Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab Empatpuluh Satu

Mereka telah menyimpulkan sesuatu saat berkumpul malam tadi. Memang benar, hantu wanita itu merupakan hantu dari seorang siswi yang tewas bunuh diri setelah diperkosa oleh seorang siswa dari sekolah mereka. Membuat mereka bertanya-tanya apa yang sebenarnya telah terjadi? Dan mengapa bukti yang selama ini mereka cari selalu mengarah pada Pak Efendi?

Mereka belum tahu pasti apa jawabannya. Yang menjadi kesimpulan mereka adalah, Pak Efendi mempunyai hubungan dengan hantu wanita itu, oleh karenanya, ia bisa dengan mudah mengajak kerja sama. Ya, meski dalam bentuk kerja sama yang tak lazim. Dan kesimpulan yang mereka buat juga belum tentu benar.

Lagi dan lagi, mereka harus berusaha lebih keras untuk benar-benar mendapat jawaban. Hal itu yang membuat mereka berlima harus berkali-kali menghela napas kasar.

Sungguh, mereka ingin tak peduli pada kasus ini. Ingin membiarkannya begitu saja. Namun mereka adalah korban pertama, yang berarti, mereka juga ada hubungan dengan kasus dendam ini.

Pertanyaan terbesarnya adalah, mereka sama sekali tak mengenal hantu siswi bunuh diri itu. Mereka tak pernah melakukan tindakan kriminal apa pun sebenarnya. Apalagi sampai menghancurkan martabat seorang wanita. Mau bersumpah atas nama apa pun, akan mereka sanggupi karena memang mereka tak pernah melakukannya.

Hingga esok berganti, mereka belum menemukan jawaban yang pas.

.

Ada yang aneh begitu mereka berada di sekolah. Andre dan Lutfi bersikap aneh setelah beberapa saat pamit ke kamar mandi. Baik Abu, Red maupun Tito tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada mereka berdua.

Keduanya cenderung diam dan melamun. Abu menangkap keganjilan saat matanya bersinggungan dengan mata mereka. Ada yang aneh. Mereka terlihat takut, gelapan ketika ditanya dan enggan menjawab ketika di desak. Abu merasa ada sesuatu yang terjadi pada mereka namun mereka tak ingin memberitahunya.

Meski begitu Abu sebagai pengamat hanya bisa bersikap maklum. Entah kejadian apa yang mereka alami, Abu tetap tak bisa memaksa mereka untuk bercerita. Ia bahkan melerai Red yang bersikap kelepasan, terlampau emosi melihat bahwa mereka hanya mampu terdiam.

"Udah. Mereka butuh waktu buat jawab." Dan karena ucapan itu, Red berhasil didiamkan.

Abu mengangkat sudut bibirnya pelan, menatap mereka berdua dengan tatapan lembut, seolah mengatakan semuanya baik-baik saja dan mereka tak perlu takut. Tak seperti Red yang menatap mereka nyalang, hingga mereka pun merasa enggan untuk balas menatap. Namun saat ini, mereka berani menatap Abu.

Desas-desus mulai terdengar beberapa saat setelah itu. Perlahan, satu per satu teman kelas mereka memperhatikan. Mau tak mau membuat mereka menyudahi semua kegiatan barusan. Tak ingin kembali memperkeruh suasana.

Melihat kondisi yang mulai tenang, mereka berdua berbisik. Tak mau ketiga temannya mendengar. "Kita harus kasih tau mereka semua, walaupun nggak sekarang. Nggak peduli nyawa kita yang akan jadi taruhannya. Karena gue tahu, kita sudah diawasi," bisik Andre. Lutfi mau tak mau mengangguk.

Selanjutnya, mereka sibuk dengan sebuah kertas dan bolpen.

Waktu bergulir cepat, mereka pun tiba saatnya pulang. Lagi-lagi keanehan membuat mereka mengernyit. Mereka berlima yang biasa pulang bersama, keluar bersama-sama, kini Andre dan Lutfi meminta untuk pulang terlebih dahulu. Entah apa alasannya, membuat mereka bertiga bertanya-tanya.

"Ada yang enggak beres, nih. Yakin gue," kata Tito. Abu dan Red mengangguk.

.

Mereka memutuskan untuk berhenti di kafe biasa mereka simbangi. Sembari melanjutkan berdiskusi mengenai masalah ini bertiga. Tanpa adanya Andre dan Lutfi. Mereka berdua pun tak luput dari yang namanya pembicaraan. Lagi-lagi membahas pasal mengapa dua orang sahabatnya itu bersikap aneh begitu kembali ke kelas.

Hingga suara telepon yang masuk ke ponsel Abu, membuat mereka terkejut sekaligus tak percaya.

Andre dan Lutfi tewas kecelakaan.

Bersambung...

020219

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro