Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab Empatpuluh Enam

"Mayat?!" seru ketiganya.

"Di gudang!" Teman mereka itu berlalu dengan berlari kesetanan.

Kendati di benak mereka tersimpan sebuah pertanyaan yang besar, mereka tetap berlari secepatnya menuju gudang. Rasa penasaran mereka yang tinggi, membuatnya berada di barisan terdepan kerumunan. Mereka ingin melihat dengan jelas mayat itu.

Dan begitu mata Red beradu pandang dengan mayat itu, ia langsung menutup mata. Kondisi mayat cukup mengenaskan meski hanya terdapat luka di bagian wajah dan lehernya. Sepertinya mayat itu adalah mayat yang Red kenal. Tapi ia lupa siapa.

Mata Abu maupun Tito juga melihat dengan jelas sosok mayat itu. Walaupun sebagian guru menghalangi untuk semakin mendekat, tentu mereka dapat melihatnya dengan jelas. Bagaimana tidak? Mayat itu bergelantungan tepat beberapa senti di belakang pintu. Sedang tergantung layaknya jemuran. Guru-guru tak berani menurunkan mayat itu. Mereka masih menunggu pihak dari kepolisian yang menurunkannya.

Bau anyir tak membuat mereka membubarkan kerumunan yang semakin lama semakin terasa menyesakkan. Mereka ingin melihat dengan jelas mayat itu. Mayat yang ternyata adalah mayat pak Imran. Penjaga sekolah sekaligus tukang kebun sekolah, teman senasib pak Samsul.

Entah bagaimana hal ini bisa terjadi, mereka semua tak tahu. Yang jelas, desas-desus dari para murid menyatakan bahwa ada beberapa orang siswa yang dihukum untuk membersihkan gudang, begitu membuka pintu, yang mereka lihat dengan jelas adalah sebuah mayat.

Polisi datang agak terlambat. Lantas membelah sekaligus membubarkan barisan. Mereka bertiga juga murid lainnya yang masih merasa penasaran, menggerutu begitu disuruh bubar.

Garis polisi membentang dari gudang sampai beberapa gedung di sebelahnya. Sekolah terpaksa diliburkan beberapa hari hingga kasus ini terselesaikan. Ini masalah yang serius. Mereka tak bisa main-main.

.

"Ini kedua kalinya gue lihat mayat seseram itu," komentar Red. Dua orang lainnya mengangguk.

Mereka memutuskan untuk berhenti di kafe biasa tempat mereka berlima kumpul, setelah sekolah terpaksa diliburkan. Mereka masih berusaha melupakan kejadian itu. Bukannya melupakan, mereka semakin ingat lantaran sekolah mereka menjadi gosip orang-orang yang berada di kafe ini sekarang.

"Gue yakin pelakunya ini adalah orang yang sama. Total ada lima korban. Lima korban! Astaga..."

"Secepat mungkin kita harus cari bukti. Tapi gimana caranya? Gue udah mentok. Nggak nemu jalan apa pun. Tapi ada satu hal yang ngeganjel di pikiran gue. Kenapa Pak Samsul nggak ada di TKP tadi? Padahal Pak Efendi ada di sana."

Senyap. Ketiganya terdiam.

"Apa jangan-jangan, pelaku sebenarnya Pak Samsul. Lalu dengan menutupinya dari awal, dia sengaja ngejebak Pak Efendi sebagai tersangka utama padahal sebenernya, Pak Efendi juga korban?" ujar Tito.

"Ngaco!" Entah mengapa Red tak setuju dengan pendapat Tito.

Abu mengangguk-anggukkan kepala. "Bisa jadi. Semua orang bisa jadi pelaku. Kalau kita punya buktinya. Sekarang tugas kita hanya cari bukti. Gue yakin, semua ini berhubungan sama hantu wanita itu dan SMK Tanjung yang tutup."

"SMK Tanjung? Lo yakin."

"Gue yakin, sih." Dan Abu yang memang terlihat paling meyakinkan.

"SMK Tanjung tutup gara-gara apa, sih?" tanya Red.

Abu dan Tito lantas mengeluarkan ponselnya. Mengetikkan sesuatu di sana, hingga beberapa saat kemudian, keduanya menemukan satu buah artikel tentang penutupan sekolah yang memang tak mempunyai begitu banyak siswa tersebut.

"SMK Tanjung, merupakan anak dari SMA Tanjung yang lebih dulu berdiri. SMK ini pada tahun 2010 merupakan SMK yang unggul, baik di bidang prestasi para siswanya maupun gurunya. SMK ini juga mempunyai sistem yang berbeda di banding SMK lainnya, termasuk SMK Favorit juga SMK yang paling susah dimasuki. Di mana setiap tahunnya hanya terpilih 50 siswa yang benar-benar pantas masuk dan terdiri dari 10 jurusan kenamaan. Namun ...," ujar Abu terhenti membaca sesaat. Ia mengambil napas banyak-banyak sebelum kembali membacanya.

"Namun ... SMK ini diresmikan tutup oleh pihak Yayasan maupun dari pemerintah dikarenakan banyaknya kasus bunuh diri." Abu menatap temannya yang terlihat terkejut, bergantian, lalu melanjutkan, "Kasus bunuh diri yang dimulai pada tahun 2012 hingga pada akhir tahun 2016 telah mencapai lima orang siswi yang melakukan bunuh diri.

"Lambat laun, sekolah itu semakin sepi peminat. Hingga siswa yang mendaftar hanya sepuluh orang di tahun 2016 dan di tahun yang sama mempunyai catatan siswa bunuh diri sebanyak dua kali. Hal ini yang menyebabkan keputusan pihak Yayasan untuk menutup saja sekolah ini atas dorongan pemerintah--"

"Cukup!" Tito tiba-tiba menyanggah. Membuat Abu memutuskan  menyimpan ponselnya. "Gue rasa Abu bener. Semua ini bekaitan sama SMK Tanjung."

Bersambung...

050219

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro