Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 3 : Takdir yang Mempertemukan

Aku berdiri di depan gerbang sekolah. Menunggu kedatangan Himeka dan juga pacarnya. Sejak lima menit yang lalu orang - orang sudah berkumpul di belakangku untuk menanti kedatangan tuan putri mereka. Berbeda denganku yang kini tengah menunggu sosok pangeranku.

Ckiit...

Sebuah mobil mewah berwarna silver berhenti tepat di hadapanku. Lalu dari dalamnya keluar seorang gadis cantik bersama dengan kekasih hatinya.
Orang - orang bersorak memanggil nama mereka berdua. Sedangkan yang dipanggil hanya melambaikan tangan dengan malas.

Bruk! Bruk!

Dua buah tas mendarat tepat di dalam troli yang kubawa. Aku menghela nafas sebentar lalu melanjutkan rutinitas pagiku mengantar dua tas ini ke dalam kelas.

"Hari yang indah, ya" komentar gadis itu, Himeka.

"Himeka, memar yang ada pada wajah Alyn..apakah itu perbuatanmu?" tanya pacarnya seketika.

"He? Memangnya kenapa?" tanya Himeka sewot.

"Kenapa kau melakukannya? Aku heran padamu" tanya balik pacarnya.

Pada akhirnya langkah mesra mereka berhenti tak jauh dari gerbang. Orang - orang yang berada di sekeliling mereka saling bertanya dalam kebingungan. Akupun ikut berhenti dibuat mereka.

"Apa maksudmu sih? Aku hanya cemburu karena kamu memberikan perhatian padanya kemarin" tutur Himeka.

"Perhatian?" bisik orang - orang kaget.

"Hanya karena itu?" tanya pacarnya sambil melipat kedua tangannya.

"Iya" jawab Himeka enteng.

Plakk!!

Nafasku tertahan. Antara merasa puas tapi kasihan melihat kejadian langka di depanku. Dan nampaknya semua orang juga begitu.

Himeka hanya terdiam sambil memegangi sebelah wajahnya yang habis termakan tamparan pacarnya sendiri. Kemudian pacarnya berjalan cepat menghampiriku dan mengambil tas Himeka yang ada pada troli yang kubawa.

"Sudah cukup!" bentaknya sembari melemparkan tas Himeka ke tanah.

"Yuusaku..?" gumam Himeka tak percaya.

"Berhentilah bersikap sok bangsawan, aku muak melihatmu! Dan asal kau tahu, aku tak pernah mengingikanmu!" bentak pacarnya nanar.

Bisikan orang - orang semakin mengguruh terdengar. Berbagai macam ekspresi mereka tunjukkan atas kejadian itu. Sementara aku hanya diam terpaku di tempatku.

"Sialan, ini semua gara - gara gadis pembantu itu, ya!?" pekik Himeka. Dengan amarah di hatinya, ia menhampiriku dan menyeretku kasar.

"Himeka-sama, kita mau kemana?" tanyaku takut akan disiksa lagi.

"Diam kau, gadis sial!!" bentak Himeka. Ia terus menyeretku keluar gerbang sekolah. Hingga akhirnya kami berada di pinggir jalan besar.

"Himeka-sama...?" gumamku ketakutan.

"Makan ini!!!!!" teriak Himeka sambil melemparku ke tengah jalan besar.

Jantungku terasa berhenti berdetak begitu aku menyadari satu hal. Mataku membulat lebar, begitu sebuah truk besar melaju tepat ke arahku. Waktuku mulai melambat. Teriakan tidak jelas orang - orang hanya terdengar samar di telingaku. Oh..jadi ini akhir hidupku? Baguslah.

"Alyn....!!!".

CKITT.....BRAKK!!!

👑

Angin dingin berhembus mengenai tengkuk leherku. Kurasakan badanku mulai menggigil kedinginan. Perlahan aku mulai membuka mataku dan kudapati bayanganku sendiri yang tengah tertidur di atas rerumputan.

Aku bangun dan menguap lebar. Kuamati lingkungan sekitarku. Pohon-pohon besar nampak menjulang tinggi ke langit malam. Bintang - bintang berpendar terang di atasnya diikuti bulan purnama yang menemani.

Satu detik...dua detik...

"Heeeee!? Aku ada dimana!?" teriakku histeris.

Dengan cepat aku meraba - raba perutku lalu leherku. Tak ada bekas luka maupun darah disana. Ini aneh. Bukankah aku baru saja kecelakaan karena perbuatan si Himeka itu?

Lalu pandangan mataku beralih menghadap sebuah cermin kuno yang lumayan besar. Aku meraba tiap ukiran di sisi cermin itu. Hufft, berdebu sekali. Sudah berapa lama cermin ini ada di sini? Jangan-jangan milik seorang penyihir tua yang jahat.

Aku menatap bayanganku sendiri di cermin. Seketika pakaianku berubah. Aku tidak mengenakan seragam sekolah melainkan mengenakan sebuah pakaian berwarna putih dan rok merah muda yang senada dengan rambutku. Dan entah kenapa, aku jadi lebih...emm..cantik.

Kemudian tanganku bergerak menyentuh permukaan cermin. Bermaksud menyentuh bayangan wajahku disana tapi yang terjadi malah sebuah cahaya putih keluar dari permukaan cermin. Aku menyipitkan mataku sedikit dan kulihat permukaam cermin itu seperti membentuk sebuah portal ajaib.

Perasaan iseng muncul di kepalaku. Lalu kakiku melangkah masuk ke dalam cermin. Disana aku melihat hal yang sangat aneh.

Kulihat tubuh seorang lelaki tengah tertidur di atas sebuah kasur awan yang nampak lembut. Aku mendekatinya perlahan dan mencoba membangunkannya. Siapa tahu dia mau menyediakan kue untukku.

"Hei, bangun..." bisikku di telinganya.

Lalu secara perlahan laki - laki itu membuka matanya dan berbalik menghadap ke arahku. Ia terdiam sebentar menatapku. Seakan mencoba mengingat sesuatu.

Lalu tiba - tiba dia berdiri dan memelukku erat. Wajahku dibuat merah padam olehnya.

"Hei, apa yang kau lakukan!?" teriakku panik. Siapa juga gadis yang tidak panik ketika dipeluk oleh laki-laki tidak dikenal di tengah hutan? Malam hari, lagi?

"Aku tahu kau tidak akan pernah pergi meninggalkan aku, Ana!" ujarnya terisak di bahuku.

He? Ana?

👑

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro