34 - [Lost My Happiness]
Wajah Seth berubah marah. Kini, dia menatap Garret penuh kebencian, kepercayaan yang selama ini dia berikan ternyata salah. Dia yang membantu Garret selama ini sudah salah langkah.
Saat itu juga, mata Seth berubah merah seutuhnya, memancarkan pendar cahaya menyilaukan yang benar-benar membuat Garret sedikit tersentak kaget. Bukan Garret, lebih tepatnya Skizoa yang sudah menyamar menjadi Garret. Begitulah ia menghancurkan suatu tempat, monster yang menyelinap ke dalam sistem pemerintahan.
Secepat mungkin Seth berdiri, mengabaikan rasa sakit di kakinya yang sekarang hampir remuk. Dia terus memberikan sugesti pada pikirannya, bahwa kakinya baik-baik saja. Terus sepertu itu, sampai dia sekarang membuat kakinya mati rasa.
"Kau menolak mendukungku, dan lebih memilih mati?" Garret mengembuskan napasnya kasar. "Baiklah, kalau itu maumu," ucapnya.
Dia membuka jubah yang ia kenakan, setelah itu membuka kemeja yang tadinya melekat pada tubuhnya. Matanya menatap sinis ke depan, pertarungan antara dia dan Seth akan kembali di lakukan.
Alena yang melihat anaknya kalut penuh dendam dan emosi berteriak histeris, "Seth! Sudah, kau tak perlu terlalu menyesalinya, kita harus mengalahkan semua musuh dulu!"
Remaja itu tak mengubris, dia malah maju ke depan untuk menyerang Garret, memberikan dua pukulan berturut ke arah wajah Garret. Namun, pria itu berhasil menghindar dengan mulus, tatapan nanar dari mata Seth membuatnya tersenyum senang tanpa melakukan perlawanan apa pun.
Tubuh Seth berusaha menyeimbangi pergerakan Garret yang benar-benar cepat, ia terus saja memberikan pukulan dan tendangan ke arah pria itu. Akan tetapi, hasilnya tetap saja sama, pria itu terus mengelak, tak ada serangan yang berhasil mengenainya.
Dia melompat ke satu arah, menendang dengan kaki sebelah kanan, Garret menghindar dengan memberikan tameng menggunakan tangannya sendiri, sementara wajahnya tetap menatap Seth dengan tenang dan tersenyum licik. Senyum itu sudah tak lagi terlihat seperti senyum manusia, karena garis senyumnya hampir mencapai bawah mata. Topeng yang selama ini dia kenakan akan berubah kembali pada wujudnya yang asli.
Raungan dari empat penjuru mata angin kembali terdengar. Menandakan serangan kedua dari para Skizoa masih terus berlanjut. Kesimpulan yang ada di pikiran Seth sekarang adalah, jika dia berhasil mengalahkan Garret, itu artinya para Skizoa yang dikendalikan monster itu akan berhenti melakukan penyerangan dan kembali ke markas asalnya.
Akan tetapi, mengalahkan Garret bukanlah hal yang mudah. Seth kali ini berhenti, dia sedikit menjauh dari Garret, mencoba mengatur napas dengan tubuh yang hanya bertopang pada satu kaki.
Matanya masih saja merah menyala. "Aku akan memotong lehermu dengan tanganku!" teriak Seth.
Teriakan itu dibarengi Seth yang kembali berlari terseok-seok ke depan. Ia mengangkat pedangnya, dengan satu revolver yang masih berada di sakunya.
Dia memberikan satu sabetan secara kilat, dan itu berhasil membuat tangan kiri Garret terluka dan mulai mengeluarkan cairan berwarna kehijauan. Kini, Seth lah yang tersenyum, membuat satu serangan yang berhasil mengenai Garret saja sudah membuatnya begitu senang.
"Sialan!" bentak Garret.
Tanpa diduga, pria itu mengubah kedua tangannya menjadi tangan yang sebenarnya. Tangan berotot, besar, dan memiliki duri-duri penuh di sekujur tangannya. Perlahan tapi pasti, bagian kepalanya juga berubah, dua buah tanduk setan mulai tumbuh di sana, taringnya mulai keluar, begitu pula dengan bibirnya yang perlahan semakin lebar. Matanya melotot, dengan satu titik bola mata berwarna kehijauan di sana.
"Groaaaa!" Garret meraung, selayaknya Skizoa yang biasanya didengar Seth.
Alena yang memperhatikan semua itu merasa sangat khawatir. "Seth, hati-hati!" teriaknya sampai tak menyadari ada sebuah tamparan keras yang melayang ke pipinya.
Plak!
Pyro menamparnya dengan keras. "Kau tidak diizinkan untuk bicara di sini, Istriku!" bentaknya.
"Aku tidak sudi menjadi istri monster menjijikkan sepertimu, lebih baik aku mati!" balas Alena garang, dia memberanikan diri menatap tajam mata pria tua itu.
Pyro mencengkram wajah Alena kembali. "Kau tak boleh mati, karena itu kau harus menerima bagaimana alur hidupmu."
"Jika aku bersamamu, kalau aku tidak dibunuh, aku akan membunuh diriku sendiri." Ucapan itu membuat Pyro semakin keras mencengkeram wajah Alena. "Argh! Atau ... a-anakku dan aku akan membunuh kau!"
Ancaman itu membuat Alena kembali mendapatkan satu tamparan di wajahnya. Sementara di depan sana, Seth bertarung sengit dengan Garret, membuat banyak bangunan roboh dan menyatu dengan tanah.
Akhirnya, makhluk besar milik Garret kembali muncul, masih dengan rupa yang sama. Tak mau kalah, Seth membuat puluhan Skizoa beterbangan di atas langit dan terbang ke arahnya.
Semua Skizoa itu membawa sabit maut di tangan mereka. Dengan kendali pikiran dari Seth, semua Skizoa itu maju dan melakukan penyerangan pada Garret.
Satu Skizoa mikik Seth berhasil ditebas, membuat Seth meringis, merasakan sakit seperti apa yang dirasakan Skizoa itu. Akan tetapi, satu Skizoa berhasil menghadang di bagian belakang dan memotong tangan Skizoa milik Garret dengan mudah.
Beberapa Skizoa yang berada di depan hanya sebagai pengalihan untuk penyerangan di bagian belakang. Sampai akhirnya, Skizoa milik Garret tumbang, memancarkan cairan hijau berlendir dari seluruh tubuhnya, hingga akhirnya menghilang di udara.
Garret terlihat kesal bukan main, dia berusaha mengendalikan kembali Skizoa yang sudah diambil alih oleh Seth. Lantas membuat semua Skizoa itu berbalik dan menyerang Seth. Tapu, tanpa pikir panjang Seth malah melompat, membiarkan dirinya naik ke atas bahu Skizoa itu, mengendalikannya untuk sebentar dan kemudian menebas kepala Skizoa itu sendiri.
Hal itu ia lakukan untuk beberapa Skizoa lainnya, membuat Garret yang melihat itu kesal bukan main. Dia bahkan sudah kehabisan akal saat melihat semua Skizoa iu musnah di tempat, hilang tak bersisa.
Senyum mengembang di bibir Seth. Dia sudah merasakan kemenangan akan menghampirinya. Karena melihat situasi sekarang Garret benar-benar sudah terpojok.
"Apa kau punya kata-kata terakhir?" ucap Seth pelan.
Pertanyaan itu malah dijawab dengan tawa yang menggelegar oleh Garret. Dia menutupi wajah dengan tangan besarnya, terus tertawa dan membuat Seth kebingungan.
Tiba-tiba saja, dengan secepat kilat tangan itu memanjang, menggapai Pyro yang tadinya masih memegangi Alena.
Tanga Garret menggenggam pria tua itu, meremuknya hingga membuat darah hijau keluar diiringi suara remukan tulang dan teriakan kesakitan. Dengan rakus, Garret menelan tubuh itu, bersamaan dengan tubuhnya yang perlahan berubah menjadi lebih menyeramkan.
Beberapa Skizoa terlihat mulai beterbangan ke atas langit, dari arah utara, timur, selatan dan barat. Semua Skizoa berkumpul mengikuti perintah tuannya yang sekarang lebih terlihat seperti seorang anjing yang kelaparan.
Tangan Garret membesar, menggenggam semua Skizoa yang berada di dekatnya sekarang lantas memasukkannya ke dalam mulut dengan rakus. Sekitarnya dibanjiri darah hijau dan tubuh yang dipenuhi dengan lendir-lendir menjijikkan itu sampai akhirnya semua Skizoa yang ada di sana habis.
Tubuh Garret berubah semakin besar, ia tertawa, menggelegar sampai bisa didengar seisi negeri itu.
Pada akhirnya, tangan besar itu menggapai tubuh Alena yang sudah terbebas. Seth menatap itu setengah berteriak, menyesali kenapa dia tidak melindungi ibunya terlebih dahulu. "Ibu!"
Raungan terdengan diiringi teriakan Alena yang mengiris hati. "Seth, katakan selamat tinggal juga pada ibumu," ucapnya kejam.
Krakk!
-oOo-
To be continued :)
Aku kejam.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro