Sendjata & Bahaja
Quest 8 : Pertemukan kembali tokoh utama dengan orang yang disukainya. Kali ini sajikan keadaan yang canggung antara keduanya. Pemberian nama bab terserah dan jangan lupa ketentuan yang berlaku.
Gatot tak menyangka kepergiannya semalam membuat Darjanti berpikir picik. Pria itu menceramahi anaknya habis-habisan sebelum berangkat sekolah agar tak lagi meminang pria secara serampangan, apalagi itu gurunya sendiri.
Nahasnya, mata pelajaran pertama adalah Sejarah Indonesia yang mana pengajarnya adalah Dzoelfikar. Darjanti menjadi tidak fokus dan diam selama pelajaran karena malu dengan kejadian kemarin. Hal itu pun mencuatkan penasaran teman-temannya yang dikenal sebagai siswi aktif.
Sepulang sekolah, Darjanti dicegat oleh Dzoelfikar. Guru itu mengajaknya duduk di bangku depan kelas. Saat Darjanti hendak mencari alasan untuk pergi, Dzoelfikar justru lebih dulu berkata, "Saya cuma berjanji kepada Tuan Danudirja untuk melindungimu. Tapi tidak untuk menikahimu."
Darjanti mengiyakan pernyataan kedua, tetapi ia mengernyit dengan pernyataan pertama. "Ada bahaya apa sampai saya harus dilindungi?"
Dzoelfikar tersenyum, masih merasakan kecanggungan. "Suatu saat mesin tik itu akan menjadi senjata perangmu, tetapi juga bahayamu. Dan, kamu harus siap risikonya."
Darjanti diam, meresapi tiap kata yang diucapkan. Namun, Dzoelfikar dulu berdiri. "Saya selesai, kamu bisa pulang dan—"
"Tolong lupakan pinangan saya." Darjanti menyela cepat. Ia bangkit dari bangku dan berlari menuju gerbang.
Akibat buru-buru, ia tersandung oleh bebatuan yang dipijaknya. Dzoelfikar meringis, membiarkan Darjanti berdiri sendiri. Ia menggeleng-gelengkan kepala karena ikut canggung atas kejadian kemarin.
Jumlah Kata: 200
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro