Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

BAB 4

"Rin, ke kantin yuk. Tiba-tiba gue haus nih," ucap Mela.
"Tadi kan udah, Mel. Lagian, bentar lagi bel masuk akan dibunyikan," ujar Rina.
"Lo mah. Gak setia kawan. Yaudah, gue ke kantin sendiri."

Mela berlenggang pergi keluar kelas tanpa sepatah kata apapun lagi.
Rina hanya menghela napas sejenak.

***

"Hahahahaha. Hahahahaha. Hahahahaha. Rasain lo!"

Mela mendengar gelak tawa yang cukup keras dari arah kantin. Dia mempercepat langkahya karena penasaran apa yang sedang terjadi di sana.

Dia mengintip diam-diam dibalik tembok depan kantin dan melihat ada keributan disana.

"Kamu tidak lihat? Saya sedang membantu seseorang yang terjatuh, dan itu karena kamu."

"Apa lo bilang? Jangan ngasal kalo ngomong. Gak ada bukti sama aja bullshit!"

"Dhira? Ngapain dia disitu? Ada anak baru yang ganteng itu juga?" ucap Mela dengan nada bisikan dan ekspresi bingung.

"Saya benar-benar melihat kamu menjegal anak itu dengan kakimu, hingga terjatuh," ucap Dhira.

"Jangan ngarang cerita deh. Gue gak ngejegal dia. Dia aja yang jalannya gak hati-hati. Iya kan Ngga?" bantah Bayu.

"Maaf, aku tadi tidak melihatnya jadi aku tidak tahu," jawab Rangga.

"Saya tidak ngarang cerita. Saya cerita yang sebenarnya," ujar Dhira tegas.

"Wahh! Lo ada masalah apa sih sama gue? Dari kemaren nyari ribut mulu sama gue?"
"Saya tidak mau cari ribut sama kamu. Saya hanya ingin menolong orang yang sedang ditindas," terang Dhira.
"Jadi, maksud lo gue nindas dia gitu? Iya? Lo tuh emang bener-bener ngasal ya kalo ngomong," ujar Bayu yang tidak mau disalahkan.

"Sudah-sudah. Jangan ribut, ini di sekolah." Rangga mencoba menenangkan suasana yang panas ini.

"Sorry, ada apa ya? Kok ribut-ribut disini?" suara nyaring itu mengheningkan sejenak keributan yang tengah terjadi.

Mela? batin Dhira bersuara.

Wajah Rangga seketika berubah menjadi sedikit terkejut. Rangga tahu bahwa hubungan Dhira dan Mela tidak baik sejak kelas sepuluh. Rangga tahu itu, karena mereka dulu satu kelas.

"Cewek ini nih, ngarang cerita kalo gue ngejegal dia biar jatoh," ucap Bayu sambil mengarahkan telunjuknya ke arah anak tadi.

"Gue juga punya tuh temen kayak gitu. Suka ngarang cerita yang gak bener. Bahkan merebut gebetan orang, dan dia tuh caper sama semua orang dengan sok-sok-an nolong orang yang tertindas," ucap Mela sinis.

"Apa maksud kamu, Mel? Yang kamu maksud itu saya?" tanya Dhira, karena dia merasa bahwa yang Mela maksud adalah dirinya.

"Kenapa? Lo ngakuin kalo lo kayak gitu?" tanya Mela.
"Maaf, saya bukan orang seperti itu. Kamu jangan asal bicara, Mel."
"Gak usah sok suci deh lo. Gue tau semua kebusukan lo. Gak usah lo tutup-tutupin pake topeng sok baik lo itu!!" Mela mengatakannya berapi-api.

"Lahh..., ini kenapa malah kalian yang ribut? Gue cabut ajalah kalo gitu. Bye!" Bayu berlalu meninggalkan kantin itu.

"Eh..., tungguin gue. Gue mau ngomong sesuatu sama lo," teriak Mela.

"Awas lo Dhir, gue belum selesai sama lo," ancam Mela.

Mela berlari mengejar Bayu yang sudah menjauh.

"Kamu gak apa-apa Dhir?" tanya Rangga.
"Gak apa-apa kok. Yaudah, kita bantuin dia bersihin makanan yang tumpah tadi," ujar Dhira.
Rangga memungut makanan yang berserakan itu. Sedangkan Dhira mengepelnya agar tidak kotor. Sementara anak itu yang ternyata seorang perempuan, Dhira menyuruhnya meminjam baju ganti sementara yang ada di UKS.

"Kamu beneran gak apa-apa Dhir?" tanya Rangga lagi untuk memastikan.
"Iya beneran. Saya tidak apa-apa kok, Ngga."
"Syukurlah...," ucapnya lega.

Sementara Mela masih mengejar Bayu. Dia sedikit kesulitan mengejar karena harus menyesuaikan jalannya dengan Bayu. Sulit karena tubuh Bayu yang jangkung, sedangkan dia sedikit pendek.

"Woyyy! Cowok!! Tunggu!" teriak Mela.
Dengan sekuat tenaga, Mela mengejar Bayu, dan akhirnya dia bisa mengejarnya juga.
"Lo manggil gue?" tanya Bayu.
"Iyahhh...," jawab Mela disertai ngos-ngos-an karena berlari tadi.
"Ada paan lo manggil gue? Bukannya lo lagi ribut sama cewek ngeselin itu?" tanya Bayu.
"Enggak. Udah ga usah dibahas. Gak penting. Yang penting sekarang tuh, kita," ucap Mela sedikit genit.
"Hah? Kita? Apa maksud lo?" tanya Bayu bingung.
"Kenalin, nama gue Mela. Cewek populer di sekolah ini. Gue liat-liat, di sekolah lo dulu, lo juga populer ya?" ujar Mela sok akrab.
"Gak juga. Yaudah, gue cabut dulu. Gue mau ke kelas."
"Tunggu. Nama lo siapa? Gue kan belum tahu."
"Kata lo kan, gue keliatan populer. Pasti lo bakal tau kan nama gue siapa? Kan gue populer?" ujar Bayu lalu pergi meninggalkan Mela seorang diri.
"Kok galak sih! Tapi malah keliatan keren. Bener-bener tipe gue banget ini," ucap Mela senang.

***

Di sore yang sedikit mendung ini, Dhira berada di luar sekolah menunggu angkot. Motor matic yang biasa dia pakai, sedang ada di bengkel. Rangga yang melihat, menyapanya.

"Hai Dhir. Mau pulang ya?" tanya Rangga yang duduk di atas motor matic miliknya.
"Iya," ucap Dhira.
"Kok gak bawa motor?" tanya Rangga lagi.
"Motornya lagi di bengkel."
"Kalo gitu, bareng aja yuk. Daripada kamu nunggu angkot, lama lagi. Langit juga mendung," tawar Rangga.
"Tidak terima kasih. Saya bawa payung kok. Jadi gak apa-apa. Terlebih, arah rumah kamu dan saya kan berlawanan," tolak Dhira.
"Tidak masalah buatku. Aku bisa putar balik buat antar kamu," ujar Rangga.
"Saya benar-benar gak apa-apa kok. Saya naik angkot saja. Saya gak mau ngerepotin kamu."
"Baiklah, jika seperti itu. Aku pulang duluan kalo gitu. Bye Dhira." Rangga tidak mau terlalu memaksanya.

Dhira hanya mengangguk sebagai respon.

----
Jangan lupa mampir juga ke work my jodoh 😂MarisnaWulandari

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro