09
"Kak Seonghwa...?"
"Hati-hati, ya..." Ucap Seonghwa lewat telefon.
"Kak Seonghwa... Sebenarnya ada apa? Ada apa dengan kakak, Mingi dan Jongho?" San memberanikan bertanya.
"Entahlah... Tidak seru kalau sekarang diceritain..." ujar Seonghwa kepada mereka.
"Liat di depan, ada mobil lagi." Kata Seonghwa.
"Hah!? Kakak kan nggak bisa liat kesini, maksudnya?" Tanya Wooyoung dengan begitu keras.
Tepat beberapa detik setelahnya, tanpa omongan dari Seonghwa, mobil mereka tertabrak,
Wooyoung terpelental dari mobil, namun dengan sigap Hongjoong langsung menarik tangan Wooyoung,
"Wooyoung!" Teriaknya.
Tapi Wooyoung malah mengenggam tangan Yunho, karena mungkin Yunho yang paling berada di dekat Wooyoung,
"Astaga! Wooyoung! Ada kak Hongjoong! Jangan tarik tangan gua!"
Wooyoung berkata, "Kak Yunho! Beraninya lo nggak mau bantu gua! Ayo kita mati bersama!!!"
Yunho menatap Wooyoung sesaat dengan matanya "Kita bersahabat, tapi tidak untuk urusan nyawa."
Yunho melepaskan tangan Wooyoung kemudian Wooyoung terjatuh berguling-guling ke jalanan yang gelap dan langsung dilindas oleh sebuah mobil yang berlalu lalang,
"Wooyoung!!!" San meneriaki nasib Wooyoung yang sangat mengenaskan itu.
Hongjoong, San dan Mingi menangis tapi berbeda dengean Yunho yang diam-diam saja,
Kemudian ada suara Seonghwa lagi dari telefon, tenyata panggilannya belum diamankan,
"Satu korban lagi! Selamat teman-teman. Dan bagi yang bertanya-tanya, mereka benar-benar mati. Oke?"
"Kak! Lo dimana!? Apa lo beneran kak Seonghwa!? Kenapa lo begitu sama Wooyoung!?"
"Perihal gua ada dimana, gua nggak akan kasih tau. Tapi kalau nanti udah waktunya, gua bisa nyerahin diri ke pengadilan. Tenang aja..."
"Gua hanya mau satu korban lagi dari kalian. Selamat bersenang-senang!" Panggilannya langsung terputus begitu saja.
"Ah sial! Urusan tugas kita belum selesai, sekarang Wooyoung juga menyusul Yeosang! Gua nggak becus jaga kalian!" Hongjoong menyesali dirinya sendiri.
Mingi mengelus punggung Hongjoong "Kak... Ini bukan karena kakak... Makasih kak udah berusaha jaga kita."
"Iya kak, ini benar-benar diluar kendali kakak. Kita mengerti." Ujar San.
Yunho menyela pembicaraan mereka "Udah jangan kebanyakan drama! Sebenarnya leader yang kalian bangga-banggakan itu pembunuhnya. Gua tau!"
"Heh! Kok ngomong begitu sih!?" San langsung menaikkan volume suaranya.
"Abis... Nggak mungkin seorang kak Hongjoong kayak begitu."
"Udah Kak! Jangan memperburuk suasana!" Peringat Mingi.
Mereka semua terdiam, kemudian mereka sampai di kota pada keesokan paginya, bersyukur tidak terjadi apa-apa semenjak kejadian Wooyoung
"Gagal terus kalian! Bagaimana bisa tugasnya selesai kalau kalian begini terus!?"
Hongjoong menjawab sebagai ketua tim "Ma... Maaf pak. Kami berusaha yang terbaik. Tapi kami terpukul karena kematian Yeosang dan Wooyoung."
"Jihhhh! Keluar kalian! Cuman alasan saja! Buktinya kita tidak dapat bukti apa-apa perihal kematian mereka berdua!" Ujar guru mereka.
Karena kesal, San menjawab "Yeosang mati di tengah hutan, Wooyoung mati di perjalanan pegunungan, bagaimana kami bisa ambil bukti pak!? Mayat Yeosang dan Wooyoung juga sudah tidak utuh, kami tidak bisa berbuat apa-apa."
"Pak, kami punya Mingi. Bapak sendiri yang lihat Mingi dimakamkan 2 bulan yang lalu kan? Dia kembali kepada kami, sebagai gantinya Yeosang harus mati—!" Yunho menangkat suaranya.
"Halah, kalian semua pandai mengarang cerita! Bisa-bisa kalian tidak akan lulus kalau begini terus!"
Jujur saja, Yunho ingin memukul guru itu saat juga, tapi dia berusaha sabar untuk tidak berlaku kasar, daripada membuat suasana semakin rumit
"Baik pak... Kami akan berusaha semaksimal mungkin di lain kesempatan." Hongjoong meminta maaf kemudian pergi dari ruangan disusul oleh yang lainnya.
"Haduh! Benci banget sama guru sialan itu! Pengen gua bunuh terus gua bejek-bejek sampe jadi abu!" Teriak Yunho di koridor sekolah.
Hongjoong dan Mingi tidak menghiraukan perkataan itu, tapi San berusaha mencerna kalimatnya,
San merasa Yunho memang punya emosi yang berlebih dan San semakin merasa Yunho adalah dalang dari semuanya,
"Cheers!" Dua orang pemuda mengangkat segelas botol soju mereka.
"Haduh seneng banget rasanya! Tinggal 1 orang lagi lalu kita bakalan sukses!" Teriak yang satunya.
Yang satunya menjawab "Pokoknya gua yakin ini bakalan berakhir, Yunho akan segera mati di tangan kita!"
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro