Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

18). Truth or Dare (2)

Alvaro maju untuk menggelindingkan dadu yang telah disiapkan oleh Zenya.

"D!" teriak Zenya dan penonton setelah membaca huruf yang menghadap ke atas usai berhenti.

Lantas, salah satu asisten Zenya membawakan wadah yang ditempeli stiker "Dare". Alvaro spontan mengaduk isinya sebentar sebelum menyerahkan kertasnya pada asisten lain yang membacakan isi kertas itu lewat mic di tangan.

"'Masing-masing nari lagu K-pop bergaya bebas'."

"Semuanya dari kami mesti nari?" tanya Alvaro, disambut anggukan penuh semangat dari Zenya.

"Yang nulis ini pasti pengen banget lihat anggota A4 nari. Kalian pasti nggak sabaran, 'kan? Langsung aja kita saksikan performance mereka!"

Alvaro mengajak Afin dan Andro melalui tatapannya untuk menari bersama, yang disambut persetujuan dengan mengangguk.

"Lagunya The Boyz yang berjudul D.D.D.," kata Alvaro ketika salah satu asisten mendekat untuk menanyakan ingin diputar lagu apa.

Terdengar teriakan histeris sebelum terdengar alunan lagu dan ketiganya secara kompak menggerakkan sendi mereka untuk mengikuti irama. Tidak ada yang tidak terpesona, bahkan Freya refleks membuka mulutnya dengan tampang bloon.

Renata menepuk pundaknya. "Lo bisa nari, 'kan?"

Freya menoleh, lalu mengangguk. "Apa aja asal lagunya Twice. Lo bisa?"

Renata mengangguk. "Kalo nggak bisa, gue akan nari sesuai gaya gue sendiri. Kalo lo, Win? Lagunya Twice oke, nggak?"

Winnie mengangguk. "Judul 'What is Love' aja kali, ya? Karena gue udah lama nggak update lagu baru."

Freya mengangguk. "Sip, kalo lagu itu mah gampang."

"Bukannya lo demam panggung?" tanya Renata.

"Kecuali nari lagu K-pop terutama yang gue suka, gue bakal pede soalnya gue fokus sama koreografinya dalam otak."

Tepat pada saat itu, asisten Zenya memperingatkan mereka untuk bersiap-siap dan menanyakan lagu apa yang akan mereka pilih. Setelah Renata menyampaikan judulnya, ketiga cowok tampan telah menyelesaikan tarian yang disambut oleh tepuk tangan yang memekakkan telinga.

Freya menghela napas panjang untuk membuang rasa gugup karena bagaimanapun, dia sekarang berada di panggung dan akan disaksikan oleh banyak orang. Cewek itu bersisian dengan Afin yang sempat meletakkan tangan di bahunya pada saat-saat terakhir untuk memberinya kekuatan.

Meski gugup, Freya heran karena masih bisa terpesona pada Afin, padahal wajahnya sedang berkeringat.

Jatuhnya, kok, malah seksi, sih?

Afin tersenyum dan Freya mulai menyayangkan dorongan Renata yang mendesaknya segera maju ke tengah panggung.

Alunan lagu Twice yang berjudul 'What is Love' membuat Freya fokus. Ekspresinya langsung berubah ketika menari dan tersenyum di saat yang tepat. Afin yang menontonnya sejak tadi tampak membeku di tempat.

"Wow. Rupanya mereka bisa nari juga, ya." Terdengar celetukan Andro dari balik bahu Afin.

⭐⭐⭐

"Oke, sekarang gantian Winnie yang melempar dadunya. Dan ternyataaa... huruf T! Truth!" seru Zenya yang tampak begitu menghayati perannya sebagai pembawa acara.

Freya dan Afin otomatis saling menatap satu sama lain setelah mendengar Winnie mendapat T. Seolah berbagi telepati, mereka sepertinya menyerukan asumsi yang sama.

"'Ungkapkan fakta atau keunikan atau kelebihan. Boleh juga kebiasaan jelek atau rahasia terselubung'."

Freya otomatis mengalihkan fokus pada Zenya yang tepat pada saat itu sedang memperhatikannya. Senyum seringai kembali tercetak di bibir dan alisnya terangkat sebelah seakan ingin menunjukkan pada Freya betapa hebatnya dia.

"Kita bisa mulai dari pasangan paling ujung; Kenzo Neandro dan Renata Oswald," ujar Zenya meski matanya masih menatap Freya.

Andro menerima mic yang diberikan oleh asisten Zenya. "Gue dilahirkan jenius, punya IQ mencapai 195, biasa menulis dengan tangan kidal, tapi gue juga punya kemampuan unik yang bisa menggunakan kedua tangan sama baiknya atau disebut dengan ambidextrous."

Terdengar tepuk tangan ringan dari Renata di sebelah Andro, yang menatapnya dengan tatapan yang memiliki daya tarik yang cukup kuat.

"Perfect!" bisik Renata yang bisa didengar oleh Andro, membuatnya tersenyum lebar hingga lesung pipi tunggalnya terlihat jelas.

Andro memberikan mic pada Renata yang ekspresinya langsung berubah datar ketika mengungkapkan dirinya ke penonton. "Gue punya kebiasaan tidur yang susah dibangunkan soalnya gue kayak orang pingsan kalo udah tidur."

Mic tersebut dipindahtangankan ke Freya, yang mendadak demam panggung. Namun, dia berusaha mengusirnya dengan satu tarikan napas panjang. "Gue agak gaptek teknologi, trus kalo ambil foto selfie bisa sampai hampir 20 kali karena gue nggak pandai mengatur angle-nya dan akhirnya cuma dapet 1 atau 2 foto aja yang hasilnya oke."

Terdengar dengusan geli dari Afin, yang sudah bisa Freya duga karena dia selalu menertawakannya. Cewek itu menoleh ke arahnya, lalu menambahkan dengan nada penekanan yang jelas. "Makanya, tipe ideal gue adalah cowok yang nggak gaptek kayak gue."

Matanya diarahkan pada Afin dengan tatapan yang dipicingkan sementara yang ditatap hanya melemparkan tatapan penuh jenaka sembari mengambil mic dari tangan Freya. "Gue punya rahasia besar yang nggak bakal disangka-sangka, tapi gue akan mengungkapkannya sekarang."

Tatapan Afin beralih ke Zenya, yang membelalak hingga bukaan maksimal sebelum tersenyum lebar seolah-olah memenangkan lotre. Cowok itu sengaja memberi jeda, jelas menikmati momen di saat semua orang sedang dirundung rasa penasaran, meski Freya akhirnya menyikut pinggangnya untuk memberikan peringatan.

Freya mengira Afin akan mengungkapkan rahasia tentang hubungan palsu, sehingga dia tidak henti-hentinya memasang raut penuh kecemasan. Alvaro juga tampak kaget, tetapi dia memilih untuk tidak mengatakan apa-apa.

Afin lantas menoleh kembali ke Freya dan nyengir lebar hingga giginya yang putih berderet rapi. "Gue suka banget sama Hello Kitty dan gue punya koleksinya di kamar. Makanya, tipe ideal gue adalah cewek yang suka sama koleksi gue biar bisa saling berbagi."

Terdengar cieee keras dari bangku penonton, selagi Zenya menunjukkan ekspresi kesal karena dipermainkan dan Freya menunduk karena malu. Afin menertawakan sikap Freya yang malu-malu sementara Avaro mendengkus dengan ekspresi seolah-olah ini semua adalah sesi terburuk yang pernah dia dilihatnya dan Winnie hanya bisa menatap datar keduanya.

Renata menyikut pinggang Freya untuk menggodanya, lalu berbisik. "Romantis banget, sih, kalian berdua. Gue jadi iri."

"Hei, I can be romantic, too." Suara Andro terdengar dari sebelah Renata yang kontan menatapnya dengan tatapan tidak percaya.

"No, you can't. A genius just solve academic problems only."

"Do you need prove?" tanya Andro, tetapi pembicaraan mereka terputus karena mic tadi telah diberikan ke Winnie.

"Banyak orang menilai gue sombong dan pemilih teman, tapi sebenarnya gue adalah pribadi yang sulit berinteraksi dengan kenalan baru. Trus kalo udah nyaman dengan orang tersebut, gue bakal jadi agak 'manja' karena gue selalu mengandalkannya untuk segala situasi."

Dari bangku penonton terdengar nada yang berusaha menghibur Winnie dan ada yang menyerukan agar dia tidak perlu khawatir dengan penilaian orang lain tentang dirinya. Tidak sedikit pula yang memuji Winnie atas kerendahan hatinya yang patut diacungkan jempol.

"Winnie sepertinya terlalu banyak berpikir, padahal saya yakin nggak ada yang menilai dia seperti itu," kata Zenya dengan nada yang menyebalkan, tetapi tidak ada yang bersedia membantah. Namanya juga pembawa acara. "Oke, selanjutnya yang terakhir dari Alvaro. Silakan."

"Gue nggak ada kebiasaan jelek atau rahasia terselubung karena gue jelas sempurna dalam semua aspek. Soal fakta, keunikan, atau kelebihan gue, bisa kalian lihat sendiri seperti apa kesempurnaan itu. Gue rasa, terlalu banyak kelebihan adalah satu-satunya yang menjadi kelemahan gue," kata Alvaro sambil mengedipkan sebelah mata ke arah penonton, sukses membuat para cewek berteriak histeris.

Freya memutar bola matanya sementara Afin dan Winnie sama-sama menatap Alvaro dengan tatapan datar. Hanya Andro dan Renata yang biasa-biasa saja, mungkin sudah terbiasa dengan kenarsisan cowok itu.

Zenya tergelak, lalu mengangkat mic dan berkata, "Wow. Mungkin di antara semuanya, kepedean Alvaro yang patut diberi pujian. Oke, sekarang kita lanjut, ya. Pasti pada nggak sabar, nih."

Afin maju untuk menggelindingkan dadu dan dia mendapat huruf D.

"'Gombalin pasangan Anda dengan romantis.'"

"If I had my life once again, I will find you sooner," Alvaro mengucapkannya dengan tatapan tajamnya pada Winnie, lagi-lagi mendapat sambutan heboh dari penonton.

Alvaro melemparkan mic ke Afin, yang menerimanya dengan tangkapan keren. Cowok itu tersenyum manis pada Freya, membuat cewek itu jadi kayak cacing kepanasan. Ada sensasi aneh dalam dirinya, dan dia yakin, ini ada kaitannya dengan jatuh cinta.

"I don't need a perfect one, I just need someone who can make me feel that I'm the only one."

Freya menatap jauh ke dalam mata Afin, membuatnya sadar akan sesuatu hal yang penting pada saat itu.

Bahwa dia sudah benar-benar jatuh cinta pada cowok itu. Dia mengakuinya.

Hanya saja di saat yang sama, Freya juga sadar bahwa Afin semata-mata melakukan semua ini demi kepentingan sandiwara. Dia tidak mungkin semanis ini jika bukan karena hubungan palsu yang sedang mereka jalani.

Hubungan palsu yang dijalani demi seorang Alyssa Edelwine alias Winnie.

Tanpa kata, pandangan Freya mulai kabur oleh air mata, tetapi dia segera memalingkan wajah untuk menutupi kebenaran itu. Namun sayangnya, hal itu tidak luput dari perhatian Afin sekaligus lebih dari peka untuk mengerti apa maksudnya, tetapi dia tidak bisa bertanya karena sedang berada di hadapan publik. Dia juga harus menyerahkan mic pada Andro.

"You must be a good runner, because you keep running in my mind."

Renata menyeringai, lalu berbisik pada Andro. "Nice try."

"Wow. Mereka benar-benar romantis banget, ya." Zenya memuji. "Meski seharusnya masih ada tiga slot lagi untuk permainan Truth or Dare, saya sebagai pembawa acara terpaksa harus mengubahnya menjadi 1 slot untuk mempersingkat waktu dan kita juga harus masuk sesi pembagian hadiah pada akhir acara."

Terdengar desahan tidak terima dari sebagian besar penonton, tetapi Zenya mengangkat tangan untuk berbicara lagi, "Mohon maaf yang sebesar-besarnya, tapi saya yakin, yang terakhir ini akan memberikan sensasi yang meletup-letup buat kalian."

Seorang asisten membawakan wadah berisi bola-bola plastik pada Zenya yang mengangkat mic-nya lagi untuk menjelaskan, "Bola-bola ini isinya kayak bom karena perintah di dalamnya jauh lebih berbahaya dari perintah yang ada di dalam wadah kaca khusus Truth and Dare tadi. Jadi, saya akan memilih satu untuk mereka."

Zenya lantas mengaduk isinya sebentar sebelum memilih salah satu bola. Cewek itu membuka bola itu dan mengeluarkan gulungan kertas dari dalam sebelum membacanya keras-keras.

"'Buat pasangan pria, berikan ciuman pada pasangan wanita.'"

Bersambung

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro