Epilog
NB : Terima kasih saya ucapkan pada teman-teman semua atas dukungannya, baik dari sosialisasi dalam grup Wattpad Facebook, DM pribadi di akun wattpad hingga segala vomen yang disematkan dalam setiap cerita yang saya publish 😁. Tanpa kalian, karya saya hanyalah tulisan yang tidak akan berkembang bahkan dikenal sampai kapan pun.
Jika ada kata-kata atau ejaan yang masih salah, mohon maaf ya. Oleh karena itu sangat diharapkan pada teman-teman semua untuk memberikan kritik dan saran secara terbuka 💪.
Dan di atas semuanya, semoga cerita ini menghibur kalian semua.
Semoga saya masih diberikan kesempatan untuk terus berkarya agar bisa menghibur teman-teman 🙏.
__________
Alvaro tampak puas atas usahanya dalam menghayati perannya sebagai Dao Ming Si dalam drama Meteor Garden. Tidak hanya menciptakan grup A4 serta merealisasikan pawai setiap pagi di sepanjang koridor menuju kelas, cowok itu juga telah merencanakan pesta ulang tahun Winnie yang akan tiba minggu depan yang dekorasinya sengaja diatur agar mirip dengan pesta ulang tahunnya Teng Tang Jing dalam drama tersebut. Rencananya, dia juga akan sekalian mengumumkan kapan tepatnya pertunangan antara dia dan Winnie diresmikan.
Bagi Alvaro, ini adalah sesuatu yang sempurna mengingat dia dan Winnie sama-sama adalah pewaris tunggal sehingga cowok itu merasa kalau perannya dalam dunia nyata jauh lebih sempurna dibandingkan dalam dunia drama.
Bagaimana tidak? Setelah mereka menikah nanti, bukankah akuisisi bisnis keluarga dipastikan melejit paling tinggi dibandingkan konglomerasi lain? Dan juga, keduanya pastilah akan dikategorikan sebagai pasangan paling serasi dalam generasinya.
Ahhh, membayangkan saja sudah membuat Alvaro Byantara berbunga-bunga. Dia bahkan tidak akan menolak jika ada yang menyuruhnya mempraktekkan koreografi The Boyz yang berjudul D.D.D. sekarang, tarian yang mana pernah dipertunjukannya saat pesta ultah sekolah tiga bulan yang lalu.
Tiga bulan. Ya, tidak terasa sudah lewat tiga bulan sejak terakhir berlibur bersama di SangRia Resort. Tidak banyak hal signifikan yang terjadi selama durasi tersebut kecuali fakta bergabungnya Freya dan Renata secara permanen dalam lingkaran grup mereka. Apa lagi penyebabnya kalau bukan karena status keduanya yang adalah pacar anggota A4?
Meski kesal, tetapi Alvaro harus mengakui kalau kehadiran keduanya terutama Freya, bisa lebih meramaikan suasana karena keakrabannya dengan Winnie, juga interaksi Alvaro-Freya yang sesekali diwarnai dengan perdebatan absurd, bisa lebih melebarkan senyum Winnie. Yahhh... cewek itu memang sudah bisa mengekspresikan perasaannya dengan sangat baik.
"Gue diundang juga?" tanya Freya dengan sorot mata berbinar saat mendapatkan undangan VIP khusus dari Winnie. "Mesti pake gaun apa, nih, gue? Gaun yang kemarin pake waktu pesta ultah sekolah kemarin boleh nggak, ya?"
Alvaro mengetuk kepala Freya dengan kesal, membuat cewek itu mengeluh kesakitan sembari melempar tatapan mautnya. "Bego banget, sih! Kalo Winnie nggak ada di sini, lo udah gue lempar ke luar jendela dari tadi! Bego, kok, dipelihara, sih? Ya iyalah lo diundang, tiap hari aja lo nangkring ke sini tanpa diundang dan sekarang lo nanya apakah lo diundang atau nggak di saat Winnie ngasih undangan ke lo!"
Freya memberengut kesal, lantas menoleh pada Afin untuk meminta pembelaan, tetapi sayangnya diabaikan karena dia sedang sibuk meminum susu kemasan sembari menonton pertandingan basket dari layar kaca yang luasnya tiga kali lipat dari televisi di rumah Freya.
Sekarang jam istirahat kedua dan mereka semua nongkrong di markas A4. Renata sama Andro juga sibuk dengan dunia mereka sendiri, entah apa yang mereka diskusikan. Freya pernah mencoba nimbrung dan pada akhirnya kesal karena tidak mengerti dengan apa yang mereka bahas.
Menurut Freya, dia baru bisa bergabung hanya jika IQ-nya selevel dengan mereka.
Ars jarang bergabung dengan mereka. Ya iyalah, karena hanya dia satu-satunya yang menjadi obat nyamuk karena sampai sekarang dia masih memilih jomblo, padahal dulu Ars selalu menggandeng cewek di sebelahnya setiap ada kesempatan.
Winnie diam-diam mencubit pinggang Alvaro dan melempar tatapan peringatan, lantas menoleh ke Freya sambil tersenyum. "Fre, lo ikut gue ngukur gaun aja, ya? Alvaro sama Afin bakal ikutan fitting jas sekalian."
Freya otomatis nyengir, sedangkan Alvaro tampak tidak senang dengan hal itu.
⭐⭐⭐
Freya sudah menebak kalau pesta ulang tahun Winnie pastilah mewah, tetapi imajinasinya rupanya masih kalah dengan realita. Tidak hanya mewah, tetapi juga spektakuler. Bagian panggungnya saja terdapat tangga dua sisi yang berhadapan lalu menyatu pada bagian bawahnya. Dekorasinya begitu artistik dan Freya menemukan kue ulang tahun yang tingkatannya bersaing dengan kue ulang tahun yang disiapkan sekolah waktu itu.
Winnie begitu luar biasa cantiknya, membuat Freya merasa cewek itu benar-benar titisan dewi dari langit, apalagi gaun yang dikenakannya benar-benar cocok. Gaun itu berwarna putih yang didesain one-shoulder pada bagian atasan, yang mana memamerkan salah satu bahunya yang terbuka. Terdapat hiasan bulu-bulu pada bagian permukaannya dan dilanjutkan dengan glitter hingga ke bagian bawah. Tidak tanggung-tanggung, Winnie juga memakai sarung tangan yang panjangnya hingga ke siku tangan berwarna senada.
Winnie berjalan menuruni tangga dengan anggun, disambut oleh Alvaro yang mengenakan jas berwarna sama, bahkan dihiasi glitter pada permukaannya. Cowok itu juga memakai sarung tangan yang melengkapi penampilannya malam ini.
Tangan mereka saling bersentuhan, kemudian melangkah menuju tengah panggung, disambut tepukan meriah oleh para tamu undangan. Alunan musik bernada lembut segera dimainkan, lantas baik Alvaro maupun Winnie menekuk salah satu kaki mereka sedemikian rupa layaknya pangeran dan putri untuk memberikan hormat sebelum menautkan jemari untuk berdansa. Tangan Alvaro yang lain menyentuh pinggang ramping Winnie, sementara tangan Winnie yang lain menyentuh pundaknya.
Bagi Freya ini tepat disebut sebagai pasangan ter-uwu yang pernah dia kenal karena keduanya benar-benar serasi. Tinggi badan mereka saja serasi, berbeda dengan dirinya dan Afin yang begitu jauh meski cewek itu sudah memakai sepatu bertumit tinggi.
Sama seperti Alvaro-Winnie yang setema, Freya dan Afin juga. Pakaian formal mereka berwarna hitam. Jas Afin juga memiliki glitter pada bagian jas yang membuatnya lebih berkilau karena begitu kontras dengan warna gelap pada jas yang dia pakai. Sedangkan Freya, gaunnya bermodel sabrina dengan kerutan pada sekelilingnya yang disertai motif polkadot, tetapi pada bagian bawahnya polos tanpa hiasan. Meskipun demikian, penampilan Freya juga tidak kalah menawan karena dia melengkapinya dengan tiara berkilau pada puncak kepala dan rambut palsu supaya lebih cocok.
Tidak terasa acara dansa pemeran utama telah berakhir yang ditutup dengan menekukkan kaki mereka sekali lagi, disambut tepuk tangan meriah oleh semua orang. Freya bisa melihat kedua orang tua Winnie dan Alvaro yang berdiri berdampingan dengan binar bahagia.
"Gila, mamanya Winnie cakep banget," bisik Freya ke telinga Afin yang harus berjinjit supaya bisa mencapainya.
Afin mendecak sekilas sebelum memeluk pinggang Freya serta membungkuk sedikit agar bisa mendengarnya berbisik.
"Mama lo juga cakep," kata Afin. "Bagi gue, semua mama itu cakep kalo di-make over kayak mamanya Winnie. Maksud gue, berkat perawatan eksklusif."
"Kalo mama gue di sini, pasti bakal langsung mengklaim lo sebagai menantunya," kata Freya dengan tawa lucu, menampakkan gigi kelincinya yang khas.
"Loh, memang udah jadi calon, 'kan?" tanya Afin dengan nada seakan Freya tidak peka. "Tapi lo belum ketemu sama orang tua gue, sih."
Freya kontan membuka mulutnya dengan ekspresi bloon, seperti biasa kalau dia lagi melongo. "Gimana, nih? Orang tua lo udah tau belum soal latar belakang gue? Mestinya udah tau, dong, ya, karena papa gue jadi sekretaris abang sulung lo."
"Ya taulah, udah dari awal malah," jawab Afin terus terang selagi Alvaro mengumumkan kapan persisnya pertunangan dia dengan Winnie yang akan diresmikan dalam waktu dekat, disusul kehebohan semua orang terkecuali Afin dan Freya. Afin harus meninggikan suara supaya bisa mengalahkan keributan di antara mereka sehingga dia semakin mempersempit jaraknya dengan Freya untuk berbisik ke telinganya.
Mereka terlihat begitu mesra sampai-sampai tidak sadar ketika Andro memotret dan merekam keduanya dalam jarak pandang yang strategis untuk dikirimkan pada Derwin lewat aplikasi WhatsApp.
Renata melirik isi pesan WhatsApp yang dibalas secara antusias oleh penerimanya—–Derwin. Isinya tidak lain tidak bukan adalah pujian yang ditujukan pada dirinya sendiri kalau Afin tidak pernah mengecewakannya karena senang melakukan skinship yang intens pada pasangan.
Padahal, Afin melakukannya karena situasinya sedang ribut pada saat ini.
"Udah tau dari awal? Trus bilangnya apa?" tanya Freya dengan tatapan horor.
"Lo takut dilempari uang tunai, ya?" tebak Afin dengan nada iseng. "Don't worry, I think they like you, as same as my brothers and sister-in-laws do."
Freya tidak berkomentar apa-apa meski sempat melepaskan dengkusan lega dari hidungnya.
"Lihat lo begini, gue jadi yakin kalo lo sesuka itu sama gue," pancing Afin yang tidak tahan untuk tidak menggoda Freya karena baginya, cewek itu tampak begitu cantik malam ini.
"Ya iyalah. Lo, kan, tipe gue banget. Anak konglomerat, soalnya. Siapa, sih, yang nolak?" balas Freya karena menyadari keisengan cowok itu. Baginya juga, Afin tampak begitu tampan malam ini dengan jas formalnya.
"Lo nggak lagi serius, 'kan?" tanya Afin sambil menyeringai meski terselip nada kesal dalam perkataannya. "Lo mancing gue, nih?"
"Habisnya lo duluan, sih!" kilah Freya membela diri. "Eh, kita harusnya perhatiin acaranya Winnie sama Alvaro, dong. Eh, mereka lagi bersulang. Kita ikutin, yuk."
Semua mengangkat tinggi-tinggi gelas yang mereka pegangi sebelum meminumnya sampai habis dalam rangka merestui hubungan Alvaro dan Winnie, begitu juga Freya yang segera menenggaknya, disusul oleh Afin.
"Okay, ladies and gentleman. I have prepared this for you all. I will turn off the lights so let's all kiss your partners for ten seconds before the lights on again. Are you ready? One...."
"Alvaro benar-benar sinting," omel Freya selagi Alvaro menghitung waktu sebelum mematikan semua lampu. "Segitunya, sih, mempraktekkan adegan dalam drama Meteor Garden?"
"Biarin aja, deh, Fre. Kan, itu acaranya dia," bela Afin yang tangannya masih menempel di pinggang Freya.
"Tapi lo janji, ya, jangan ikut-ikutan Alvaro kalo ngadain acara ginian. Kampungan, tau nggak."
Tepat pada saat itu, semuanya menjadi gelap karena lampu yang telah dipadamkan meski masih ada lampu yang sengaja tidak dimatikan pada bagian tepi panggung sehingga situasinya nampak temaram.
Afin mengeratkan pelukannya pada pinggang Freya, lalu berbisik, "Gue janji, tapi kalo sekarang kita harus ikutin keinginan Alvaro, 'kan?"
Lantas usai mengatakan demikian, Afin tidak memberi kesempatan pada Freya untuk berbicara karena dia telah mengunci bibirnya dengan bibir miliknya.
Sementara itu, Andro dan Renata yang berdiri tidak jauh dari mereka juga sedang dalam posisi yang terlalu dekat satu sama lain.
"Lo cantik banget malam ini," puji Andro yang lagi-lagi tidak setema dengan Renata karena cewek itu memakai gaun merah dengan tali selebar tali sepatu sedangkan jas Andro berwarna putih yang desainnya hampir mirip dengan jas milik Alvaro.
Renata tersenyum simpul. "Who will go first? You or me?"
"Of course me, because you have grabbed my first kiss," kata Andro sebelum meraih bibir Renata dengan bibirnya.
Ars memang sendirian, tetapi dia tidak menyangka akan mengalami situasi seperti ini di saat yang lainnya sedang asyik berciuman. Ada seseorang yang berteriak dari belakang sebelum tubuhnya jatuh karena kehilangan keseimbangan dan orang itu jatuh menimpanya.
Seseorang itu ternyata berjenis kelamin perempuan.
Sebenarnya, tidak akan jadi masalah jika saja cewek itu tidak jatuh dengan bibir menubruk bibir milik Ars.
Parahnya, tepat pada saat itu, lampu utama telah dinyalakan dan keduanya sedang dalam masalah besar karena banyak yang memperhatikan mereka sekarang.
Kenapa Ars jadi merasa pernah melihat adegan begini?
Cewek itu melepaskan diri dari Ars sebelum menatapnya dengan ekspresi kesal sekaligus canggung. Dia mengusap bibirnya dengan gemetar, membuat Ars menyadari sesuatu.
"Don't tell me... is that your first kiss?" tanya Ars melongo.
"Ars, gila, ya. Ini, tuh, mirip banget sama adegan dalam drama Meteor Garden!" Tidak disangka-sangka, Freya menyeletuk di antara kerumunan para tamu undangan yang segera saja menatap cewek itu dengan ekspresi kaget. Ars masih melongo karena syok sekaligus mengerti mengapa dia merasa dejavu dengan insiden ini. Sedangkan cewek yang tidak sengaja menciumnya, masih saja menutup bibir dengan canggung meski perlahan ekspresinya berubah.
Tatapannya berubah menjadi tatapan memuja setelah melihat paras Ars yang ganteng.
Cewek itu mendekati Ars, lantas mengulurkan tangan dengan ekspresi malu-malu yang khas. "Kenalan, yuk? Nama gue Hani. Panggil Han sebagai pelafalan 'honey' juga boleh."
Semuanya kompak syok melihat situasi ini.
Ars jadi bingung. Apakah dia harus senang dengan fakta ini?
Tamat
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro