7.1 Final: the third doom
MAKKA mengetahui semuanya.
Tiga hari lalu, Makka ikut andil dalam persiapan pemberontakan. Dia adalah pencetus tanda-tanda kiamat yang muncul perlahan.
Makka membujuk Saba untuk membalik bumi. Kini, kutub selatan ada di utara dan sebaliknya. Alhasil, matahari terbit dari barat. Selain itu, pemuda Arab ini juga membujuk dewa bumi untuk menahan rotasi pada malam ini. Dirinya ingin memberikan waktu kepada pasukan pemberontak.
Makka melakukan ini semua untuk menyelamatkan seluruh makhluk di muka bumi. Mereka harus sadar bahwa Kaisar benar-benar akan menciptakan kiamat ketiga. Bumi sedang tidak beres. Jadi, jangan bersorak dalam kelalaian!
Belum selesai. Makka masih memiliki bujukan lain. Tiupan sangkakala dan langit yang terbelah.
Torue akan membelah langit menjadi merah dengan kekuatan MESS udara. Setelah itu, dia akan melepaskan suara dahsyat: tiupan sangkakala.
Kiamat pun akan dimulai. Begitu juga dengan pemberontakan.
***
DI ATAS BALKON gedung putih yang luas, Makka berdiri bersama keempat Kaisar lain. Mereka berjajar rapi. Torue, Saba, Lemyaku, Syam, dan Makka. Mereka mengenakan setelan serba putih dengan wajah tertata rapi.
Lemyaku akan memulai kiamat ini. Tepat di depan alun-alun yang dipenuhi penduduk A-Capital, dia akan memulai pembantaian.
"Rakyat-rakyatku! Saat fajar menyingsing, kita akan berada di bagian paling atas dunia! Sebentar lagi! Bersoraklah!" seru Lemyaku menyuarakan orasi penuh api semangat. Pidato dari Presiden A-Capital itu tak lain hanyalah bualan. Dia akan membunuh semua orang, termasuk rakyat sendiri.
Semua Kaisar sudah bersiap dengan kekuatan masing-masing. Torue siap untuk membelah langit dan menggemakan tiupan sangkakala. Saba akan mengguncang bumi sedahsyat yang ia bisa. Tak lupa, dia akan menabrakkan semua benua satu sama lain. Syam akan membumihanguskan semua daratan. Lemyaku akan mengurus sisanya.
Akan tetapi, Makka berbeda. Dia malah bersiap untuk membunuh para Kaisar.
Sama seperti tujuan pasukan pemberontak. Kaisar harus mati! Terserah siapa yang melakukannya. Intinya, semua orang akan menarget kepala para Kaisar.
"Semua, sudah saatnya!" seru Lemyaku mengajak seluruh orang untuk bersorak. "Sebentar lagi, sang fajar akan terbit!"
Penduduk A-Capital semakin bersorak riang. Di sisi lain, para pemberontak menguatkan kuda-kuda. Di bawah komando masing-masing MESS, mereka akan menuju ke arah Makka. Mereka akan membantu pemuda Arab itu untuk membunuh Kaisar.
"Tiga ...."
Lemyaku mulai menghitung mundur. Dia beraba-aba kepada Torue untuk melaksanakan tugas.
"Dua ...."
Matahari semakin menampakkan sinar. Sorot kuning mulai menyeruak dari cakrawala. Matahari perlahan terbit dari ufuk barat.
Bersamaan dengan mentari, langit mulai terbelah. Rona merah sangat jelas terlukis. Torue sudah mengawali tugas pertama. Tinggal satu lagi!
Hening. Semuanya ... akan dimulai.
"Satu—!"
Suara sangkakala memekakkan langit. Di samping suara trompet dari angkasa, semua orang malah mendengar teriakan perang dari sekeliling A-Capital,
"MAJU!"
Teriakan pemberontak menggema di seluruh angkasa. Mereka berlarian menerjang deretan gedung-gedung tinggi yang ada di A-Capital. Sampai meninggalkan para Kaisar bergidik ngeri dengan pemandangan yang dilihat, Lemyaku mulai bergerak. "Konvergen, pimpin semua tentara untuk melindungi A-Capital—!"
Makka tiba-tiba memulai ledakan raksasa. Gedung putih hancur berkeping-keping. Asap hitam membumbung tinggi. Pusat A-Capital semakin tertandai jelas. Raungan para pemberontak bahkan mulai menjadi-jadi.
Makka akan menjadi petarung di garis terdepan. Dia menjadi orang pertama yang berhadapan dengan Kaisar. Pemuda Arab itu tak peduli kalau dirinya kalah jumlah. Makka akan mengamuk! Makka akan membunuh para Kaisar.
"Bagianku dimulai."
***
PARA KAISAR berhamburan dari balkon gedung putih ke segala arah. Mereka mulai menuju plaza luas yang ada di atap belakang. Sementara itu, penduduk A-Capital berhamburan ke berbagai penjuru. Teriakan beradu di mana-mana. Ini tidak akan lama.
Di dalam asap hitam itu, Makka memfokuskan mata biru pada seorang Kaisar. Dia akan membunuh pria itu sebagai target pertama: Torue. Makka mengejarnya.
Torue adalah Kaisar terlemah. MESS air itu akan menghabisinya terlebih dulu. Makka melihat MESS udara ini berlari ke arah atap gedung putih. Sang Kaisar kelima pun tidak akan membiarkannya kabur.
"Torue!"
Makka mengejar penguasa angkasa yang akan terbang menjauh. Dengan sigap, dia menyeret kakinya kemudian membanting tubuh pendeknya ke lantai.
Bunyi hantaman tubuh Torue ke lantai beton berdentum keras. Masih bisa melawan, Torue berusaha kabur sekali lagi. Tak kalah agresif, Makka balik menghantam Torue dengan kepala shotgun yang ia pegang di tangan kanan.
Tepat mengenai kepala sang raja Benua Ming, Torue mulai berjalan sempoyongan. Tanpa menunggu lama, Makka tak mau menyia-nyiakan kesempatan. Dia langsung menyiapkan tembakan ke arah pria yang sedang berdiri sempoyongan di depannya. "Matilah kau—!"
Sebuah lemparan tanah menghantam tangan Makka. Sampai membatalkan jari sang MESS air untuk menarik pelatuk, Saba menolong Torue yang berada di ambang kematian. Dewa bumi itu semakin memancing kemarahan Makka.
"Jangan ganggu aku!" seru sang Kaisar kelima menguarkan amukan hebat. Dia mulai melihat air yang keluar di pancuran gedung putih. Dari sana, Makka melempari Saba dengan es tajam. Benar-benar sekumpulan es tajam!
Bagai koloni ikan sarden di laut dalam, es-es tajam itu mengejar Saba ganas.
Saba mencoba menangkis es-es tajam yang Makka lemparkan, tapi tak ada gunanya. MESS air itu sudah berada di puncak amukan. Tiap es yang tertangkis, akan ia lemparkan ulang ke arah yang lain. Bertubi-tubi. "Mati saja kau!"
Makka membuat sang dewa bumi kewalahan. Saba sudah tak kuat menghalau serangan laki-laki di depannya. Beberapa es sudah menusuk kulit gelapnya. Saba sudah kelelahan. Maut sebentar lagi mendatangi pria Afrika itu.
Ketika melihat Torue yang masih memegangi kepala sekaligus Saba yang sudah kelelahan, Makka memanfaatkan posisinya untuk melubangi kepala dua Kaisar itu bersamaan. "Pergilah kalian ke neraka!"
Makka melepaskan tembakan tepat ke arah target. Berhasil!
Tapi ... lubang-lubang tidak ditemui di kepala Torue dan Saba. Tembakan Makka tak bekerja. Pria itu, dia sudah datang ke sini. Syam.
"Adikku! Aku bangga kepadamu! Kau bisa mempersiapkan ini semua!" seru Syam girang. MESS api yang menghalau tembakan tadi malah bersorak. Aneh. Bukannya marah terhadap sang adik yang melakukan pengkhianatan, dia malah bangga.
"Kami tahu kau pasti akan berkhianat, Makka!" seru Lemyaku yang keluar dari portal. Dia datang ke samping Syam, kemudian berdiri tegap. "Kami tak pernah menyangka kau bisa membuat pemberontakan seperti ini!"
Makka membalas Lemyaku dengan tembakan. Dia tak mau mengobrol lagi. Sudah cukup! Aku harus membunuh para Kaisar!
"Kau ini lucu sekali!" seru Lemyaku sambil tertawa lebar. Presiden A-Capital itu bisa menghindari tembakan Makka. Portal-portal yang ia munculkan, terus mengganggu serangan Makka. MESS ruang itu malah mengarahkan tembakan Makka tepat ke kepala seorang warga A-Capital yang sedang berlari. Kejam.
"Torue, Saba, lakukan tugas kalian! Biar aku yang menangani pengkhianat ini!" seru Lemyaku kepada dua orang yang sudah kewalahan dikalahkan Makka. Keduanya langsung melesat pergi. Makka berusaha menembaki Torue dan Saba yang kabur. Namun, Presiden A-Capital itu melindungi mereka dengan portal. Lagi.
Makka harus berhadapan dengan Lemyaku.
"Kau sangat naif Makka! Kau tak akan bisa mengalahkan kami! Kau harus belajar dari kesalahan bapakmu!" seru Presiden A-Capital itu mengejek. Senyum ramahnya mulai berubah gila. Lemyaku tak bisa menyembunyikan dendam lagi.
"Kau salah!" balas Makka tegas. Dia mulai berbicara kembali dan malah tertawa membalas ejekan Lemyaku. "Kau yang terlalu naif!"
Makka membuat Lemyaku terperanjat. Ada yang tak beres dengan Makka. Pemuda yang ada di depannya ini berbeda dengan remaja ingusan yang hanya bisa menangis. Makka semakin kuat setahun ini. Dia belajar dari kesalahan sang bapak.
Makka tak akan melakukan hal yang sama. Dia akan menang. "Aku tak sendirian!"
Makka tersenyum lebar untuk membalas keangkuhan Lemyaku. Presiden A-Capital itu tidak mengira Makka punya setumpuk siasat. Tidak mungkin—!
Sebuah dentuman keras menggelegar dari arah teluk timur. Sampai membuat Lemyaku dan Syam menoleh khawatir, Makka tertawa keras-keras. "Kiamat untukmu baru akan dimulai!"
Suara keras itu adalah Leviathan. MESS-03 sedang mengarahkan sirip raksasa amat kencang. Tepat ke arah A-Capital, ia menciptakan ombak setinggi ratusan meter mengarah kencang ke A-Capital. Sebuah tsunami raksasa.
Lemyaku mulai sadar.
Tidak ada gunanya menahan Makka. Dirinya akan dikalahkan, termasuk tentara-tentara. Konvergen maupun Torue serta Saba. Mereka akan kalah. Makka tidak bertarung sendirian.
Semakin tenggelam dalam rasa cemas, ombak-ombak raksasa mulai menerjang gedung-gedung tinggi A-Capital. Satu per satu tentara A-Capital bergelimpangan tewas dihantam ombak.
A-Capital sepenuhnya berubah menjadi lautan ganas. Ibukota sekarang berada dalam wilayah Makka. MESS air ini berdiri di tempat terkuat. "Tidak perlu gemetar, Pak Tua! Kau akan menyusul para tentaramu!"
Lemyaku hanya terdiam tak percaya. Dia melihat semua serdadunya mati. Harta kekayaannya lenyap. Itu semua karena Makka.
Orang-orang yang selamat hanya para pemberontak. Makka menyelamatkan mereka semua. Lemyaku semakin terpukul.
Dengan emosi yang sudah berada di ubun-ubun, Lemyaku sudah tak bisa menahan amarah. Selamat tinggal kepada senyum ramah. "Makka! Aku akan menghukummu!"
Lemyaku mengamuk dahsyat. Syam memutuskan pergi untuk menonton pertarungan. Makka mulai memasang kuda-kuda. Plaza di atap gedung putih ini semakin memanas.
Makka melawan Lemyaku.
Aku menyerahkan sisanya kepada kalian!
Makka akan berfokus kepada orang yang sudah membunuh sang bapak: Lemyaku. Taiga, Inoe, Baek, Jaghro, Dinar, Deli, dan Aqso. Mereka akan mengurus Konvergen beserta Torue dan Saba. Ini semua harus berakhir.
Kiamat ketiga dimulai.
***
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro