Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

33 - [The Old Man]

Bugh!

Seth meringis, merasakan tulang-tulang di tubuhnya remuk akibat dipukul keras oleh Skizoa yang masih belum berhasil ia kalahkan. Dua Skizoa yang tadi ia panggil sudah terpenggal, dan sekarang hanya tersisa dia, dan Garret beserta satu Skizoa paling besar dengan seringai kejam di wajahnya.

"Sudah menyerag?" tanya Garret sedikit terkekeh.

Ia berusaha bangkit. "Jangan bermain sekarang, Tuan. Kita sedang dalam masa perang dengan para Skizoa."

"Apakah aku harus membunuh kaumku sendiri?" tanya Garret seolah-olah mengatakan ia tidak setuju dengan Seth.

Mata Seth berubah takut. "Tunggu, bukankah kau hanya bisa mengendalikan Skizoa? A-apa maksudmu dengan kalimat itu?" gagapnya.

Garret meludah ke arah samping. Dia meregangkan otot tangannya dengan memijitnya perlahan. "Apakah kau tidak mendengar dengan jelas? Aku adalah Skizoa yang mengendalikan Skizoa bagian barat."

"Apa maksudnya itu?" Seth masih terlihat bingung.

Dia masih percaya dengan orang di hadapannya. Akan tetapi, saat Garret mengatakan jikalau dia adalah Skizoa, bulu kuduk Seth seketika meremang. Dia tak menyimak perkataan itu dengan jelas, dan sekarang dia menyadari jikalau apa yang dikatakan Simon adalah kebenaran.

"Masih belum jelas?"

"Ka-kau Skizoa?"

Tanpa menjawab pertanyaan itu, Garret malah menjentikkan jarinya. Membuat seorang lelaki tua datang dengan menggendong seorang pria dan seorang wanita di pundaknya. Kedua orang itu terlihat tak sadarkan diri dan sedikit mengeluarkan darah di bagian bibirnya.

"Mencari dua orang ini?" ucap pria tua itu sinis. "Tapi tenang, mereka masih hidup."

Mata Seth membulat sempurna, ia kaget bukan main. Di depannya ayah dan ibunya tak sadarkan diri. Ayahnya mengenakan jas hitam sama saat pertama kali dia melihat ayahnya di gedung kepresidenan. Ibunya mengenakan seragam pekerja pabrik di kota.

"Apa yang kau lakukan pada ayah dan ibuku, sialan?!" bentak Seth berusaha maju, namun kembali terjatuh karena merasakan sakit yang sangat di bagian kakinya.

"Tenanglah, Seth. Aku melakukan ini semua pada ayahmu, karena dia bisa saja menjadi ancaman untuk misi kami para Skizoa." Tiba-tiba saja Skizoa yang ada di belakang Garret menghilang. "Termasuk kau, kau juga sudah menjadi ancaman terbesar kami."

"Kau mengatakan Johnson dalang semua ini, dia yang sudah mengambil ingatan kedua orang tuaku, dan dia jugalah yang membawaku pada masalah ini!"

"Kau salah, Johnson mengkhianatiku dengan mengambil ingatanmu dan membuatmu malah melupakan kekuatanmu sendiri. Dan ... masalah kehilangan ingatan kedua orang tuamu. Akulah yang memintanya untuk menghapus semua kenangan masa lalunya, selain nama."

"Kaparat kau!" Emosi Seth memuncak.

Dia berusaha berlari ke depan, mengarah pada Garret dan seorang pria tua di sebelahnya. Mata Seth memerah, dia sudah tak tahan lagi dengan semua drama yang sudah dilakulan Garret. Orangtuanya, kebohongan, kemampuan, bahkan siapa Garret sebenarnya saja ia tak tahu.

Seth melompat, mengarahkan satu tendangan pada Garret. Namun, dengan cepat pria itu mengelak, dia menahan kaki Seth dengan tangannya sendiri. "Bagaimana jadinya jika kakimu kupatahkan?"

Setelah mengatakan itu, tangan Garret membesar. Berubah menjadi seperti tangan Skizoa yang sering ia lihat. Dengan cepat, tangan itu meremukkan tulang kaki Seth.

"Arrghh!" teriakan histeris dari Seth membuat kedua orang tuanya terbangun.

Rasa sakit itu membuat Seth menangis, tapi dia yang sekarang bukan remaja yang suka menyerah dengan cepat. Dia malah berusaha melepaskan kakinya dari cengkraman Garret, dan melayangkan satu pukulan ke wajah pria itu.

Bugh!

Pukulan itu tepat sasaran. Akan tetapi, Seth terlempar ke tanah, dia tak bisa menahan tubuhnya sendiri dengan sebelah kaki. Dia ambruk, menghantam tanah dengan batuan bangunan yang roboh.

Garret yang terkena satu pukulan dari wajahnya menatap sinis ke arah Seth sembari mengusap ujung bibirnya yang berdarah.

Di sisi lain, kedua orang tuanya terbangun, melihat langsung pertarungan anaknya dengan musuh terbesarnya. Berniat membantu, namun pria tua di belakangnya terus menahan agar tidak ke mana-mana.

Kaki Garret melangkah ke arah Seth. Dia menggapai wajah Seth, lantas mencengkeramnya dengan sangat kuat, membuat Seth semakin meringis menahan sakit. "Kau ingin tahu lagi? Ayahmu dan ibumu sudah kembali ingatannya beberapa hari yang lalu, karena Johnson."

Pria itu meludahi wajah Seth. Menikmati ekspresi marah bercampur kesakitan yang keluar dari wajah Seth. "Dan mereka berdua akan melakukan penyerangan padaku. Termasuk calon istrimu itu, benar bukan, Pyro?" tanya Garret menoleh ke arah belakangnya.

Pria tua itu mengangguk. Dia menunduk, setelah memastikan ayah Seth--Wren--terikat dengan kuat. "Kau sudah siap menjadi istriku, Alena?"

"Sialan kau! Jangan sentuh istriku!" bentak Wren saat melihat Pyro mengusap wajah milih Alena.

Seth menyadari itu sekarang, pertanyaan yang sempat ia, Teressa dan Simon tanyakan. Permasalahan di desa Hollow, tentang orang-orang yang mati karena bunuh diri. Padahal, sejatinya itu hanya sebuah rekayasa media, di mana kenyataannya mereka semua dibunuh untuk memperkuat pasuka Skizoa, dan desa itu dijadikan sebagai tempat markas para Skizoa.

Kakek tua yang ia temui di desa Hollow hari itu, sama dengan pria tua yang sekarang berusaha menyentuh ibunya. Semya itu masuk akal, Pyro yang ingin menikahi Alena, bekerja sama dengan Garret. Lantas, Garret yang sebenarnya bukanlah yang ada di hadapannya. Kemungkinan terbesar dan terburuknya, Garret memang sudah mati. Sama seperti yang dikatakan Johnson padanya.

Rasa penyesalan mulai menyelubungi hatinya. Pertanyaan, "Kenapa dia berkhianat?" Terngiang begitu saja di kepalanya. Dia hanya ingin mencapai tujuannya, tapi sekarang ... Garret terlihat seperti tikus yang diam-diam mencuri dan menggigit apa pun yang ia temui.

"Kekuatan pembaca dan pengendali pikiran, menjadi ancaman paling besar untukku. Benar, untukku yang ingin memusnahkan semua manusia," bisik Garret tepat di telinga Seth.

Wren angkat bicara, "Seth, kau bisa. Lakukan sesuatu agar semuanya kembali seperti semula, Anakku. Ayah tak bisa, dekat dengan Pyro akan membuat kekuatan ini tak berfungsi!"

Bugh!

Satu pukulan menghantam perut Wren. "Diam kau, bajingan!" umpat Pyro dengan tatapan mengerikan. "Jika tidak disuruh Garret untuk tetap membuatmu hidup, aku sudah membunuhmu. Karena kau sudah menikahi calon masa depanku terlebih dahulu, sialan!"

Wren meringis, merasakan sakit untuk kesekian kalinya karena perutnya terus menjadi bahan untuk pukulan dari Pyro.

"Bagaimana, Seth? Kau akan pindah haluan? Jika mau, kau dan kedua orang tuamu akan menjadi 3 orang manusia yang bertahan di masa depan."

"Aku tidak sudi!" bentak Seth meludah ke arah samping.

Garret kembali mencengkram wajah Seth kejam. Ia menatap mata merah itu penuh kebencian. Dengan suara tajam dan menusuk ia memerintahkan pada Pyro. "Bunuh Wren."

Ekspresi Seth berubah kaget. Apalagi saat ia melihat sebuah pedang yang keluar dari sarungnya. Dia ingin teriak, namun tertahan karena cengkraman Garret yang begitu kuat.

Pedang itu sudah terangkat ke udara, bersiap untuk menusuk bagian jantung Wren. Di sisi lain, pria itu hanya bisa tersenyum tipis, air matanya mulai keluar.

"Seth, jaga ibumu."

Satu ucapan pelan itu bersamaan dengan satu tusukan tepat di jantung Wren.

Seth berteriak, merasakan satu tonggak hidupnya roboh. Sudah lama tak bertemu dengan ayahnya, dan saat ayahnya sudah mengenalnya lagi, dia malah harus kehilangan ayahnya tanpa pelukan terakhir.

"AYAHH!"

Suara itu terdengar pilu, menusuk jantung dan membuat bulu kuduk meremang. Tangis Seth diiringi tetesan hujan yang mulai jatuh mengguyur bumi.

Darah keluar dari dada Wren, berbaur dengan air hujan yang semakin lama semakin lebat. Tubuh Seth kaku, begitu pula dengan Alena yang terdiam dengan mata terbuka. Suaminya mati dibunuh tepat di sebelahnya, di depan matanya.

"W-Wren ...." Lirihan itu menjadi tangis histeris.

Alena yang tadinya terpaku malah menangis di tempat. Seth pun di lepaskan, dia dibiarkan Garret untuk merangkak pelan ke arah ayahnya yang sudah tak bernyawa. Seth memeluk tubuh itu dan mengusap wajah yang setengah tersenyum.

"Ayah ... bangunlah, aku masih belum merasakan bertemu denganmu! Aku ingin terus bersamamu, Ayah ...." Tangisannya semakin menggema. "Aku tak akan menjadi anak yang nakal dari kecil. Aku tak akan usil, aku tak akan membencimu lagi. Aku akan selalu mengingat masa kecilku dengamu, Ayah .... Kumohon, kembalilah, jangan tinggalkan aku!"

Tak ada yang tahu, bagaimana hancurnya hati Seth saat itu. Kehilangan ayahnya, saat pertama kali kembali bertemu dengannya.

-oOo-

To be continued
Episode ini sangat-sangat ... sangat mewek. :)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro