
08
"Eh, kapak yang gua bawa kemana ya?"
San, Hongjoong, Mingi dan Wooyoung langsung melihat ke arah Mingi,
"Sabar sabar, kapak? Lo bawa kapak?" Tanya Wooyoung kepada Yunho.
"Iyalah, masa kalian nggak tau? Gua kan bawa kapak buat bantuin kak Hongjoong potongin kayu kemarin."
Hongjoong langsung menatap San dengan bingung, begitu juga San
"Tapi kayaknya dari kemarin kita nggak motongin kayu sama sekali..." Ucap Hongjoong.
"Me... Mending gini aja deh, daripada harus bawa kapak itu lagi ke kota mendingan tinggalin aja disini..." San yang sebenarnya sudah ketakutan berusaha memberikan saran.
Wooyoung membalas "Bawa aja kak, kan sayang kalo ditinggal disini. Udah tau kapak harganya nggak gitu murah."
Hongjoong dan San hanya bisa menganguk pasrah, kemudian mereka berpencar untuk mencari kapak itu
tentunya Hongjoong dan San mencari kapak itu berdua, ditambah lagi Hongjoong itu begitu penakut,
"Ehh—?"
Mingi menarik San yang sedang memegang tangan Hongjoong, jadi keduanya terarik oleh Mingi.
"Apaan sih, Mingi? Kaget gua." Ujar San kepada Mingi.
"Sorry kak, tapi gua liat kapak kak Yunho di belakang tendanya..."
"Dan yang lebih parah keadaan kapaknya penuh darah, gua juga nggak tau kenapa..."
"Ada yang bisa jelasin kenapa kapak ini ada darahnya!?" Tanya Hongjoong dengan suara kencang kepada mereka semua yang masih berada di area perkemahan itu.
"Lah kita mana tau, kak. Jelas-jelas kapak itu nggak dipake untuk apapun." Kata Wooyoung.
San menjawab "Bukan masalah kepake atau nggak, masalahnya kenapa ada darahnya begini?"
"Ya mana kita tau, kak. Lo mau nuduh gua karena itu kapak gua dan yang baru meninggal kemarin itu Kak Yeosang? Lo mau bilang kalau gua yang bunuh kak Yeosang cuman karena kapak ini ada darahnya? Lo liatkan dengan mata kepala lo sendiri kalau Yeosang terjatuh tersungkur dan mati begitu saja?"
Semuanya tidak bisa berkata apa-apa, akhirnya mereka memutuskan untuk mencuci kapaknya, membawanya pulang menggunakan bus yang akan mereka tumpangi untuk kembali ke kota,
"Jadi bagaimana hasil penelitian kalian?" Tanya seorang guru mereka yang menyuruh mereka untuk pergi ke daerah pergunungan itu untuk penelitian itu.
Hongjoong menjawab melalui ponselnya "Maaf pak, kami tidak bisa melanjutkan penelitiannya..."
"Kenapa? Kalian cuman mau malas-malasan dan liburan aja ya disana!?"
"Itu... Karena anggota kelompok kami... Yeosang... meninggal dibunuh di tengah hutan..."
"Tengah hutan? Dibunuh? Siapa yang bunuh?"
"Saya tidak tahu pak, anggota kelompok saya tidak tau. Lebih parahnya kami hanya mendengar suara, dan Yeosang jatuh tersungkur tanpa bernyawa begitu saja. Dan ada lagi yang lebih aneh, bapak tau Mingi?"
"Oh Mingi yang sahabat kamu itu kan? Bukannya dia meninggal 2 bulan yang lalu?"
"Iya pak, anehnya setelah Yeosang mati, Mingi hidup kembali. Mingi sekarang ada bersama kita di perjalanan ke kota."
Sang guru langsung menutup panggilan ponselnya "Loh kok ditutup sih?" Tanya Hongjoong terheran-heran
"Pasti dia shook, kak. Ya mana ada sih yang percaya gua hidup lagi? Padahal mah sebenernya gua pingsan doang."
yang lain tidak mendengarkan Mingi, ayolah hanya pingsan selama 2 bulan itu sangat mencurigakan,
Kring... Kring...
"Loh? Ada telefon? Dari nomor yang gua nggak kenal nih." Ucap San sambil menunjukkan layar ponselnya
"Oh! Mungkin dia memilik tenda kita kali, tadi soalnya gua liat color gua ketinggalan di tenda."
Semua langsung tertawa mendengar keanehan Wooyoung,
"Yaudah angkat aja siapa tau penting." Kata Hongjoong kepada San.
"Speaker ya!" Perintah Yunho.
San menangkatnya "Halo?"
"San... Kangen nggak sama gua...?"
San langsung menjatuhkan ponselnya, kemudian mereka semua membuka mulut mereka lebar-lebar dengan kaget, pasalnya mereka tahu suara yang menelefon San itu
"Kak Seonghwa!?" Teriak mereka bersamaan.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro