Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

20. Suddenly in heat!

Beberapa hari kemudian, pembuatan film yang dijanjikan telah dimulai. Baam dan Khun bertemu dengan sutradara bernama Daniel, penata rias wanita sekaligus editor, serta kameraman Sachi dan Boro.

Mereka dulunya adalah teman kuliah bersama yang memanjat dari bawah ke tempat teratas akan kerja keras dalam pembuatan film.

Kali ini, mereka ingin membuat sebuah film berupa movie yang dibagi dalam 3 part. Daniel sempat berkata jika film ini akan memakan waktu 2 sampai 3 bulan untuk selesai. Mengingat ceritanya tidak terlalu banyak memiliki skene sulit.

Apalagi aktor dan aktris yang memainkan film pun termasuk kategori profesional. Jadi film ini akan berjalan lancar tanpa hambatan.

Awalnya Daniel sempat penasaran dengan pasangan panas yang selama beberapa minggu terus menjadi sorotan semua orang. Ia melihat bahwa pasangan Alpha dan Omega itu begitu dekat dengan gelembung merah muda. Membuat Sachi dan Boro sedikit mengerut dan merutuk dalam hati akibat pemandangan yang terlalu manis.

Daniel pikir kemesraan mereka akan berkurang seiring berjalannya waktu. Dia menebak jika mereka kelelahan karena akting, keduanya akan berhenti lengket seperti lem dan beristirahat.

Sayangnya pikirannya salah, duo sejoli itu di mana pun dan kapan pun selalu terlihat berdua tanpa bisa terpisah. Seolah ada tali yang mengingat tangan atau leher mereka agar tak bisa berjauhan lebih dari 10 meter.

Satu bulan ia mengambil adegan, matanya sudah terbiasa dengan PDA yang tak pernah berhenti menguar dari Baam dan Khun. Terkadang ia mengeluh, jika mereka berdua sudah sedekat itu kenapa tidak sekalian menikah saja? Dilihat darimana pun keduanya nampak saling jatuh cinta satu sama lain, ibarat dunia mereka sendiri tanpa menghiraukan yang disekitarnya.

Setidaknya dengan tali pernikahan, rumor mengenai Viole yang pernah mengejar Rachel akan berhenti. Well, ia memang sibuk mengedit adegan film yang dia buat. Namun, kekasihnya yang merupakan fans Viole selalu berceloteh mengenai berita terbaru pasangan terpanas itu. Kadang telinganya sampai panas mendengar komentarnya yang sangat panjang dan terkesan tak berhenti. Tipe fansgirl garis keras. Haah, Daniel hanya bisa menghela napas.

Ia meminum air di gelas dan segera memerintahkan adegan terakhir sebelum istirahat.

"Action!"

Baam yang tengah memakai pakaian formal berjalan santai ke atas gedung tinggi di malam hari. Langkahnya mantap dan elegan, rautnya santai dengan sedikit senyum di bibir.

"Oh? Detektif kesayangan kita sudah datang~" Khun berkata dengan nada menggoda. Ia berjalan mendekati Baam dan berdiri tepat di hadapannya. Azure di balik topeng setengah wajah berkilat, menunjukan emosi penasaran dengan keinginan tertentu.

Mencengkram tangan Khun, Baam dengan cepat menarik sang blunette hingga ia terkurung di dalam kungkungannya. "Kau sengaja." Baam berkata datar, bola mata emasnya menatap Khun lekat.

"Hm," Khun hanya menggumam, ia menyeringai licik seolah tak takut dengan dirinya yang tengah dihimpit dan terjerat. "Aku tahu apa yang kau ingin katakan. Tapi maaf, aku tak akan mengembalikannya."

"Benarkah?" Baam mendekatkan wajahnya. Kini mereka sangat berdekatan hingga tubuh mereka menempel. Merasakan kehangatan tubuh masing-masing yang dihantarkan dari balik pakaian.

"Ya, itu spesialisasi milikku. Seorang pencuri tak akan mengembalikan apa yang telah dicurinya. Mereka sangat posesif terhadap benda yang mereka curi dan sukai."

"Oh?" Baam menutup setengah kelopak matanya. Tangannya yang lain bergerak mengelus pipi sang bluenette dengan lembut. "Can i get yours?"

"Gladly."

"Cut!"

Baam segera menjauh, ia mengusap wajahnya yang memanas akibat kejadian barusan. Karakter yang dia mainkan itu tipe orang dingin yang agak memaksa. Rela melakukan apapun demi tujuannya, termasuk menangkap si pencuri yang telah mencuri sesuatu yang penting darinya.

Sementara karakter Khun itu tipe licik yang senang bermain dan membuat karakter miliknya tidak tahan dan ingin segera mengejar. Tipe permainan kejar tangkap klasik seperti Tom and Jerry yang diberi bumbu catatan kriminal.

Saat Baam melihat Khun yang masih memerah ia mengerutkan kening. Lengannya terangkat untuk menyentuh dahi Khun yang memang agak hangat.

"Aguero? Kau baik-baik saja? Suhu tubuhmu sedikit hangat."

Nyaman akan sentuhan Baam di dahinya, Khun tak menjawab langsung. Ia menutup matanya sejenak lalu menghirup napas panjang. "Aku baik, mungkin hanya kelelahan." Gumamnya lesu, ia lalu memeluk Baam seraya menutup matanya. Menikmati kehangatan sang Alpha dan feromonnya.

Baam mengeratkan pelukannya, ia menatap Khun dengan sedikit khawatir. Pasalnya dari kemarin Khun nampak lesu dan memerah layaknya orang sakit. Jika saja hari ini bukan terkahir kalinya mereka memainkan adegan film di tempat ini. Baam akan meminta izin dan membiarkan sang Omega beristirahat.

"Viole? Ada apa dengan Khun?" Shibisu yang baru datang memperhatikan dua orang di depannya dengan alis tertaut.

"Sepertinya Aguero demam. Dia terlihat tidak baik sejak kemarin." Baam menunjukan ekspresi khawatir.

"Ha! Aku tak menyangka orang macam Khun bisa sakit juga. Ternyata dia--"

--duak!

"Ouch!" Shibisu meringis saat kakinya ditendang keras. Ia meneguk ludahnya paksa saat melihat Khun yang tengah menatapnya tajam, lalu kembali menenggelamkan kepalanya di dada Viole.

'Oh my, dia menatap tajam layaknya iblis tapi saat Viole mengusapnya, berubah menjadi jinak dalam waktu kurang dari satu detik. Ha! Benar-benar pilih kasih!' Shibisu menggerutu dalam hati.

"Kalau begitu kalian pulang saja duluan lagipula adegan kalian sudah habis untuk hari ini."

"Oke terima kasih Shibisu-san!" Baam pun pamit sambil membawa Khun yang tak kunjung melepas pelukannya. Sehingga mau tak mau sang Alpha menggendongnya ala bridal untuk pergi ke tempat parkir.

Sesampainya di mobil, Baam memperhatikan Khun yang sepertinya tertidur. Ia menjalankan mobil sambil merenung dalam pikirannya.

Ini aneh, tidak biasanya Khun tertidur di tempat umum bahkan tidak memprotes saat dia menggendongnya ala pengantin. Padahal sebelumnya sang bluenette akan dengan kesal memarahinya karena tidak suka pose itu. Terlalu memalukan.

Namun lihatlah sekarang, Khun nampak diam dan menurut. Ia bahkan tambah khawatir saat panas di dahi Khun bertambah. Sepertinya ia harus membeli obat penurun demam dalam perjalanan pulang nanti.

Sesampainya di rumah, Baam membuka pintu. Ia hendak bertanya keadaan Khun. Namun sang Omega telah berjalan gontai melewatinya dan segera naik ke lantai atas. Mengikuti langkah Khun, Baam berkedip saat melihat sang blunette malah memasuki kamarnya dan langsung menjatuhkan diri di tempat tidur.

Khun menarik selimut miliknya hingga menutupi sekujur tubuhnya. Seperti bersembunyi di dalam selimut. Tak ingin mengganggu Khun yang tengah beristirahat, Baam menyimpan obat penurun demam dan segelas air putih di atas meja.

"Khun-san, makanlah obat jika panasmu tidak menurun."

Dengan itu Baam berjalan keluar dan menutup pintu dengan lembut.

.

.

.

Keesokan harinya, Baam bangun di kamar cadangan. Karena sang bluenette tidak kunjung keluar dari kamarnya, Baam memilih untuk tidur di kamar lain.

Ia yang terbiasa bangun dengan Khun yang memeluknya, agak terasa aneh saat dia tak menemukan siluet biru familiernya itu. Memperhatikan jam dinding yang masih menunjukan pukul 5 lebih, Baam memutuskan untuk berolahraga lalu pergi memasak.

Baam menunggu Khun untuk turun dari kamarnya, anehnya sang bluenette tak kunjung keluar. Khawatir akan keadaannya, Baam pun memutuskan untuk memeriksa keadaan sang Omega.

Saat ia membuka pintu kamarnya, ia tertegun.

Ruangan itu sangat berantakan!

Dimulai dari pakaiannya yang berceceran tak beraturan di seluruh ruangan. Beberapa benda yang jatuh berserakan serta kondisi tempat tidur yang seperti kapal pecah.

Tidak menemukan sosok Khun di manapun, Baam berjalan masuk dan mengecek kamar mandi. Ia mulai panik saat tak menemukan si biru. Maka dari itu Baam segera berlari sebelum matanya menemukan sebuah tumpukan baju yang menggunung.

Jangan-jangan--

Baam menarik tumpukan pakaian itu dan terkejut menemukan Khun yang tengah bergelung di dalam kumpulan baju dengan wajah memerah.

"Khun-san! Apa yang terjadi?" Baam berjongkok, ia menyentuh Khun yang lebih panas dari kemarin dan segera panik. Ketika matanya menemukan jika Khun sama sekali tidak memakan obat demam yang dia berikan. Baam hendak pergi memanggil dokter jika saja bajunya tidak ditarik kencang.

"Ah!" Baam terjatuh terlentang di atas lantai. Di atasnya Khun yang memerah tengah menatapnya lekat.

Meringis akan tubuhnya yang tiba-tiba diserang, Baam mengelus kepalanya sampai tatapannya teralih pada Khun.

Sosok Khun yang tengah memakai kemeja miliknya dengan dua kancing terbuka. Matanya bergeser kebawah sampai dia menemukan jika sang Omega sepertinya tidak memakai celana--

--blush!

Otak Baam serasa korslet seketika, ia bingung dan panik sekaligus. Benaknya terus menyerukan kalimat apa yang terjadi--apa yang terjadi--apa yang terjadi?! Sampai otaknya berputar hebat hingga dirinya pusing.

"Khun-san? Uh, bisakah kau menyingkir?" Baam bertanya gugup.

Untungnya Khun menerima permintaan Baam dan segera menjauh. Ia nampak linglung dengan napas terputus-putus.

Baam memperhatikan kondisi aneh Khun, ia hanya berpikir jika Khun sedang demam biasa. Karena orang sakit juga sering berperilaku aneh. Maka dari itu dia dengan lembut mengangkat tubuh Khun dan memindahkannya ke atas kasur.

Saat dia melihat jika tempat tidurnya agak sembab dan basah, Baam dengan polosnya mengira itu keringat dan segera menggantinya dengan yang baru. Baam lalu menyelimuti Khun dan hendak pergi mencari ponselnya.

"Alpha!"

"..." Langkah Baam terhenti. Ia menoleh dan melihat Khun yang berjalan terhuyung-huyung. Reflek Baam memeluk sang Omega yang terlihat merengek dan memeluknya erat.

"Alpha...," Khun bergumam pelan.

Baam memproses kejadian di depannya, dimulai dari demam Khun yang tak kunjung reda; gumaman Alpha; tertidur di tumpukan pakaiannya yang menjadi sumber feromon miliknya; tangan nakal Khun yang mulai meraba-raba tubuhnya dengan sensual--

Memproses data--

70%

99%

100%

Ding! Baam akhirnya mengerti apa yang terjadi dengan Khun.

Khun ternyata sedang dalam heat!

Astaga! Baam kau bodoh sekali karena baru sadar sekarang! Sial! Untung saja indera penciumannya tak berfungsi, jika tidak. Baam tidak tahu apakah dirinya bisa menahan diri untuk tidak menyerang Omega yang sedang dalam heat.

By the way, dalam kasus ini sepertinya Khun yang tengah menyerang dirinya saat ini bukan? Lihat saja pakaiannya sudah terbuka dengan Khun yang setia menggigiti leher dan bahunya.

Apalagi pahanya terasa basah dan panas karena Khun duduk di atasnya tanpa memakai celana dalam! Astaga! Baam ingin segera membenturkan dirinya di dinding. Kejadian ini terlalu mendadak, ia belum menyiapkan diri!

Mencoba menahan cakar Khun yang bergerilya di tubuhnya. Baam berusaha mengingat-ingat bagaimana cara mengurus Omega yang tengah dalam masa heat.

Dan pernah bilang jika Khun tidak mendapatkan heat selama tujuh bulan, mengartikan ini adalah pertama kalinya Khun menjalani heat lagi di bulan ke 8 mendekati 9.

Ugh, meski dia sudah membaca informasinya dengan teliti. Tetap saja dia masih gugup dan canggung. Apalagi dia tidak tega melihat Khun yang begitu menyedihkan saat ia menolak sentuhan atau pelukannya.

Sang Omega terlihat seperti akan menangis karena tertolak. Baam segera luluh, ia pun memutuskan untuk sedikit membantu Khun dengan menebarkan feromonnya. Bersamaan dengan itu, Baam mencium Khun dengan lembut.

Khun langsung menerima pagutannya dengan semangat. Sang Omega bahkan melenguh dan mendesah tertahan, tangannya mulai meraba miliknya yang tengah mengeras dan dengan sombong menggeseknya pada selangkangan Baam.

"..." Ciuman Baam reflek terhenti, ia sedikit mengerang dengan membelakakan mata.

Tangannya buru-buru mencengkram bahu Khun untuk menghentikan gerakan sang Omega yang terus menerus menggodanya.

Drrrrt!

Suara ponsel bergetar di atas meja, melihat panggilan dari Xia Xia. Baam berubah cerah, Xia Xia itu Omega pasti dia tahu bagaimana menangani Khun.

"Halo?"

/"Viole? Dimana ketua?"/

"Aku ingin bertanya padamu, bagaimana menangani seorang Omega yang sedang heat?"

/"Apa? Siapa yang sedang heat?"/

Baam baru akan menjawab saat bibirnya tiba-tiba dibungkam dalam ciuman liar penuh tautan lidah. "Hm..., Tunggu! Aku sedang--mmph!"

/"...."/

"Mmph--mn--!"

/"Lanjutkan saja mating kalian, nanti juga ketua sembuh."/

Dengan itu sambungan telepon pun tertutup.

"..."

TBC

--Yoru

Published : 3 Jan 2022

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro