Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab EmpatPuluh Delapan

Tepat ketika Abu selesai membacakan surat itu, tiba-tiba pintu kamarnya terbuka. Pelakunya adalah Andrian. Siapa lagi kalau bukan dia. Orang tua Abu sibuk mengurus usahanya. Mereka tidak akan repot-repot memasuki kamar Abu jika bisa meneriakinya dari bawah.

Andrian datang dengan wajah yang begitu lusuh. Jelas sekali terlihat bahwa ia sedang stres. Abu maupun dua orang lainnya tak paham, mengapa bisa manusia misterus seperti Andrian tiba-tiba datang dengan wajah kusut. Dan hal itulah yang membuat mereka sedikit melupakan  siapa pelaku sebenarnya.  Mereka terlalu fokus pada Andrian.

"Kenapa?" Abu bertanya ketika kakaknya sibuk melamun, beberapa saat setelah masuk dan duduk di atas kasurnya.

"Gue mau ngomong sesuatu."

Dan semua keterkejutan mereka yang sebelumnya terpatri jelas tiba-tiba berubah. Merubah perhatian mereka pada Andrian seutuhnya. Seperti pada awal mereka bertemu Andrian tadi. Andrian menarik perhatian mereka sedemikian rupa.

"Gue tau, saat ini kalian tau siapa pelaku itu?"

Abu mendelik. "Dari mana Abang tau?"

Andrian tertawa sebentar. "Gue tau semua, Bu. Gue tau semua."

Mereka bertiga semakin tak mengerti. Dari mana Andrian tahu? Apakah ia sempat menguping? Atau bahkan mengikuti mereka terus sejak dulu. Dan Andrian hanya tersenyum di tempat.

"Gue minta kalian buat hati-hati. Pelaku itu ada di mana-mana. Punya banyak mata-mata dan tekad. Tekad yang kuat untuk membalaskan dendamnya."

"Gue bingung, Bang. Sumpah!"

Andrian menghiraukannya. "Gue tau pada akhirnya kalian akan terlibat sama masalah ini. Gue tau, orang itu akan melakukan segala cara demi mewujudkan dendamnya. Dan gue juga tau, pada akhirnya kalian akan bertanya tentang semua ini. Tapi sebelumnya gue minta kalian untuk hati-hati. Gue punya banyak bukti. Kalian bisa gunakan itu buat ngirim dia ke penjara."

Mereka semakin bingung dengan situasi ini. Andre dan Lutfi yang tiba-tiba mati karena mengetahui siapa pelaku. Mereka bertiga yang pada akhirnya tahu siapa pelaku. Dan Andrian yang begitu saja mengatakan bahwa ia memiliki banyak bukti dan menyuruh mereka segera melaporkannya ke polisi. Lalu besok akan ada apa?

"Gue kasih ke kalian semua buktinya. Ingat, jangan sampai ada yang tau di antara kalian. Pelaku itu ada di sekitar kalian. Jadi, hati-hati." Andrian keluar kamar Abu dengan langkah gontai.

"Apa jangan-jangan kakak lo ada hubungannya sama semua ini?" Tito mendesak Abu untuk menjawab pertanyaannya.

"To. Lo tau sendiri gue masih bingung sama semua ini."

"Gue juga, Bu. Tapi gue lebih bingung kenapa tiba-tiba kakak lo punya banyak bukti, sedangkan kita nggak tau apa yang sebenarnya terjadi."

Abu diam. Mereka pun ikut diam. Sampai beberapa menit kemudian, Andrian datang dengan tangan memegang sebuah kerdus, yang entah apa isinya.

"Gue bakal jelasin bentar lagi. Pokoknya gue minta kalian buat jaga barang ini baik-baik. Cepet lapor sama polisi. Gue yang akan bantu kalian kalau gue sempat. Tenang aja. Semua ini akan berakhir sebentar lagi." Ketiganya mengangguk.

"Gue juga tau, kalian udah baca koran itu, kan? Kalian pasti pernah ketemu sama arwah wanita itu." Lagi-lagi mereka semua mengangguk. Andrian menelan salivanya kasar. Jelas ia gugup. Rahasia yang bertahun-tahun telah ia tutup rapat, akhirnya sebentar lagi akan terbongkar.

Abu dan yang lain terdiam. Sibuk memandangi Andrian yang terlihat merenung. Ini kali pertama Red melihat kakak sepupunya seintens ini. Juga kali pertama Tito bertatap muka langsung secara lama dengan kakak Abu.

"Jujur, berat buat gue bongkar semua ini. Ini rahasia terbesar gue. Rahasia yang mungkin bikin kalian terkejut atau bahkan benci gue. Nggak pa-pa, gue ikhlas. Semua ini memang berawal dari gue. Dan kalian kena imbasnya gara-gara gue. Gue paham banget ini salah. Gue seharusnya nggak ada di sini sekarang. Seperti yang kalian tahu. Gue...." Andrian berhenti berbicara.

"Gue adalah orang yang udah merenggut masa depan gadis itu."

Bersambung...

A/N
Udah hampir tamat. Saya masih merasa cerita ini super jelek. Tapi gpplah ya, saya bisa belajar lagi.

090219

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro