Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab Empat Belas

Malam berganti larut. Lagi-lagi mereka menginap di rumah Abu. Untungnya orang tua mereka mengijinkan asal tidak merepotkan keluarga Abu. Dan kebetulan orang tua Abu kembali pergi ke luar kota, menghadiri acara pernikahan anak teman mereka.

Di rumah yang lumayan besar itu, mereka ditemani oleh kakak Abu yang sangat misterius itu. Mereka ingin menanyakan sebenarnya, apa yang membuat kakak Abu terus-terusan mengurungkan diri di kamar lalu keluar saat malam datang? Namun mereka urung menanyakannya karena tak enak pada Abu.

Malam ini, mereka yakin mereka akan kembali mendapat teror misterius. Namun mereka memilih untuk menghiraukannya ketika mendapat pesan itu. Mereka akan tidur jauh sebelum jam pesan itu masuk.

Seperti rencana, sebagian dari mereka telah tertidur saat jam masih menunjukkan pukul 9 malam. Terisa Abu dan Tito yang masih belum terbuai dengan mimpi. Mereka masih berusaha untuk tidur dengan memejamkan mata.

Sesaat kemudian, Abu telah mengikuti ketiga temannya, terbuai dalam mimpi. Tinggal Tito. Ia bahkan membuka matanya ketika sebuah pesan dari applikasi perpesanan masa kini masuk ke ponselnya. Dengan berat hati ia membuka pesan itu. Sebuah pesan brodcast dari salah seorang teman sekelasnya.

Tito membaca pesan itu sembari menguap.

Malam purnama bersinar terang.
Malam yang tepat untukku datang
Malam yang gelap membuatku senang
Senang datang pada siapa yang inkar
Kau tahu siapa aku?
Aku, wanita yang mempunyai seringai
Seringai lebar yang siap mematikan siapa pun yang melihatku
Kau mau melihatku?
Jika tidak, kirimkan pesan ini ke seluruh kontakmu
Kau tak melakukannya?
Siap-siap akan kedatanganku hari itu juga

"Pesan sampah. Masih aja ada yang percaya sama pesan ginian. Goblok banget dah," serunya sembari mematikan ponsel kemudian lanjut tidur.

Malam semakin larut. Mereka masih terbuai dalam mimpi. Bahkan sampai tidak menyadari ada seseorang yang kini memerhatikan mereka dengan seringai dari jendela kamar Abu.

Mereka tetap tertidur saat wanita yang memerhatikan mereka masuk. Melalui ... Tembok pojok kanan. Ia kembali menyeringai sebelum akhirnya pergi meninggalkan mereka melewati pintu yang masih tertutup rapat.

Tepat beberapa saat setelah wanita itu pergi, Tito menggeliat di tempatnya. Dahinya mengernyit dengan peluh membasahi leher jenjangnya. Terlihat sekali tidak nyaman dalam tidurnya. Beberapa saat kemudian, mata Tito terbuka.

"Anjir banget malem-malem malah kebelet," katanya sambil menguap.

Tito bangkit dari pembaringannya perlahan. Ia berjalan tertatih-tatih karena merasa kesadarannya belum terkumpul 100 persen. Setelah berhasil keluar dari kamar Abu, ia kembali berjalan menuju kamar mandi yang letaknya tak jauh dari kamar Abu.

Tito menuntaskan keperluannya kemudian keluar kamar mandi. Di samping pintu, terdapat sebuah wastafle. Ia berhenti di sana. Berdiri sembari menguap sebelum membasuh wajahnya dengan air dingin.

Sedikit segar.

Ia kembali membuka mata selesai membasuh wajahnya. Menatap pantulan dirinya di cermin, lalu tersenyum. Matanya menangkap sebuah kertas yang terlipat tidak sempurna. Penasaran, ia mengambil kertas itu kemudian membacanya.

Kau tak percaya jika aku datang?

Hanya berisi sebuah kalimat tanya, sukses membuat Tito merinding seketika. Ia teringat akan pesan brodcast yang dikirimkan oleh temannya tadi.

Merasa suasana sudah tak lagi aman, Tito segera pergi dengan meremukkan kertas tadi sebelum memasukkannya ke dalam tong sampah. Tito bahkan berlari saat merasa ada seseorang yang mengikutinya.

Saking paniknya, ia bahkan tak menyadari kakinya menginjak sesuatu hingga membuatnya tergelincir dan sukses masuk ke kamar Abu dengan tubuh telah terjatuh. Tito segera berdiri, menutup pintu kamar Abu kemudian menguncinya. Ia bernapas lega telah sampai dengan selamat meski harus terjatuh.

Tito kembali beranjak tidur. Mengabaikan sebuah boneka yang tengah berdiri, berjalan mencari lengannya yang tadi terinjak oleh Tito, kemudian memasangnya. Boneka itu menyeringai sebelum akhirnya pergi meninggalkan depan kamar Abu.

Bersambung...

060119

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro