Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

BAB 26

"Hai Dhir!" Bayu menyapa Dhira di pagi yang indah ini.

Dhira hanya menunduk dan tersenyum tanpa berkata apa pun. Sudah beberapa hari terakhir seperti itu. Bayu pun merasa aneh karena Dhira bukanlah Dhira yang dia kenal dulu. Dia berkata tidak akan menghindarinya lagi. Namun, dia tetap menghindarinya dengan jarang mengobrol dengan Bayu.

Bayu merindukan sosok Dhira yang galak. Sosok yang dapat membuat Bayu kesal dan berujung timbulnya keributan. Bayu merindukan semua itu. Bayu merasa saat ini, dia sudah jarang menjahili Dhira.

"My Boy Bayu! Selamat pagi!" sapa Mela ceria sembari menggandeng lengan Bayu.

Entah sejak kapan panggilan My Boy dia buat untuk Bayu.

"Eh apa sih lo! Lepasin! Risih tau gak, ini di sekolah!"

"Alah, jangan sok malu-malu. Sebenernya lo seneng kan? Gue gandeng gini? Ya kan? Ngaku aja deh!"

Pede tingkat dewa nih cewek satu.

Bel tanda masuk berbunyi. Itu membuat Bayu merasa lega dan senang. Dia bisa terbebas dengan makhluk mamalia bernama Mela.

"Gue ke kelas dulu. Bye!"

Secepat tupai, Bayu melepaskan diri dari kungkungan Mela. Berlari menuju kelasnya secepat mungkin.

Dhira udah jauhin Bayu. Gue harus berusaha keras buat dapetin dia. Pokoknya jangan sampe Bayu dia rebut kayak waktu itu.

Istirahat kali ini, Bayu memilih nitip saja makanan di kantin pada Rangga. Dia malas jika harus bertemu Mela, dan lebih memilih berdiam diri di kelas. Saat ini, dia sedang malas meladeni Mela.

"Ngga! Rangga!" panggil Mela pada Rangga yang sedang mengantri makanan.

"Liat Bayu gak?" tanyanya sesaat setelah tiba di samping Rangga.

"Enggak tuh!"

Bayu tadi berpesan, jika Mela mencarinya bilang saja jika dia tidak tahu. Tentu saja awalnya Rangga menolak, tetapi Bayu memiliki cara jitu yang dapat menjinakkan Rangga. Yaitu dengan berbuat manis di depannya.

"Masa sih? Kan biasanya lo yang paling deket sama dia?" Mela tidak percaya.

"Iya ... yaudah deh, gue mau ngantri dulu. Jangan ganggu ya," usir Rangga lembut.

Mela pun mencoba berpikir, kira-kira Bayu dimana. Hingga sebuah ide muncul di tengah pikirannya yang mencari Bayu.

Gue mutusin bakal nembak Bayu hari ini sepulang sekolah. Gua yakin, gue gak bakal ditolak lagi.

Keputusan Mela sudah bulat. Dia akan menembak Bayu, dan tidak peduli apa pun. Jika ditolak, dia sudah tidak peduli dan akan terus mencoba.

Saat ini parkiran begitu riuh bagaikan tawon yang sedang membuat sarang. Para murid berhamburan mengambil motor masing-masing.

Sedangkan Bayu, memilih bersembunyi sebentar di dalam kamar mandi. Dia akan menunggu hingga semua murid pulang. Tentu satu alasannya melakukan ini, dia tidak ingin bertemu Mela. Gara-gara dia, Bayu jadi tidak bisa bertemu Dhira di sekolah karena dia selalu saja mengganggu.

Kayaknya udah sepi. Saatnya gue keluar dari sini.

Bayu pun membuka pintu kamar mandi perlahan. Tentu benar, suasana sepi. Hanya ada segelintir murid yang lalu lalang. Dirasa aman tidak ada gangguan, Bayu berjalan santai menuju parkiran.

Terdengar suara pantulan sepatu dan lantai dari arah belakang Bayu.

Pukkk!!

Ada sesuatu yang menepuk bahunya. Segera mungkin Bayu menoleh. Sebenarnya apa yang menyentuh bahunya itu. Setelah melihat, matanya membelalak seketika.

"Hai Bayu! Akhirnya ketemu juga. Hehe," cengiran terpatri di wajah putih Mela.

"Hm," jawab Bayu datar.

"Gue mau ngomong sesuatu sama lo. Ayo ikut gue bentar!" Mela menarik pergelangan tangan Bayu. Ada sedikit rasa penasaran dari diri Bayu, maka dari itu dia tidak memberontak.

Mela membawa Bayu ke belakang kelas sepuluh yang tentu saja sepi. Dia mendorong Bayu ke tembok dan mencondongkan badannya ke Bayu.

"Eh? Lo mau ngapain?"

Mela tidak menjawab, memiih menempelkan jari telunjuk di bibir.

Mela mundur perlahan, membentuk sedikit jarak dengan Bayu. Dia menghela napas sejenak.

"Gue suka sama lo!"

Bayu terdiam beberapa menit tidak menjawab.

"Gue suka sama lo Bayu."

Mela pun mengulangi ucapannya.

"Iya."

"Iya? Maksudnya lo juga suka sama gue?" wajah Mela semringah.

Bayu mengangguk sedikit terpaksa. Demi Dhira dia menerima Mela. Jika tidak, dia akan tetap menolaknya. Dia benar-benar tidak menyukai Mela.

"Wahhh! Tuh kan! Bener apa kata gue. Lo tu malu-malu aja nolak gue kemaren," ucap Mela percaya diri.

Sedangkan Bayu memilih diam memasang ekspresi datar.

"Berarti hari ini kita resmi pacaran. Yeyy!!" Mela berteriak sambil melompat-lompat senang.

"Yaudah, ayo kita pulang bareng. Kita kan udah jadian."

Bayu menurut tanpa mengomel.

Kalo bukan karena Dhira, gak bakal gue balas perasaan lo.

***

Semenjak jadian dengan Bayu, Mela sangat menempel bak sebuah prangko. Tak jarang Mela mengunjungi kelas Bayu, mengajak ke kantin bersama, pulang bersama. Semua itu, Mela yang mengajak. Bayu hanya menuruti. Dia tidak mau Mela mengomel, karena jika sudah mengomel itu akan ribet.

Tak jarang Dhira melihat kedekatan Mela dan Bayu di sekolah. Itu membuat hatinya sedikit sakit. Dia sebenarnya menyukai Bayu, tapi dia lebih memilih kesalahpahamannya antara Mela terselesaikan daripada perasaannya. Ketika berpapasan, dia mencoba bersikap biasa saja. Sebisa mungkin, menyembunyikan rasa sedihnya.

Namun, Rangga tetap bisa melihat kesedihan Dhira yang disembunyikan. Sepertinya Dhira menyukai Bayu. Hati Rangga sedikit perih, tapi dia tidak ingin melihat gadis yang disukainya bersedih. Dia akan berusaha menghiburnya.

Walaupun tidak bisa bersama dia, setidaknya dia masih bisa dekat dengannya dan juga menghiburnya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro