Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

8. Tidak Seharusnya Begitu

— ■ —

Perlahan, Stephanie menarik tangannya dari kedua mata Patrick. Ia kembali menegakkan tubuhnya. Memandang pria yang masih ia duduki, terlihat sibuk menutupi wajahnya dengan kedua lengannya. Stephanie memiringkan kepalanya heran.

"Sir?" panggil sang wanita menaikkan kedua alisnya. "Anda ... ada masalah dengan saya?"

Patrick terdiam. Tak menjawab, dan tak menurunkan kedua lengannya dari indera penglihatannya.

"Mr.Mel—"

"Kau ...," Tepat saat Stephanie hendak memanggilnya lagi, Patrick berucap lebih dulu. Membuat wanita di atasnya menutup mulut. "Bisa membersihkan diri dulu?"

Stephanie mengerutkan kening.

"Tapi saya—"

"Kumohon, Willkerson," sela Patrick lagi.

Tentu, di dalam benak Stephanie, ia mempertanyakan sikap serta permintaan partnernya itu. Sedikit aneh, mungkin. Maksudnya, apa ia sungguh sebau itu?

Dan tanda tanya itu seketika membuat Stephanie spontan mengendus-endus dirinya.

"Bukan baumu," Seolah tahu apa yang tengah dilakukan Stephanie tanpa melihat langsung, Patrick segera berkomentar. "Tanganmu ... wajahmu ... ternoda,"

Satu detik. Dua detik. Tiga detik.

Oh.

"Baiklah," Kali ini, tanpa berpikir lebih lama lagi, Stephanie segera beranjak dari posisinya. "Saya akan membersihkan diri terlebih dulu. Maaf jika penampilan saya membuat Anda takut, Mr.Melrose."

Stephanie berbalik kemudian. Melangkah menuju pintu kamar mandi untuk meninggalkan tempat itu. Sebelum suara Patrick, seketika membuat langkahnya terhenti.

"Kau tidak membuatku takut," ujar Patrick tanpa berganti posisi. Tapi Stephanie masih bisa mendengar ucapannya dari ambang pintu. "Aku hanya ... teringat sesuatu yang tidak mengenakan ketika melihatmu tadi. Jadi kau tak perlu—"

"Tetap saja, saya telah membuat Anda tidak nyaman," potong Stephanie dengan tenang dan serius, "padahal seharusnya, kehadiran saya didekat Anda adalah untuk mengubah ataupun membuat Anda nyaman. Bukan justru sebalikanya seperti tadi. Saya telah gagal menjadi partner yang baik. Maafkan saya. Saya akan mengintropeksi diri setelah ini, dan takkan mengganggu Anda.

Sekali lagi, maafkan saya."

Stephanie sedikit menghadapkan dirinya ke arah Patrick. Membungkuk singkat tanpa dilihat langsung oleh sang pria, sebelum akhirnya pergi meninggalkan Patrick.

***

Di kamar mandi lain, Stephanie terlihat berdiri memandangi dirinya dari pantulan cermin yang ada di sebuah washtafel. Dan benar saja, ia memang terlihat berantakan.

"Bodohnya aku," gumam Stephanie tersenyum masam. Berbalik memunggungi cermin sebelumnya, dan mulai melepaskan pakaiannya.

Saat celana yang ia kenakan jatuh ke lantai, ia mendengar suara benda keras membentur permukaan keramik. Membuat Stephanie menunduk untuk mencari tahu asal muasal suara tersebut. Stephanie merogoh celana panjang hitamnya itu, dan menemukan sebuah jam tangan di bagian saku kanannya.

"Ah, aku bahkan tak sempat memberikan jam tangannya." Ujar Stephanie meletakkan jam milik Patrick--yang berhasil ia dapatkan lagi dari para pemalak--di samping washtafel. Sebelum akhirnya ia masuk ke bagian lain kamar mandinya.

'Aku sungguh tak profesional,' pikir Stephanie ketika dirinya berendam di bahtub berisikan air hangat. 'Bagaimana mungkin aku bisa membuat partner-ku sendiri ketakutan.'

Sang wanita mendongak. Menyandarkan belakang kepalanya ke pinggiran bathtub.

"Tapi faktanya, aku hanya merasa kesal dengan diriku sendiri ketika melihat keadaan Mr.Melrose hari itu," gumamnya memejamkan matanya. Menenangkan diri. "Merasa payah karena tak bisa menjaga partner-ku sendiri. Dan ketika melihat para pelakunya, aku merasa harus memberi mereka pelajaran. Tanpa mengingat keadaan sekitar."

Stephanie membiarkan tubuhnya meluncur jatuh ke dalam bathtub hingga kepalanya tercelup sepenuhnya.

'Padahal seharusnya, aku tidak boleh begitu. Membiarkan emosi menguasai pikiranku. Ah ... aku sungguh memalukan.'

— ■ —

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro