Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

PROLOG

Zero : Kenapa Mirai, kamu keturunan Nippon?

Mirai : Cara kamu menyebut Nippon berasa aku bangsa yang 3,5 tahun menjajah Indonesia.

Zero : Ha-ha ... baper! Aku lagi bahas arti nama kamu. So, apa?

Mirai : Masa depan. Aku suka artinya, untuk maju kita harus berani menatap ke depan.

Zero : Benar. Asal jangan lupakan masa lalu karena darinya kita banyak belajar untuk menata masa depan, kan?

Sesaat gadis itu termenung, masih menatap layar selebar 5 inci di genggamannya, terkadang nasihat orang lain terdengar lebih mudah dari pada berdamai dengan diri sendiri. Sampai saat ini pun ia masih belum bisa move on dari belenggu masa lalu tentang cinta, air mata, dan patah hati berkali-kali. Hidupnya sungguh sempurna, tetapi siapa yang tahu tentang perasaan terdalam akan sebuah kekecewaan? Dirinya telah terbiasa dengan kata kehilangan. Namun, mengingat momen itu matanya kembali berkaca-kaca. Waktu takkan mampu memupus rasa sakit, selama apa pun akan terus membekas menjadi kenangan. Kecuali kenangan itu lenyap bersama senyap.

Zero : Hai, Nona! Kamu baik-baik saja?

Mirai : Ya. Hmm ... kenapa Zero, enggak Hero atau Zorro biar kayak pahlawan bertopeng?

Zero : Ngaco! Karena aku bukan siapa-siapa, makanya enggak harus jadi pahlawan.

By the way, apa rencana masa depanmu?

Mirai : Bertemu dengan pangeran lalu menikah.

Zero : Perempuan itu kalau mimpi kadang muluk-muluk, di luar nalar. Hidup ini bukan dongeng Cinderella, ending 'bahagia selamanya' itu enggak pernah ada.

Mirai : Siapa tahu? Aku suka menunggu keajaiban.

Zero : Ya Tuhan ... kamu hidup di zaman apa?

Mirai : Di zaman ketika perempuan berpikir realistis, tetapi selalu dianggap materialistis.

Zero : Ha-ha ... kedengarannya cukup rumit. Bukankah menunggu itu melelahkan?

Mirai : Ya, sangat melelahkan, tapi akan ada waktu yang tepat saat kamu memilih untuk berhenti menunggu.

Zero : Oke! Mirai semoga ada kesempatan bertemu di masa depan. Saat waktu itu tiba, aku harap kamu enggak menyesal bertemu denganku.

Lagi-lagi perempuan berdarah Sunda itu kembali tertegun, mungkinkah akan ada cara mereka bertemu? Benarkah ia ingin kenal dengan orang yang hanya disapa lewat dunia maya? Sekali lagi, dunia maya. Dia harus tahu diri, jangan pernah berharap hubungan ini menjadi nyata.

Zero : Memikirkan bagaimana cara kita bertemu?

Mirai : Enggak! Justru sedang berpikir belum tentu aku mau.

Zero : Ah, sayang sekali padahal aku ingin mengenalmu.

Terjadi kekosongan lagi di antara mereka, detik berganti menit, satu, dua, tiga menit tanpa balasan. Lelaki itu sedikit menarik napas lalu mengembuskannya perlahan. Dia ragu untuk mengetik, hapus, mengetik lagi, seolah menyusun kata-kata yang tepat agar tidak salah tanggap. Setelah menimbang-nimbang akhirnya dia memutuskan mengirimnya.

Zero : Melamun lagi? Aku yakin kamu akan lebih manis jika tersenyum. Sudah tersenyum, kan? Nah, begitu lebih baik.

Benar saja. Seulas senyum terkembang di sudut bibirnya, sesuatu yang hangat memercik sulit diungkapkan dengan kata-kata. Lelaki di seberang sana selalu berhasil membuatnya tersenyum tanpa disadari. Gadis berambut panjang itu tersentak, ada yang salah dengan dirinya. Ini tidak benar dan jangan dibiarkan berlanjut, sesuatu yang asing harus tetap berada di jarak aman.

Daisya segera menutup akun Mirai, seperti biasa pembicaraan yang tak perlu jawaban. Menghindar, salah satu cara menjaga jarak. Ia pandangi langit-langit kamar berukuran 3x4 meter cukup luas untuk dirinya sendiri, tetapi rasa sesak terus menyeruak. Tidak ada yang tahu, banyak mimpi tentang masa depan ia goreskan sampai ke sudut ruangan itu.

Malam kian larut, hanya terdengar bunyi tik tok pada jam yang menggantung di dinding. Angin malam mendesir diam-diam melalui celah jendela, ia mulai memejamkan mata.

"Masa depan ... bersahabatlah denganku."

***

Keep reading gaeess ... semoga hasil revisi lebih baik ya, jangan lupa vomment, sedikit tapi akan sangat berharga 😁

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro