Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

04

San sedang mengamati foto yang tadi Yunho kirimkan saat Yunho, Wooyoung, Mingi dan Jongho sedang pergi bersama,

Lebih tepatnya foto terkahir Jongho sebelum dia benar-benar meninggalkan semua member ateez untuk selamanya,

"San? Lagi apa?" Tanya Hongjoong yang masuk ke kamar mereka selembari membawa secangkir kopi buatannya.

"Ah... Nggak lagi ngapa-ngapain sih kak. Lagi ngeliat ini aja."

"Aigoo... Kamu kangen Jongho ya? Bukan cuman kamu kok San, kita sekua merasa kehilangan juga."

San mendecik, mendengar nama Jongho cukup menyakitkan untuk sekarang,

Mereka kehilangan sahabat, teman sekaligus keluarga mereka,

Sang paling muda dan yang paling tua sudah meninggalkan mereka semua,

"Kak, masih ada foto terakhir sama kak Seonghwa?" Tanya San tiba-tiba karena ikut teringat kepada Seonghwa.

Hongjoong mengangguk "Ada."

Hongjoong memberikan 2 buah polaroid yang dia simpan di balik casing ponselnya. Ya... meskipun polaroid itu tidak akan terlihat karena casing ponsel Hongjoong yang warnanya hitam

San melihat foto itu,

Posisi fotonya Seonghwa --> adik Hongjoong --> Hongjoong

Posisi foto yang kedua adik Hongjoong  --> Seonghwa --> Hongjoong

Tunggu....

Adik kak Hongjoong dan Kak Seonghwa sempat berdiri di tengah,

San kembali melihat foto yang ada Jongho disana

Posisi fotonya, mingi --> jongho --> wooyoung

Jongho juga berada di tengah-tengah mereka

San menjadi berfikir keras, sebenarnya apa hubungannya dengan posisi foto sesorang?

Apa ini sebuah kebetulan atau memang ada sesuatu yang 'mengikuti' mereka?

San ingin sekali menceritakan semuanya kepada Hongjoong, tapi percuma saja karena dia takut itu hanya pikirannya saja yang teralu curiga










"Lo marah sama gua?" Tanya Wooyoung kepada Yeosang.

"Ya. Makasih udah bikin kita kehilangan Jongho lagi."

"Hah? Lo kenapa sih, kak? Yang bikin kehilangan Jongho kan bukan cuman gua. Disana ada kak Mingi sama kak Yunho juga kok."

Karena kehabisan kesabaran, Yeosang menarik kerah baju Wooyoung kemudian mengangkat Wooyoung seakan-akan bisa membunuhnya sekarang juga

"Jangan dikira gua nggak tau siapa pelakunya, gua tau lo itu pelakunya." Ucap Yeosang.

"Haha... Lo pikir dengan lo begini, gua nggak tau siapa pelakunya? Justru elo pelakunya, dan sekarang lo sedang berusaha untuk jadiin gua korban selanjutnya."











Mingi kembali membuka kamarnya yang sudah cukup lama tidak dia tempati,

Dulunya, kamar itu adalah kamarnya dan Jongho, tapi semenjak kejadian itu Mingi dipindahkan ke kamar Yunho

Mingi membuka lemari pakaiannya yang dahulu ia kenakan,

"EH APAAN INI!?"

Yunho yang berada di luar kamar mendengar teriakan Mingi, dia masuk untuk memastikan Mingi tetap aman,

"Kak Yunho! Liat ini!"

Yunho melihat isi dari lemari tersebut, kemudian...

Dia melihat ada banyak sekali senjata tajam, tapi semuanya sudah bersibah darah kering. Entah darah siapa...

"Mingi... gua takut sumpah."

Mingi segera menutup pintu lemarinya, kemudian berkata

"Ayo kita lapor polisi saja! Kita keluar, kak!"

Karena Yunho lebih takut, dia berlari duluan dan berusaha membuka pintu kamar itu,

"Eh—?"

Pintu kamar itu tiba-tiba tidak bisa terbuka seakan ada yang menguncinya dari luar, padahal Yunho sendiri tidak pernah menguncinya daritadi,

"Ayo, kita keluar kak!"

Yunho berusaha membuka pintunya, tapi tidak bisa karena pintunya terkunci dengan sangat kuat,

Tiba-tiba sesuatu hal, posturnya seperti manusia, tapi semuanya serba hitam,

Bruk!

Dia menyekap Mingi, kemudian membuat Mingi terjatuh ke lantai,

Postur manusia itu juga mendekati Yunho, hendak menyekap Yunho juga,

Tapi Mingi yang terkapar di lantai berjata dengan suara lemasnya "Jangan apa-apain kak Yunho..."

Sosok itu berbalik, kemudian memgangkat tubuh Mingi yang tidak berdaya,

Karena Yunho sudah tidak bisa membantu apa-apa, dia mengarap sebuah kunci yang ternyata ada di lantai daritadi, entah darimana asalnya,

Dan keluar dari kamar lama itu...

Sementara sosok hitam itu mengangkat Mingi ke balkon,

"Selamat tinggal, Mingi..."

Sosok hitam itu membuka topeng wajahnya, ternyata dia adalah seorang yang Mingi kenal,

"Lo... ter... ternyata... lo orang... yang udah... ancurin... hidup kita semua..." kata Mingi setelah melihat sosok wajah orang itu.

"Ini bukan kemauan gua. Kalian yang udah buat gua hancur, kalian semua pembunuh."

Sosok itu menjatuhkan Mingi dari atas balkon, tepat sekali karena ada banyak mobil yang berlalu lalang di jalan raya,

Mingi terlindas oleh begitu banyak mobil...

Sosok itu tersenyum dengan begitu puas, kemudian pergi entah kemana dengan begitu saja,

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro