Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab Tigapuluh Lima

Tito dalam mimpinya mengernyit heran. Mengapa ia bisa berada di depan SMK Tanjung? Dan siapa wanita yang saat ini membawanya kemari? Tito bahkan melepaskan genggaman tangan mereka. Dan wanita itu memandangnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Lo siapa?" Tito bertanya. Namun wanita itu hanya diam, tetap dengan senyuman yang mengembang.

"Kamu akan tahu nanti."

"Gue maunya sekarang. Jawab, lo siapa?"

Wanita itu menunduk, sesaat kemudian wajahnya terangkat. "Kamu sungguh ingin tahu?" Tito mengangguk.

"Akan kuberi tahu asal kamu menyanggupi beberapa syarat dariku. Setuju?" Mau tak mau Tito mengangguk. Kendati hatinya merasa tak ikhlas.

"Tolong bantu aku." Wanita itu mendekat. Tito merasa ia berjalan mundur.

"Ba-bantu apa?" Tito bertanya dengan suara lirih. Ia takut.

"Bantu aku melepaskan ikatan ini. Bantu aku lepas dari dendam ini. Dan bantu aku membalaskan dendamku ini."

Dendam?

Tito terdiam dalam mimpinya sebelum ia merasakan sesuatu. Matanya melebar begitu mengingatnya. Wanita yang ada di depannya ini adalah wanita yang ... Selama ini menghantuinya dan teman-temannya.

"Jadi ... Lo."

Napas Tito tercekat begitu wanita tadi. Wanita yang ada di depannya ini merubah wujudnya menjadi wujud yang asli. Wujud yang biasa ia dan teman-temannya lihat.

Wanita itu tertawa lepas. Hingga Tito merasa sekujur tubuhnya merinding dan tak dapat bergerak. Ia merasa tubuhnya beku.

"Ya ... Itu aku. Dan aku berjanji akan membantumu mendapatkan siapa pelaku dari semua ini jika aku telah puas dengan dendamku. Hahahaha."

Napas Tito memburu begitu ia membuka mata. Sungguh, mimpi yang baru saja ia alami terasa sangat-sangat nyata. Ia bahkan masih mendengar apa saja percakapan mereka berdua. Tito segera meraih botol minuman yang biasa ada di kamarnya. Meneguk air mineral itu hingga tandas.

Sungguh, demi apa pun. Ia merasa takut sekarang. Ya, meskipun rasa kantuknya perlahan mengalahkan rasa takutnya. Tito kembali terbuai dalam mimpinya.

.

Mereka berlima kembali berkumpul di kantin. Mendengarkan dengan seksama apa yang akan Tito ceritakan. Jujur saja, mereka merasa tertarik mendengar Tito yang katanya didatangi oleh hantu wanita tadi di dalam mimpinya.

Sembari asik bercerita dan yang lain mendengarkan, Abu memikirkan sesuatu yang lain. Ia merasa tak ada salahnya membantu wanita itu. Meski belum tahu, dendam apa yang wanita itu maksud.

Tak lama, Tito selesai bercerita. Kini giliran Red yang bercerita. Setelah mendapat izin dari Abu tentunya. Ia bercerita tentang apa yang mereka dapatkan semalam.

Beberapa saat kemudian, Red selesai bercerita. Ia menatap satu per satu temannya yang sepertinya sedang memikirkan sesuatu.

"Gue pengen semua ini berakhir. Di sisi lain gue pengen nggak lanjutin misteri ini. Gue pusing." Andre kembali mengeluh.

"Enggak ada gunanya berhenti di tengah jalan kayak gini. Gue yakin, suatu saat akan ada seseorang yang bantu kita buat mecahin semuanya."

"Dan maksud lo seseorang yang bantuin itu hantu tadi? Hahaha. Enggak ada gunanya berharap sama hantu." Ucapan Andre barusan membuatnya dihujami tatapan tajam dari Abu dan Tito.

"Kalau lo pengen nyerah, ya udah. Kami enggak bakal maksa." Mendengar kalimat itu secara langsung dari mulut Abu, membuat Andre sontak menggeleng.

"Oke, maaf. Gue bakal tetep lanjut bareng kalian."

Semuanya kembali terdiam beberapa saat. Hingga suara Tito membuat mereka kembali hanyut dalam obrolan.

"Gue emang enggak tau, maunya wanita itu apa. Seperti apa bantuan yang dia ingin dapet dari kita. Dan gue yakin, dia pasti bakalan dateng lagi dan ngejelasin semuanya."

"Gue setuju."

Yang lain pun mantap mengangguk.

Bersambung...

270119

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro