, meski awalnya dipikir akan berat dan berkali-kali mengeluh, namun pada akhirnya pasti tetap dijalani juga. Maka dari itu disinilah Jungkook malam ini, duduk di kursi yang telah di sediakan, menghadiri acara gala dinner sehabis pembukaan acara yang telah disiarkan beberapa jam yang lalu. Ia duduk melingkar di meja yang sama dengan 4 kontestan dari kota lainnya yang bernama Jimin, Taehyung, Eunwoo dan Mingyu.
Jungkook terus memandangi Dahyun dari kejauhan selagi nyonya Choon-hee memberikan sambutan dan kata-kata mutiara nya untuk semua peserta.
"Terimakasih banyak, selama 25 tahun ini sudah menjadi sebuah kehormatan bagiku untuk menjadi penggagas kontes ini, dan yang aku tahu, acara tahun ini akan menjadi acara kita yang paling menarik dan meriah yang pernah ada!" ucapan Choon-hee tadi langsung di balas tepuk tangan meriah dari semua peserta.
'Iya meriah sekali, apalagi kalau ada bom,' batin Jungkook spontan.
"Setelah acara makan malam ini, kalian bisa istirahat di kamar kalian, jangan lupa untuk mengumpulkan alat elektronik yang kalian bawa saat keluar dari ballroom ini kepada 2 orang petugas yang berada di depan pintu, ingat ya agar acaranya dapat berjalan dengan fokus, tidak boleh ada alat komunikasi yang di bawa oleh peserta." semua peserta sontak mengangguk saat diberitahu hal itu karena kebijakan tersebut memang sudah diterapkan sejak tahun-tahun sebelumnya, sehingga tidak ada yang protes.
"Besok kita akan memulai persiapan yang dipandu oleh pembawa acara kita, Tuan Fredy!" suara tepuk tangan kembali terdengar ketika seorang pria paruh baya itu mulai naik ke atas podium untuk berbicara.
"Terimakasih atas kesempatannya nyonya Choon-hee, oh tak terasa ini sudah 25 tahun aku berada di kontes ini dan setelah ini aku akan pensiun," ucap Tuan Fredy sebagai awalan. Jungkook mengerenyit heran ketika rekan-rekannya yang lain banyak yang menampilkan ekspresi sedih. Jungkook tidak mengenal orang ini karena itu dia iseng bertanya pada Taehyung yang sedang tersenyum meremehkan di sebelahnya.
"Siapa dia? apa benar dia akan pensiun tahun ini?" Taehyung berdecih.
"Dia Tuan Fredy pembawa acara tetap dan coach untuk para gadis di kontes ini, ia akan diberhentikan bukan karena pensiun tapi dirinya memang dipecat, pihak acara merasa dirinya sudah tua dan tak pantas lagi untuk membawakan acara ini, padahal waktu pensiunnya seharusnya masih 4 tahun lagi," ucap Taehyung.
"Dari mana kau mengetahui hal itu?" tanya Jungkook kepada Taehyung.
"Gosip, kau tahu? aku ini lelaki yang sangat menyukai gosip, jika kau butuh informasi terhangat, silahkan datang saja padaku." saat Taehyung sedang berbicara, pandangan Jungkook teralihkan pada Dahyun yang mulai berdiri dan pergi keluar dari ballroom hotel ini.
'Kesempatan bagus untuk berbicara dengannya!' Jungkook pun turut ikut keluar dari ballroom itu dengan alasan ingin pergi ke toilet.
Setelah buang air kecil, Dahyun pun berkaca dan sedikit merapikan penampilannya. Sebenarnya kalau tidak kebelet seperti ini, Dahyun tidak mau melewatkan rangkaian-rangkaian acara yang sedang berlangsung di Ballroom, tapi apa boleh buat alam sudah memanggilnya.
Dahyun berjalan setengah berlari untuk kembali ke Ballroom tersebut karena takut tertinggal hal yang penting hingga akhirnya ada sebuah tangan kekar yang menariknya masuk ke suatu ruangan. Tubuh Dahyun yang tadinya memang sedang tidak stabil langsung saja tertarik dengan mudah oleh tangan kekar itu.
"Ya, Jungkook!" seru Dahyun kaget, sedangkan Jungkook hanya tersenyum miring dan segera mengunci kamar tersebut.
"Apa-apaan ini yaa lepaskan! aku harus segera kembali ke dalam Ballroom itu!" seru Dahyun marah sembari menggedor-gedor pintu kamar tersebut, bermaksud untuk meminta pertolongan. Jungkook dengan spontan langsung meletakan jari telunjuknya di depan bibir Dahyun, dan berusaha untuk menahan tangan Dahyun yang terus menggedor dengan tangan satunya.
"Ssstt tenanglah sedikit, ini tidak akan lama asalkan kau tidak berbuat macam-macam," ucap Jungkook dengan nada rendah.
"Mau kau apakan aku hah? cepat buka pintunya!"Jungkook mulai menahan tangan Dahyun yang masih terus menggedor dengan kedua tangannya.
"Hey apa sih yang ada dalam pikiranmu? Kau kira aku akan berbuat mesum?" tanya Jungkook dengan polosnya.
"Ya kau kan memang sangat mesum!" balas Dahyun yang merasa kesal, ia jadi teringat akan malam-malam panas yang pernah mereka lalui bersama saat berpacaran dulu. Tanpa sadar kini pipinya mulai memerah karena malu. Baru saja Jungkook ingin meledeknya lagi, Dahyun langsung saja mengalihkan topik pembicaraan.
"Aish sudahlah, omong-omong, kamar siapa ini? Kenapa banyak komputer dan alat-alat pengintai begini?" tanya Dahyun sesaat setelah dirinya mengedarkan pandangan ke isi ruangan ini.
"Ruangan ini sudah di sewa oleh team ku untuk memantau pergerakan dari kelompok kriminal itu, hanya saja anggota team ku sedang pergi keluar sehingga saat ini kamarnya kosong," tutur Jungkook menjelaskan.
"Oh begitu, lalu kau ingin membicarakan apa denganku? Aku tidak ingin bertele-tele, langsung ke intinya saja."
Jungkook terkekeh, "Aduh mantanku ini masih sama ya ternyata, tidak sabaran." Dahyun malah jadi memberengut mendengar ucapan Jungkook yang terdengar seperti sebuah ejekan untuknya.
Jungkook tiba-tiba mendekatkan wajahnya pada wajah Dahyun, "Bercanda sayang." seakan tersihir, gadis itu hanya mampu menelan salivanya sembari mengerjapkan matanya. Sial—auranya terlalu kuat.
"Y..yaa cepatlah bicara!" Jungkook malah jadi ingin tertawa melihat Dahyun yang seperti itu.
"Haha baiklah, aku hanya ingin mengajakmu untuk bekerjasama, seperti yang kau tahu kan peraturan kontes ini sangat ketat, bahkan kita saja dilarang untuk membawa alat elektronik, dan aku juga sebagai laki-laki tidak mungkin bisa bebas berkeliaran dan memantau hal mencurigakan yang terjadi di tempat para gadis, oleh karena itu tolong bantu aku."
"Bantu mengintai maksudmu?"
"Iyaa aku cukup mengenalmu dan aku dapat merasakan bahwa instingmu sangat kuat, bahkan kau saja bisa peka sekali terhadap kamera," lanjut Jungkook. Dahyun tampak sedang menimbang-nimbang.
"Hmm tapi Jung, aku masih ragu apa mereka benar-benar akan melakukan pengeboman di acara ini? Memangnya ada ya pelaku kejahatan yang memberi peringatan dahulu pada kepolisian? Bukannya itu akan membuat rencana mereka gagal?" tanya Dahyun yang merasa bingung sejak tadi.
"Ck tentu saja ada, kelompok kriminal itu memang suka bermain-main dengan polisi Day, maka dari itu kita tidak boleh lengah, selagi teamku mengawasi disini, sebagian rekanku yang lain pun membantu mencari markas asli kelompok The Lavoisier itu, jadi kita memang harus selalu waspada." Dahyun manggut-manggut mengerti, kemudian seakan teringat akan sesuatu, Jungkook berbicara lagi.
"Oh iya selain itu, bisakah kau membantuku untuk mempersiapkan diri dalam ajang ini? Yaa seperti yang kau tahu kan aku tidak punya basic di bidang ini sebelumnya, ayo jadilah pelatih privatku! Aku akan mewujudkan semua keinginan mu, kumohon bantu aku sampai bisa masuk tahap final 5 besar."
Dahyun kaget awalnya, "Hey kapan kita memiliki waktu untuk berlatih mandiri? Setiap hari kan acaranya padat sekali Jung dan baru selesai pukul 10 malam."
"Yaa setelah jam 10 itu lah, sekalian kita berdiskusi juga," ucap Jungkook.
Hening sesaat karena Dahyun masih tak kunjung memberi jawaban, setelah berpikir matang-matang akhirnya Dahyun mulai angkat suara, "Okey baiklah aku akan membantumu!" Jungkook sontak bersorak senang kemudian ia menarik Dahyun kedalam pelukannya dengan erat.
"Terimakasih banyak Dahyun, mari kita sama-sama menyelamatkan kontes ini dari ledakan!"
Ini aneh tapi Dahyun kembali merasakan debaran di jantungnya, begitupun Jungkook.Jungkook yang baru tersadar langsung spontan melepaskan pelukan mereka, "Ah maaf aku tidak sengaja, yang tadi itu spontan." canggung, keduanya malah jadi sama-sama terdiam dan terlihat malu-malu.
'Sial mengapa jadi begini?' batin Dahyun yang merasa bingung dan kesal pada dirinya sendiri. Padahal Dahyun sudah bertekad untuk menutup pintu hatinya rapat-rapat untuk Jungkook dan gadis itu tidak mau karena rencana yang akan mereka kerjakan bersama ini malah membuat perasaan cinta itu kembali.
"Oh iya apa keinginanmu yang ingin aku wujudkan?" tanya Jungkook, Dahyun yang pikirannya sedang berkecamuk agak kaget saat ditanya begitu.
"Setelah acara ini usai, menjauhlah dariku, jangan pernah muncul di radarku lagi!" Jungkook nampak sangat kaget mendengar permintaan gadisnya—ralat, mantan kekasihnya itu. Tapi setelahnya ia tersenyum miring.
"Baiklah kita lihat saja nanti kedepannya bagaimana, akan kujamin kau malah jadi tak rela ditinggalkan olehku," ucap Jungkook dengan sangat percaya diri.
Ya Allah aku tu greget banget deh kayaknya besok bakal up lagi hahaha, belum keliatan yaa orang-orang yang mencurigakannya, di chap depan kita mulai tebak-tebakan hihi, udah mulai bisa berteori gitu awoakwoak
Btw aku mau bilang makasih banyak buat yang udah nyempetin buat baca dan ninggalin jejak manis nya di work ini! Semoga semuanya sehat dan bahagia selalu yaa! Semangat meski besok udah hari senin lagi huhu, semoga cerita ini juga bisa menghiburr!
See u as soon as posibble hehe!
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro