You Have To Pay For What You Did 2
Akhirnya setelah beberapa saat Grizelle mampu menghindari para paparazi dan keluar dari tempat pemotretan dengan Selamat. Tentu saja ia selamat, karena ia tak harus menjawab semua pertanyaan para paparazi tentang si brengsek Joshep. Bukan apa-apa, hanya saja saat ini Grizelle merasa sangat muak ketika membicarakan soal Joshep. Grizelle ingin muntah rasanya harus membahas tentang lelaki brengsek itu, karena si brengsek itu Grizelle mendapat banyak masalah.
Untung saja Raline mampu menghalau para paparazi itu untuk dirinya, terima kasih Raline! Jadi ia bisa kabur seperti sekarang ini. Huh! Grizelle mengembuskan napasnya pelan sambil mengenakan kaca mata hitamnya, tangannya terulur meraih spion depan mobil dan mengarahkan pada dirinya. Ia melihat pantulan dirinya sekilas di kaca spion dan mengembalikan posisi kaca spion dengan benar. "Lebih baik aku segera pulang saja ke apartemen." Gumamnya sambil bersenandung kecil ia menghidupkan mesin mobil dan melajukan mobilnya membelah jalanan kota yang cukup ramai saat ini.
Tiga puluh menit kemudian ia sampai di apartemen, hal pertama yang di lakukannya saat berada di dalam apartemen adalah melepaskan high hells dan melempar tas yang di bawanya ke sembarang arah kemudian ia mendaratkan bokongnya di sofa ruang tengah. Grizelle menyandarkan kepalanya pada kepala sofa dan membukan aca mata yang masih bertengger di wajahnya. Grizelle memejamkan matanya sebentar untuk menghalau rasa lelahnya seharian ini.
"Kau sudah pulang, bagaimana dengan pemotretanmu hari ini?" Carly muncul dari dapur membawa semangkuk besar salad sayur dan duduk di samping Grizelle.
Grizelle membuka matanya dan mendesah keras sembari menolehkan kepala ke arah Carly. Wanita itu nampak asyik menyuapkan sayur ke dalam mulutnya dan mengunyahnya pelan. "Buruk."
"Sepertinya kau tak pernah mengatakan sesuatu itu baik." Carly memutar bola mantanya malas. Ia menaruh mangkuk yang ada di tanganya ke atas meja ganti mengambil remote tv yang terletak di sana.
"Tapi kenyataannya memang begitu Carly, semua yang ku lalui akhir-akhir ini memang sangat buruk." Grizelle mendengus dan menaikkkan kedua bahunya.
"Ck, dasar kau ini." Carly kembali mengambil mangkuk saladanya dengan tangannya yang bebas sedangkan tangan yang satunya sibuk memencet tombol remote untuk mencari channel.
"Ah, sudahlah, sepertinya aku harus segera berendam karena badanku bau keringat." Grizelle menegakkan punggungnya dan menciumi tubuhnya sendiri yang berbau matahari bercampur keringat.
"Aku rasa kau memang perlu mandi, daripada kau mengoceh di sini," Carly hanya mengangguk- angguk, "Grizelle," ucap Carly kembali menolehkan kepala menatap Grizelle.
"Apa?" Grizelle yang udah berdiri kemudian membalikkan badan sembari berkacak pinggang.
"Itu, apa kau akan meninggalkannya di sana." Carly menunjuk sepasang high helles dan tas milik Grizelle yang ia lemparkan dengan asal-asalan tadi.
"Baik, baik aku akan membereskan kekacaun ini lebih dulu." Grizelle bergerak memungut high hells dan tasnya itu.
"Baguslah kalau begitu," kembali Carly menonton acara televisi yang ada di depannya.
***
Di dalam kamar mandi, Grizelle membuka dress ungu yang di kenakannya dan melemparkannya ke dalam keranjang cucian kotor. Ia menggulung asal rambutnya ke atas dan mengikatnya. Grizelle bergerak menghidupkan kran dan masuk ke dalam bathtub, memang ini yang ia butuhkan setelah seharian melakukan pemotretan.
Grizelle menuangkan sabun cair beraroma mawar ke dalam bathtub hingga seluruh ruangan itu menguarkan aroma mawar yang begitu harum dan menenangkan.
Grizelle memjamkan matanya menghirup aroma mawar yang menenangkan dari sabun cair yang ia tuang tadi. Kembali Grizelle membuka kedua matanya dan mulai menggosok lenganya menggunakan shower puff sembari bersenandung kecil.
Dua puluh menit kemudian setelah dirasa dirinya puas berendam dan membersihkan diri, Grizelle keluar dari kamar mandi hanya mengenakan bathrobe dengan rambut basah yang di gulungnya mengenakan handuk kecil.
Grizelle menyentuh perutnya yang berbunyi, sepertinya ia lapar, dengan cepat Grizelle keluar kamar dan menuju dapur.
Ketika Grizelle melewati ruang tengah, Carly sudah tak berada di sana lagi bahkan televisinya juga sudah tak menyala lagi. "Kupikir kau sudah tidur?" Ucap Grizelle ketika ia baru sampai di dapur dan mendapati Carly sedang mencuci mangkuk bekas salad sayurnya tadi
"Belum, aku baru saja selesai memakan salad sayurku."
"Televisinya mati jadi aku pikir kau tertidur."
"Tidak, aku hanya bosan menonton. Tidak ada acara yang menarik di televisi," ucapnya sambil menuangkan segelas jus jeruk ke dalam gelas, "kau mau?" lanjutnya bertanya pada Grizelle.
"Iya aku mau." Carly menyerahkan jus jeruk itu pada Grizelle dan ia meraihnya. Grizelle memakan makan malamnya sembari mengobrol dengan Carly seputar pemotretannya hari ini.
Setelah menyelesaikan makan malamnya dengan sedikit mengobrol dengan Carly, Grizelle kembali ke dalam kamarnya dan terduduk di atas ranjang, ia membuka handuk yang melilit kepalanya untuk mengeringkan rambutnya yang basah tadi. Ia melirik jam di atas nakas dan sudah menunjukkan sepuluh malam. Ia mengambil ponselnya yang ada di atas nakas kemudian menyentuh layarnya.
Sedari tadi ia cukup sibuk seharian ini hingga lupa mengecek sosmednya, lebih baik sebelum tidur Grizelle membuka sosmednya terlebih dahulu. Tapi, apa ini?! Ia tak bisa masuk ke akun sosmednya sendiri, dengan panik ia mencoba memasukkan alamat email dan passwordnya ke akun instagram miliknya dan nihil. Akun instgramnya tak bisa terbuka, oh gosh! Kenapa bisa begini, rasanya tadi pagi sebelum dirinya pergi pemotretan akun instagramnya baik-baik saja.
Oke, Grizelle akan mencoba masuk ke akun twitternya dulu, siapa tahu saja instgram sedang down. Dan nihil, ia juga tak bisa masuk ke dalam akun twitternya pun dengan akun facebooknya. Oh Tuhan! Bagaimana ini semua akunnya telah di hack oleh orang yang tak bertanggung jawab.
Grizelle dengan cepat memburu pintu dan keluar dari kamar, ia menegdor daun pintu pada kamar Carly dengan begitu kerasnya hingga Carly terlonjak. Baru saja ia menaikkan satu kakinya ke atas ranjang dan hendak tidur gedoran di pintunya membuatnya mengurungkan niat.
"Carly berikan ponselmu?" Sergah Grizelle menengadahkan satu telapak tangannya ketika Carly baru saja membuka pintu.
Alih-alih menjawab pertanyaan Grizelle, Carly hanya diam dengan ekspresi wajah kebingungan. "Hah?"
Tanpa menunggu jawaban Grizelle menggeser tubuh Carly di pintu dan ia menerobos masuk begitu saja. Setelah berada di dalam kamar tanpa
membuang waktu Grizelle mengambil ponsel Carly yang berada di atas bantal dan menggeser layarnya dengan cepat.
Masih dengan ekspresi bingung Carly hanya berdiri melihat tingkah aneh Grizelle. "Kau kenapa Grizelle, kau tidak sedang kesurupan kan?"
Bukannya menjawab pertanyaan Carly, Grizelle yang merasa kesal malah melempar ponsel itu dengan asal hingga membentur ranjang dan melompat hampir mengenai lantai di bawahnya. "Huah, bagaimana ini?!" Teriaknya prustasi. Kenapa hari ini begitu menyebalkan!
"Hei Grizelle!" Teriak Carly sembari menangkap ponselnya dengan cepat, "untung saja tidak jatuh ke lantai," lanjutnya sambil mengelus dada dengan satu tangan ketika berhasil menangkap ponselnya itu. Carly yang kesal kemudian berkacak pinggang dan menyentil dahi Grizelle cukup keras. "Jika ponselku rusak bagaimana?!" Carly mendelik.
"Aduh, sakit Carly." Ringis Grizelle memegangi dahinya yang terasa perih akibat sentilan Carly.
"Salahmu sendiri melempar ponselku sembarangan!" Protes Carly masih berkacak pinggang.
"Ya maaf, tadi aku hanya bermaksud mengecek akun sosmedmu saja." Rengek Grizelle masih mengelus keningnya dengan satu tangan.
"Akun sosmedku? Lalu?" Carly bergerak dudu di sisi ranjang tepat di sebelah Grizelle.
"Ternyata akunmu baik-baik saja, sedangkan seluruh akun sosmedku telah di hack oleh orang yang tak bertanggung jawab." Sahut Grizelle hampir menangis dan memilih menjatuhkan tubuhnya di ranjang dan memungungi Carly.
"Di hack maksudmu?" Tanya Carly masih kebingungan.
"Iya, aku tidak bisa masuk ke semua akun sosmedku, bagaimana ini?" Sahut GRizelle masih memunggungi Carly.
"Eh yang benar, kenapa bisa begitu?"
"Iya benar, coba saja kalau bisa." Carly masih bisa mendengar nada sedih Grizelle, sepertinya wanita itu memang benar-benar sedang menangis.
"Mana alamat email dan passwordmu coba aku bantu masuk."
"Ini." Grizelle menyerahkan ponselnya tanpa melihat Carly dan wanita itu meraih ponsel Grizelle.
Carly berusaha masuk ke semua akun sosmed milik Grizelle dengan memasukkan email dan password tetapi hasilnya nihil. Carly menggaruk kepalanya yang tak gatal kemudian mencoba membuka lagi akun sosmed Grizelle melalui ponselnya dengan alamat email dan password yang sama seperti tadi tetapi hasilnya juga sama.
Carly mendesah keras dan berdehem, sepertinya akun milik Grizelle memang benar-benar sudah di hack oleh seseorang. Atau hatters dari Grizelle, Grizelle berguling mengganti posisi tidurnya menghadap Carly dan bertanya. "Bagaimana?"
Carly hanya menjawab dengan gelengan kepala dan menyerahkan ponsel itu pada Grizelle. Grizelle bangkit dari ranjang dan mengusap matanya yang memerah akibat menangis.
"Aku harus bagaimana?"
"Coba besok aku akan menghubungi temanku yang ahli di bidang IT mungkin dia tahu apa yang harus di lakukan." Carly mencoba menenangkan Grizelle dengan menepuk pelan bahu wanita itu.
"Semoga saja akunku bisa kembali lagi, aku mengutuk siapapun yang sudah menghack akun sosmedku."
"Mungkin saja itu adalah salah satu hattersmu Grizelle."
"Atau ini mungkin ulah si brengsek Joshep."
"Entahlah."
"Ya sudah aku mau tidur saja kalau begitu, ingat Carly kau hubungi temanmu besok."
"Baik, baik Tuan Putri. Aku juga akan pergi tidur kalau begitu."
~Maaf kalau di rasa garing dan banyak typo, Author hanya manusia biasa yang kadang salah. Terima kasih untuk yang sudah bersedia membaca dan memberikan bintang 🥰
Love
💙💙
Primavera
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro