1. Mengetahui Siapa
— ■ —
Pria paruh baya berambut cokelat itu, beranjak dari duduknya bersamaan dengan pria berkulit gelap yang sebelumnya duduk di sofa yang berhadapan dengannya.
"Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada kami," Sang pria paruh baya mengulurkan tangannya kepada pria satunya. Yang langsung diterima dengan tulus. "Salah satu pekerja terbaik kami, akan segera mendatangi kediamannya,"
Pria berkulit gelap itu mengangguk. "Terima kasih. Saya mengharapkan berita baik tentang teman saya kedepannya." Ujarnya kemudian melepas jabatan tangannya, lalu melangkah pergi dari ruangan tersebut.
Begitu pria berkulit gelap sebelumnya telah pergi, seorang wanita dengan setelan biru gelap serta berambut hitam panjang yang digulung rapi ke atas, masuk ke ruangan tersebut. Sebuah tablet putih tampak berada dalam salah satu genggaman tangannya.
"Sudah selesai?" tanya sang wanita duduk berhadapan dengan pria paruh baya berambut cokelat gelap itu. "Jadi, bagaimana klien kali ini?"
"Sebenarnya, bukan dirinya yang membutuhkan seorang partner," jelas sang pria sembari menyalakan sebatang rokok. "Melainkan teman dekatnya yang seorang pecandu. Ia mengatakan, temannya berniat berhenti menjadi seorang pemakai. Tapi selalu gagal karena kurangnya pengawasan khusus,"
"Hm ... pecandu ya ...," Sang wanita berdehem panjang sambil membaca sesuatu di tablet di tangannya itu. "Lalu, siapa yang hendak Anda kirim untuk tugas kali ini?"
"Siapa yang bebas dari tugas besok?" tanya sang pria balik.
Wanita di hadapannya terdiam. Membuka folder khusus perusahaan yang memuat daftar pekerja mereka.
"Ada 5 orang," jelas wanita itu akhirnya, "Adelline, Willkerson, Ferdinand, Victor dan Hampbell,"
"Hm ...," Kini, ganti sang pria yang terdengar berdehem panjang. "Kalau begitu, hubungi Will saja."
***
Wanita dengan rambut pirang madu sepunggung itu, tampak tidur dengan posisi duduk di lantai. Kepalanya berada di atas kedua lengannya yang bertumpuk rapi di atas meja. Di depannya, ada sebuah papan catur serta puzzle yang baru setengah jalan diselesaikan. Wanita tersebut nampak tidur dengan tenang. Napasnya yang terdengar teratur serasa memenuhi ruang tengah apartemennya.
Namun kemudian, ketenangan itu pecah oleh suara dering ponsel milik sang wanita, yang tergeletak di pinggir kanan meja. Berseberangan dengan tempatnya yang ada di sisi kiri meja.
"Um ...," Ia sedikit meringkuk di posisinya tersebut. Menenggelamkan wajahnya di atas lengannya, dan meraih ponselnya itu dengan tangannya yang telah turun dari tempat semula.
Begitu berhasil mendapatkan benda tersebut, ia langsung menerima panggilannya. Tanpa berniat melihat siapa itu.
"Ya? Dengan Willkerson," ujarnya dengan suara serak serta mengantuk.
["Halo, Will. Maaf mengganggu waktumu,"]
Suara wanita terdengar dari sisi seberang. Dan seketika, langsung membuat wanita pirang madu itu terbangun sepenuhnya.
"Ah, Ms.Macbeth. Selamat ...," Ia terhenti sesaat. Melirik jam dinding yang ada di ruangan tersebut.
Pukul 1 siang.
"... siang," lanjutnya kemudian. "Ada yang bisa kubantu?"
Stephanie Willkerson. Umur 31 tahun, wanita yang sedikit tak biasa dan merupakan salah satu pekerja di sebuah perusahaan bernama Metanoia. Jika kalian mengira itu adalah perusahaan biasa yang mengurus soal administrasi ini itu, kalian salah. Metanoia adalah sebuah perusahaan legal--sudah sah secara hukum--di London, yang memberikan jasa berupa partner atau teman bayaran dalam kurun waktu tertentu. Singkat tidaknya, tergantung untuk apa tujuan penyewaannya.
Ya. Terkadang, ada saja orang yang rela mengeluarkan uang hanya untuk bisa memiliki seseorang sebagai teman ataupun partnernya. Dan di situlah, Metanoia akan membantu. Oh akan tetapi, penyewaan sebagai partner atau teman dalam hal prostitusi ataupun hubungan seksual, dilarang oleh perusahaan tersebut. Karena memang bukan itu tujuan Metanoia didirikan.
Dan Stephanie Willkerson adalah salah satu dari sekian banyak wanita, yang bisa disewa untuk menjadi teman maupun partner.
["Ada tugas baru untukmu. Dan dari jadwal yang kulihat, besok kau bebas tugas, 'kan?"]
"Oh ya ya," Stephanie mengangguk-angguk. Tangannya yang lain bergerak ke arah sofa panjang hitam di belakangnya, dan meraih sebuah laptop putih yang tergeletak di sana. "Aku bebas tugas besok,"
["Bagus! Klienmu kali ini adalah seorang pria berumur sekitar 40 tahunan,"]
"Hm ... pria ya," Stephanie berdehem panjang. Mulai mengaktifkan laptop di hadapannya, sambil terus terhubung dengan salah seorang pengurus Metanoia itu. "Baiklah. Anda bisa mengirim berkasnya seperti biasa,"
["Tunggu sebentar."]
Seketika hening.
Pihak yang menghubungi Stephanie jelas sedang melakukan sesuatu--Stephanie yakin sekali--di seberang jauh di sana. Dan wanita pirang itu sendiri dengan sabar menunggu. Mengaktifkan mode loudspeaker di ponselnya, lalu meletakkannya di dekatnya. Kemudian, ganti menggeser sedikit laptopnya, agar ia bisa melanjutkan puzzle-nya yang baru tiba setengah jalan itu.
["Yak! Aku sudah mengirimnya,"]
Suara yang kembali terdengar dari ponsel Stephanie, membuat sang wanita kembali memusatkan perhatiannya pada layar laptopnya. Dimana nampak sebuah notifikasi email muncul di sana. Dan ia pun segera membukanya.
"Got it." Beritahunya sembari mulai membaca informasi dari calon kliennya kali ini.
Calon kliennya adalah pria berumur sekitar 40 tahunan. Yup, sesuai yang dikatakan Macbetch sebelumnya. Seorang addict obat keras bernama Patrick Melrose.
"Dia seorang pencandu?" tanya Stephanie memastikan.
["Ya. Seperti yang dikatakan temannya, ia adalah seorang addict. Dan mengatakan berniat untuk berhenti menggunakannya, namun selalu berakhir gagal,"]
"Temannya? Tunggu. Ini bukan permintaan langsung dari klien?" tanya Stephanie lagi.
Kasus seperti ini memang bukan yang pertama kalinya. Sebelum-sebelum ini, memang ada pemohon atau klien yang menyewa pekerja Metanoia untuk menjadi partner seseorang dari pihaknya. Entah itu kerabat dekat, saudara maupun sahabatnya. Dan pihak Metanoia sendiri tentu masih mengizinkan hal seperti itu. Selama dari pihak klien tidak keberatan.
["Tidak. Orang yang akan berinteraksi denganmu adalah orang yang berbeda dengan yang datang kemari. Tapi, itu bukan masalah, 'kan?"]
Stephanie terdengar tertawa. Merasa geli dam konyol akan pertanyaan Macbetch itu.
"Itu pertanyaan konyol Ms.Macbetch," komentarnya jujur, "tentu saja itu bukan masalah.
Kalau begitu, Stephanie Willkerson akan menerima tugas kali ini."
["Terima kasih. Semoga berhasil, Will. Dan tugas ini tenggat waktunya adalah 45 hari--sesuai permintaan pemohon. Terhitung mulai besok."]
— ■ —
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro