Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

15. Let's go for a date (02)

Rachel melempar ponselnya ke arah dinding sampai rusak. Ia berjalan mengelilingi ruangan seraya meremas rambutnya. Wajahnya nampak mengerut, frustasi dengan berita yang dia lihat barusan.

Menggigit kuku ibu jarinya dengan kasar, wanita itu kembali melempar barang-barang di sekitarnya sampai hancur. Dia mengerang marah seraya menendang beberapa kursi dan meja.

"..."

Seketika ia terdiam, Rachel berjongkok sambil menyentuh kakinya yang sakit karena telah menendang meja besi. Ia meringis pelan sebelum mendecih kesal.

Benaknya bertanya-tanya, mengapa Viole begitu merubah sifatnya. Setahunya Alpha satu itu sangat terobsesi bahkan akan melakukan apapun demi dirinya.

Apa yang salah?

Padahal rencananya tinggal sedikit lagi, tapi semuanya berantakan karena Viole berhenti mengejarnya.

Awalnya dia berpikir jika Viole sengaja tak mendekati dan memberinya hadiah karena sang aktor terlalu sibuk.

Sampai keluar berita jika Viole tengah mengubah kepribadianya menjadi ramah dan murah senyum. Tentunya Rachel mengernyit heran, pemuda yang dikenalnya itu tak mungkin bisa berubah drastis seperti itu. Jadi untuk sementara dia diam.

Namun, karena Viole tak kunjung menemuinya. Rachel mulai risih dengan perasaan tak nyaman. Dirinya menyukai semua perhatian Alpha. Ia tidak rela jika salah satu Alpha yang ada di sekitarnya tiba-tiba menghilang dan meninggalkannya.

Maka dari itu dia pergi ke tempat Yura dan memohon--coret memanfaatkan coret--penyanyi itu untuk ikut saat Yura mendapatkan jumpa pers.

Sebelum Rachel ikut wawancara dengan Yura. Ia menyelidiki keberadaan Viole. Dia terkejut mendapati sang Alpha yang tersenyum ramah di pemotretan. Hatinya makin geram ketika mengetahui fakta bahwa saat ini Viole hidup bersama dengan tunangannya. Khun A.A.

Pemuda berambut biru muda yang memiliki segalanya tanpa perlu 'mengemis' sepertinya.

Rachel pikir rencananya akan berjalan dengan lancar, ia bahkan meminta Yura untuk membeli sebanyak mungkin pasukan air agar berita mengenai dirinya menjadi sorotan.

Dia bahkan tertawa saat melihat manajer Viole berusaha menekan berita tapi gagal.

Saat itu Rachel dengan semangat mengajak Yura untuk pergi ke pemotretan Viole. Dia ingin bertemu sang Alpha agar aktor sekaligus model itu kembali mengejarnya.

Dia tidak menyangka jika Khun ada di sana. Bahkan Omega itu dengan licik duduk di pangkuan Viole dan mencium bibirnya di depan semua orang.

Melihat itu Rachel tentu saja kesal dan marah. Ia akan berjalan mendekati Viole saat sang Alpha menoleh dan menatapnya sejenak. Ia pikir Viole akan langsung berjalan padanya ketika pemuda cokelat itu mendorong Khun, nyatanya Viole pergi meninggalkan ruangan dengan tergesa-gesa.

Sang blonde tersenyum dalam hati, sudah ia duga Viole tak akan bisa menahan diri padanya. Dengan hati senang, Rachel pun kembali pada Yura dan tersenyum ramah. Ia berniat menjual fakta Viole yang mengejarnya pada media nanti.

Harusnya, Rachel menjadi sorotan karena ia begitu banyak mengekspos pengejaran Viole padanya. Bahkan dia dengan gila berkata bahwa ia secara tak tersirat akan menerima Viole.

Rencananya sudah berjalan lancar, satu-satunya hal yang tak pernah dia bayangkan adalah Viole yang malah menebar keintiman dengan tunangannya.

Foto-foto intim mereka yang sedang berkencan kini telah menjadi trending. Apalagi banyak orang yang melihat duo sejoli itu di Disney Land dan menangkap gambar keduanya.

Suasana hatinya tambah marah saat dia melihat foto Viole yang tengah memeluk Khun dengan mulutnya yang ada di leher sang Omega. Sementara Khun yang sedikit memperlihatkan bekas gigitan dan beberapa kissmark.

Sengaja! Mereka berdua pasti sengaja melakukan ini padanya!

Lihat saja! Mereka pasti akan membayarnya! Rachel yang tertawa gila hendak pergi meninggalkan ruangan, sayangnya kakinya menginjak bekas kaleng minuman sehingga ia jatuh dengan tidak elit dengan wajah menimpa lantai.

.

.

.

Langit yang sebelumnya berwarna biru muda, kini mulai di kelilingi oranye cantik disertai gradasi biru gelap. Dari lantai teratas di hotel mewah, Baam menatap pemandangan kota dari jendela.

Ia ingat kalau dulu dia pernah mengunjungi kota ini dua atau tiga kali saat mendapatkan misi dari atasannya. Dilihat lebih seksama, suasana kota ini benar-benar sama persis dengan apa yang diingatnya. Sangat padat penduduk--karena merupakan salah satu kota besar terkenal--juga memiliki banyak gedung tinggi yang menjulang ke langit.

Iris amber-nya memperhatikan matahari yang sepenuhnya tenggelam disertai kerlipan bintang yang mulai menghiasi sebagian langit. Dirinya juga melihat beberapa awan kelabu yang bergerak lambat diikuti perubahan warna langit.

Saat langit tengah berubah sepenuhnya menjadi gelap. Baam menutup matanya sambil menghela napas panjang. Ia berbalik, mendapati Khun yang tengah mengetik sesuatu di laptopnya dengan seringaian.

Mendengus akan sifat khas tunangannya, Baam sekali lagi menatap langit kelam. Meski mereka telah menjadwalkan keberangkatan keduanya untuk berkencan ke beberapa tempat. Ia ingin mengunjungi sebuah tempat yang sangat berarti baginya.

Saat Baam melamun memikirkan tempat yang paling ingin dia kunjungi, ponselnya berdering keras. Membuatnya berjengit dan segera merogoh saku celananya. Di layar, nama Shibisu tercetak.

Um, Baam sudah bisa menebak apa yang akan Shibisu katakan. Pasti mengenai dirinya (perbuatan Khun) yang memposting foto-foto di akun Viole.

Diambang kebingungan, Baam tanpa sadar melirik Khun yang memasang wajah penuh minat. Tangannya melakukan gestur agar Baam mendekat. Menuruti sang Omega, Baam memberikan ponselnya pada Khun yang langsung mengangkat telepon itu dengan kilatan jahil.

/"Viole! Jika kau ingin mem-posting sesuatu setidaknya beritahu aku lebih dulu! Apalagi itu akun official milikmu!"/ Shibisu berkata frustasi.

Khun tertawa, sepenuhnya senang mendengarkan Shibisu yang nampak kesulitan. "Aku yang mem-posting-nya. Lagipula itu akun milik Viole, dia bisa bebas melakukan apapun yang diinginkannya."

/"Matte, Khun? Kenapa kau menjawab ponsel Viole?"/ Shibisu bertanya heran.

Menyeringai licik, Khun menjawab. "Tentu saja karena Viole sedang di kamar mandi, aku saat ini sedang menunggunya di atas tempat tidur." Nadanya terdengar ambigu.

/"..."/

/"Nani?! Khun! Kalian--"/ Shibisu terbata-bata. /"Aku dengar kalau kalian memesan satu kamar di hotel paling mewah di sana. Astaga, aku tak mau dengar lagi, yang jelas aku tak mau tahu perang kalian melawan wanita pirang itu. Karena topik mu dan Viole benar-benar menjadi yang terpanas di seluruh negeri."/

"Aku tahu itu tujuan kami." Balas Khun santai, mata birunya berkilat membayangkan rencana kedepannya.

/"Wakatta yo, takku. Nde, bagaimana dengan Viole? Aku tak pernah melihatnya mendekati orang lain selain Rachel. Bagaimana kemampuannya di atas ranja--"/

Khun segera menutup sambungan telepon. Shibisu sialan, menanyakan hal konyol yang membuat sisi Omega-nya kembali 'berisik' ingin dibelai.

"Apa yang dikatakan Shibisu-san?" Baam bertanya seraya duduk di tepi kasur.

Mengabaikan sisi Omega-nya yang kembali berulah, Khun menjawab. "Dia angkat tangan soal foto-foto itu, kita juga menjadi topik terpanas di seluruh negeri. Lihat saja, semua fans-mu tengah gila-gilaan merestui hubungan kita."

Baam melihat sedikit komentar para fans dan tersenyum canggung. Ini bukan pertama kalinya dia melihat komentar mereka, tapi tetap saja sukses membuatnya merona malu. Apalagi pada komentar vulgar.

"Oh, ada juga yang membuat fanfiction kita berdua."

Khun yang melihat Baam terheran, menarik sang brunette untuk duduk di sampingnya. Ia mengklik tautan dari fans hingga layar laptop membuka jendela baru. Di sana ada beberapa paragraf mengenai beberapa adegan Viole x Khun baik yang manis sampai rating dewasa.

Ketika sang bluenette tak sengaja memilih tautan baru, ia dan Baam tersentak dalam kejutan. Karena link itu bukan tulisan melainkan beberapa fanart buatan fans dimana mereka tengah saling berciuman bahkan melakukan adegan intim.

"..."

Khun pun langsung menutup jendela tersebut.

"Fans sial, mereka benar-benar ganas." Gerutunya sebal, dalam hati menahan malu serta inner Omega yang memintanya untuk melakukan hal itu pada Baam. No way! Omega sial!

Sisi Omega Khun pundung di pojokan.

Merasa tidak ada gerakan dari Baam, Khun menoleh dan mendapati sang brunette yang tengah membaca sesuatu di ponselnya. Tangan sang Alpha terlihat menutupi mulutnya, keningnya berkerut dengan mata emasnya yang mengerling aneh.

Penasaran dengan apa yang dilihat Baam, Khun ikut melihat layar ponsel sang Alpha yang berupa tulisan fanfiction. Azure-nya melebar horor.

Di sana tertulis Khun yang tengah berada di dalam heat, memohon dengan seksi pada Viole untuk segera menandainya.

Bukan hanya itu, Khun juga bergerak nakal sambil menggoda sang Alpha agar hantaman di bagian intim mereka lebih keras dan dalam.

Ia memucat saat membaca gambaran Viole yang membisikan kata-kata romantis dan menjanjikan Khun bahwa ia akan 'melakakukannya' sampai sang Omega hamil.

Tidak tahan dengan bacaan itu, Khun segera merampas ponsel Baam. Membuat sang brunette memiringkan kepalanya heran.

"Apa? Kenapa kau membaca hal seperti itu dengan raut datar!" Khun menahan diri agar tidak bersemu. Benaknya berusaha menghapus bayangan adegan intim antara Baam dan dirinya lakukan, ia sedikit terkejut mendapati sang Alpha yang bisa membaca cerita vulgar seperti ini dengan raut serius nan datar.

Berkedip lucu, Baam memasang wajah polos. "Aku hanya penasaran bagaimana Alpha menandai Omega, aku merasa kasihan karena Omega saat heat tidak bisa melarikan diri atau menolak jeratan Alpha."

Khun yang berpikir jika Baam membaca itu dengan tujuan tak senonoh. "..."

"Itu sudah menjadi takdir, hanya kemauan kerasmu yang bisa mengubahnya." Komentar Khun pelan, bola matanya meredup saat memikirkan banyaknya kasus Omega yang menyedihkan serta status dirinya yang sama seperti mereka.

Perubahan suasana yang tiba-tiba, membuat Baam segera memeluk Khun dan mengelus punggungnya pelan.

"Apakah rencana kita malam ini untuk pergi ke festival masih berlanjut?" Baam memainkan ujung rambut Khun yang tengah sepenuhnya menjatuhkan diri di pelukan sang Alpha.

"No, karena para fans sudah tahu kita di kota ini. Mereka berbondong-bondong pergi kemari. Jadi rencana berubah sedikit. Kita akan melanjutkannya besok di kota selanjutnya." Khun menghela napas lelah, menikmati aroma Alpha di tubuh Baam.

"Oke, apapun yang kau inginkan Khun-san." Jawab Baam riang.

"Kau sudah melihat postingan baru wanita pirang itu?"

"Dia masih keras kepala?"

"Lihat saja," Khun kembali membuka laptopnya dan memperlihatkan perang antara fans Viole x Rachel dan Viole x Khun.

Baam memasang raut jelek, ia tidak tahan dengan komentar fans Bitchel yang menjijikan. "Ugh, ini membuatku sakit mata. Bisakah aku memberi konfirmasi lain?"

Khun terdiam sejenak, ia lalu menatap Baam lekat. "Ini agak melenceng dari jadwal kita. Tapi tiga hari lagi akan diadakan sebuah pesta yang diikuti oleh beberapa artis terkenal dan beberapa politisi. Mungkin kita bisa membuat 'adegan' di sana."

"Ide bagus." Baam lalu memperhatikan bagian tulang selangka Khun. Benaknya teringat akan adegan fanfiction yang dia baca.

"Khun-san?"

"Hm?"

"Aku tadi membaca salah satu adegan di fanfiction. Kurasa itu bisa dicoba." Manik emasnya menatap lekat Khun yang langsung terdiam.

"..." Khun bergeming karena ia berpikir jika Baam ingin melakukan adegan intim sehingga pipinya sedikit merona dengan mata melebar shock.

"Bukan! Bukan yang itu!" Baam menggerakan tangannya asal. Wajahnya merona dengan gugup. "Seperti yang dilakukan di film-film, kita mengambil foto saat di tempat tidur. Bagian atas tertutup selimut dan kita mengambil foto saat tidur bersama, seolah kita tak memakai pakaian atasan."

"..." Sejak kapan pemuda yang menurutnya polos bisa meminta adegan ambigu dengan wajah lugu?

"Aku sempat memikirkannya juga, tapi aku rasa itu ide bagus. Jadi foto itu bisa menyiratkan bahwa kita telah melakukan sesuatu." Khun yang akhirnya mengerti maksud dari Baam, menyetujuinya tanpa pikir panjang.

"Sesuatu?" Baam termenung sesaat. "Ah! Aku rasa itu ide buruk. Lebih baik tidak dilakukan!"

"Ha? Bukankah kau yang merekomendasikan?" Khun menautkan alisnya heran.

Baam menggeleng pelan, tangannya menyentuh bahu sang Omega. "Itu buruk untukmu."

"Apanya?"

"Khun-san, kita belum menikah. Jika orang lain mengetahui kalau kau sudah ugh pokoknya itu!" Baam menutup wajahnya malu. "Orang-orang bisa memiliki pandangan buruk padamu."

"Aku tidak peduli." Khun berkata datar. "Imej ku sudah buruk di mata orang lain. Lagipula jika aku tak bisa mencari pasangan lain. Aku tidak keberatan, toh aku tak berencana untuk terikat dengan seseorang."

"Khun-san." Baam menatap Khun seolah tak setuju dengan keputusan tersebut.

"Paling tidak, aku bisa meminta kompensasi padamu karena telah menodaiku haha." Khun mengatakan ini sepenuhnya untuk candaan. Meski sisi lain di hatinya tahu jika dirinya telah perlahan jatuh.

"Khun-san, jika kau hanya bercanda itu tidak lucu." Baam mendengus lelah.

Khun hanya tersenyum licik, ia memperhatikan ekspresi Baam yang sama sekali tidak terpengaruh akan candaannya. Sebesit rasa risih hinggap di hatinya, namun cepat tergantikan oleh sisi Omega-nya yang marah karena mengucapkan kata-kata itu dengan candaan! Padahal Omega-nya serius ingin bersama sang Alpha.

Menghela napas panjang, Khun membaringkan diri di atas kasur.

Melihat sang Omega yang nampak larut dalam pikirannya. Baam kembali berjalan mendekati jendela. Saat Khun berkata bahwa dirinya meminta kompensasi, Baam tahu jika sang Omega tengah mengisyaratkan padanya bahwa ia butuh pertanggung jawaban.

Mengingat dirinya yang sudah sering mencium, bahkan melakukan scenting pada Khun. Baam tidak tahu harus berbuat apa. Di sisi lain ia hanya melakukan ini untuk menyingkirkan Rachel, sementara di sisi lain dia tak keberatan dengan kegiatan ciuman mereka.

Apakah itu salah?

Baam yang terlarut dalam pikirannya tersentak, saat Khun yang entah sejak kapan datang mendorongnya dan membungkamnya dalam ciuman panas.

Ah, Baam memang sangat menyukai ciuman mereka.

TBC

Maaf, berita buruk..., Selain selama beberapa hari Yoru sibuk baca novel Trash Count Family. Yoru juga sedang dalam masuk motivasi buruk, yang membuat Yoru kembali bimbang dengan niat menulis atau berhenti sepenuhnya... Mungkin sedang dalam fase down, mudah-mudahan aja cepat pulih dan gak ada hal buruk yang terjadi :(

Jadi Yoru mungkin akan off lagi untuk beberapa waktu ke depan.

Bye bye,
Yoru

10 September 2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro