11
"Jadi kalian bilang kepada kak Hongjoong kalau kalian akan segera membunuhku?"
Ketiga pemuda yang lainnya mengangguk kemudian salah satu dari mereka berkata,
"Iyalah. Supaya nanti kan waktu kak Hongjoong percaya lo pembunuhnya, kita bisa serang dia dari belakang. Mantap ga!?"
"Emang ide kak Seonghwa hebat banget!" Puji Yunho kepada Seonghwa.
"Nggak dong, Mingi yang lebih hebat, dia yang udah kasih tau Hongjoong sialan itu. Hebat banget dia aktingnya." Puji Seonghwa kepada Mingi, sekalu orang yang menipu Hongjoong.
"Tapi nih ya... Kan Kak Mingi udah bilang ke kak Hongjoong sama kak San kalau dia tuh cuman pingsan ya... Nah terus pas ditelefon waktu itu ada suara kak Seonghwa, mereka mana mungkin gampang ketipu?" Ucap Jongho panjang lebar.
"Mereka nggak sepinter yang lo bayangkan. Mereka bodoh. Pembunuh terbodoh yang ada di dunia..." Kata Yunho dengan senyum sarkasnya.
"Btw, berapa sisa nyawa kalian?" Tanya Mingi secara tiba-tiba.
"Gua 8." Balas Seonghwa.
"Gua juga 8 lah." Kata Jongho.
"Gua masih lengkap nih. Lo berapa?" Tanya Yunho yang nyawanya belum terpakai sama sekali.
"Gua 7. Sebenarnya gua mati pas dilindas mobil dan waktu di hutan yang sedingin mayat itu."
"Benar Mingi ngomong begitu?" Tanya San kepada Hongjoong setelah ia mendengar perkataan Hongjoong.
"Gua gatau harus percaya sama Mingi atau nggak. Tapi gua rasa kali ini kita harus percaya sama dia deh..."
"Sebenernya sih masuk akal juga. Dari mulai kejadian kapak sama waktu dia biarin Wooyoung dilindes mobil begitu aja..."
"Kak! Gua punya ide!"
"Apa tuh, San?"
"Kita bunuh dia sebelum dia bunuh kita, seru kan tuh!?"
Hari ini, Hongjoong, San, Mingi dan Yunho kembali bersekolah dan mereka sedang melakukan kegitan bersih-bersih,
Dan sialnya Hongjoong dan kawan-kawannya itu mendapatkan tempat bersih-bersih di gudang,
"Anying... Ini sapunya udah rontok masih aja dipake." San melempar gagang sapu yang sudah tidak jelas itu bisa dikatakan sapu atau tidak.
"Tau nih! Masa kain pel kek gini!? Dasar sekolah gapunya modal." Umpat Mingi.
"Ya biasalah, sekolah mahal fasilitas murah..." Yunho berusaha memakluminya.
Yang lain sibuk berbicara satu sama lain, sementara Hongjoong yang bertugas merapikan kardus-kardus menumpuk di gudang hanya diam saja daritadi,
"Whoa... Ini ada satu kardus isinya komik semua. Liat deh!" Hongjoong mengangkat kardusnya kemudian membiarkan Yunho, San dan Mingi melihat isi kardusnya.
Berhubung dengan Mingi dan Yunho sangat menyukai komik, mereka langsung menyerbunya,
"Bacalah, gua mau rapihin kardus yang ada di bawahnya lagi." Hongjoong kembali melihat isi kardus selanjutnya.
"Aish-–! Jinjja!" Teriak Hongjoong setelah melihat isi kardus selanjutnya.
"Yah! Ada apa kak Hongjoong!?" Teriak San kemudian menghampiri Hongjoong, diikuti dengan Yunho dan Mingi.
"Loh... Itukan..?" San mengambil salah satu toples yang terdapat pada kardus itu.
"Janin bayi!?"
"Itu janin bayi! Kenapa ditaro disitu sih!?" Teriak Hongjoong.
Yunho melihatnya biasa saja, dia tidak takut sama sekali dengan janin bayi yang sudah hampir tidak berbentuk itu,
"Kalian kenapa kaget? Bukannya kalian tau kalau sekolah ini punya pembunuh anak-anak terutama bayi?"
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro