Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 9: Mati 💜

Kerajaan Arneval, 3333 Lux

“Keangkuhan hanya dapat membunuhmu,” – Asier de Azul.

Mentari belum sampai puncak, tetapi kematian sudah menggemparkan penghuni Kerajaan Arneval. Di ruang singgasana Raja Arfan, ditemukan jasad merman yang bergelar pangeran. Logel, merman itu meninggal dunia tepat di kursi kebesaran Raja Arfan. Logel putra tunggal kesayangan Pangeran Ardian yang menjabat sebagai menteri pendidikan dan kesehatan Samudra Xea.

Pangeran Ardian tidak menyangka, putranya yang memiliki spiritual tingkat tinggi tewas, “TIDAK! Siapa yang telah membunuh putraku!”

Pangeran Ardian dan istrinya berduka, baru kemarin mereka merayakan pesta pertunangan dan berbahagia, kini mereka harus kehilangan putranya. Putra yang mereka jaga dan sembunyikan selama satu abad.

“PANGERAN LOGEL!” Putri Mimi berteriak dan berenang dengan cepat ke arah jasad Pangeran Logel.

Putri Mimi histeris, ia terus menggoyangkan tubuh Pangeran Logel yang terkapar. Mata pangeran Logel dicungkil, hingga darah menyatu dengan arus laut. Bibirnya terkoyak dan terdapat luka cabikan di bahu. Pemandangan mengerikan itu, menyayat hati, bagi mereka yang menyaksikan.

Dua sejoli yang kemarin tertawa bahagia, mengikat janji pertunangan, secara tiba-tiba dipisahkan oleh maut. Pangeran Ardian meminta keadilan kepada Raja Arfan dan Ratu Raisma yang berada di depan pintu. Raja Arfan pun memutuskan untuk menutup akses keluar dan masuk Kerajaan Arneval.

“AKU PERINTAHKAN, PERKETAT KEAMANAN KERAJAAN ARNEVAL!” Teriak Raja Arfan kepada pasukan pengawalnya.

Tidak ada yang menyangka, bahwa dalang dari kematian Pangeran Logel adalah Ratu Raisma dan Putri Mimi. Karena, kedua wanita itu memerankan drama sebaik mungkin, hingga tidak ada yang menyadarinya. Mimi terus meraung-raung, bahkan menolak pengawal membawa pergi jasad Pangeran Logel. Mimi, berdrama seolah ia gadis paling terluka di Samudra Xea.

Meninggalnya Pangeran Logel, membuat semua makhluk di Kota Visto berduka. Mereka merasa kehilangan calon raja samudra dan penguasa kekuatan spiritual tingkat tinggi. Tidak sedikit makhluk, yang merasa janggal atas kematian Pangeran Logel. Pangeran Logel bukan merman biasa, tidak mungkin kalah dengan mudahnya. Para pelayan Kerajaan Arneval pun ikut menyampaikan keresahan dan spekulasi.

“Siapa yang tega membunuh pangeran tampan itu?” tanya mermaid berambut biru.

Merman bermata kuning menjawab, “Entahlah, tapi aku mencurigai Raja Arfan.”

“Apa kamu gila, mencurigai Raja Arfan?” tanya mermaid berambut biru dengan mata melotot.

“Siapa lagi yang memiliki kekuatan spiritual tingkat tinggi?” merman itu balik bertanya.

“Ratu Raisma?” mermaid itu terlihat ragu saat mengucapkan nama sang ratu.

Merman menepuk bahunya, “Jangan asal berbicara, kemarin aku melihat Ratu Raisma tampak bahagia dengan pertunangan putrinya. Berbanding terbalik dengan Raja Arfan, ia terlihat murung dan berbeda dari biasanya.”

Di tengah pembicaraan itu, pelayan pribadi Asier, menyimak dari balik tembok dengan tubuh gemetar. Bayangan kengerian Ratu Raisma dan Putri Mimi berputar-putar di kepalanya. Malam yang gelap gulita, Yualia—pelayan muda Asier berenang keluar kamarnya. Yualia terus memikirkan nasib Putri Asier yang keberadaannya belum ditemukan.

“Ya Tuhanku, hamba memohon kepada bintang-bintang malam, agar menerangi arus Samudra Xea, menuntun Putri Asier untuk kembali ke Kerajaan Arneval dengan selamat. Hamba yakin, ia masih hidup dan akan datang merebut takhtanya,” ucap Yualia memanjatkan doa kepada sang kuasa.

Yualia tidak habis pikir, nasib majikannya berakhir tanpa kejelasan hidup dan mati, bahkan ia sendiri pun tidak tahu ke mana ia pergi. Yualia berenang keluar kerajaan dan menuju terumbu karang yang beragam. Yualia merindukan Asier. Wanita itu, memang cacat tapi memiliki hati yang tulus. Asier tidak pernah membentak atau memarahi Yualia. Selama bekerja menjadi pelayan pribadinya, Yualia dianggap sahabat oleh Asier. Terkadang, Yualia kesal terhadap pelayan lain yang berani menghina Asier. Namun, Asier tidak pernah membalas perilaku mereka. Asier meminta Yualia untuk terus bersabar, meskipun semesta menghinanya.

Sejak Asier pergi, Yualia dipindahkan menjadi pelayan pribadi bangsawan lain. Ia sering dimarahi dan dianggap babu. Hal itu, berbanding terbalik dengan majikan lamanya.

“Putri Asier, dimana engkau?” tanya Yualia dengan raut wajah sedih.

Di tengah kesedihan itu, Yualia melihat Pangeran Logel yang berenang menuju singgasana raja dengan ketakutan. Pangeran Logel dikejar oleh dua Siren yang terlihat buas. Wajah Siren itu mengerikan, hancur dan ekornya hitam pekat. Lidah dan kuku mereka panjang. Mata mereka gelap, seolah berlubang.

“Mengapa ada siren di Kerajaan Arneval?” Yualia bertanya dengan wajah terkejut.

Tanpa berpikir panjang, Yualia berenang mengikuti dua Siren yang mengincar Pangeran Logel. Pangeran Logel berenang menuju singgasana raja, berharap Raja Arfan masih ada disana dan menolongnya. Namun, dugaan Pangeran Logel salah. Raja Arfan tidak ada di dalam ruangan.

Pangeran Logel berusaha mencari tempat persembunyian, ia tidak bisa menyerang dua Siren buas sekaligus. Kekuatan spiritual Siren itu cukup tinggi, setara dengan Raja Arfan. Pangeran Logel dapat merasakan kekuatan besar di dalam tubuh mereka.

“PANGERAN LOGEL, KELUARLAH. PERCUMA KAMU BERSEMBUNYI. KAMI AKAN MENANGKAPMU!” Teriakan itu, sama persis dengan suara Ratu Raisma.

Pangeran Logel bersembunyi di belakang kursi singgasana raja dengan perasaan campur aduk, ia sangat kebingungan. Ia memikirkan cara agar keluar dari ruangan itu. Namun, belum sempat ia berpikir, ekornya diseret oleh Siren berambut hijau bergelombang.

“IBU, AKU BERHASIL MENEMUKAN TUNANGANKU!” Mimi menjilat pipi Pangeran Logel dengan lidah panjangnya.

Pangeran Logel menepisnya, “AKU TIDAK SUDI MENJADI TUNANGANMU!”

“Aku menyukaimu, sayang,” ucap Putri Mimi dengan nada manja yang terkesan menyeramkan.

Ratu Raisma terkekeh, “KAMU SUDAH MENGETAHUI BANYAK HAL TENTANG KAMI.”

Pangeran Logel menatap bengis ke arah Ratu Raisma, “SIAPA SEBENARNYA KALIAN? KALIAN BUKAN MERMAID VISTO, AGUA ATAU PIE!”

Ratu Raisma pun tersenyum, “Aku bagian dari mermaid Pie, tetapi kekuatan sihir hitam, mengepung tubuh, hingga menjadi Siren.”

Pangeran Logel, seperti mengingat sesuatu, tapi samar-samar, “Apa kita pernah bertemu sebelumnya?”

“Tentu, kamu merman kecil yang datang kepadaku saat sakit,” ucap Ratu Raisma dengan terkekeh, suaranya melengking dan mengerikan.

Ekor pangeran Logel dililit oleh Putri Mimi dengan amat kencang. Ia mulai merasa sakit, Pangeran Logel pun mencekik leher Putri Mimi yang berwujud Siren. Ratu Raisma menjambak rambut Pangeran Logel dengan murka.

“BERANINYA KAU MENYENTUH PUTRIKU!” Teriak Ratu Raisma dengan suara kencang.

Pangeran Logel berhasil terlepas dari lilitan Putri Mimi. Pangeran Logel mengeluarkan kekuatan spiritualnya. Pangeran Logel bukan merman biasa, ia pemilik spiritual tingkat Môr. Tingkat Môr adalah tingkat ke empat dari lima tingkatan. Pangeran Logel salah satunya, ia cukup kuat untuk melawan Putri Mimi dan Ratu Raisma.

“OCEGEUS!” Pangeran Logel mengeluarkan jurus gelombang laut yang cukup dahsyat.

Putri Mimi dan Ratu Raisma terpental mundur. Namun, mereka tidak menyerah. Ratu Raisma mengeluarkan sihir hitamnya dan menyerang Pangeran Logel. Logel yang tidak memiliki kekuatan sihir, berusaha menangkis dengan kekuatan Ocegus. Ia pun, terpaksa mengeluarkan kekuatannya yang lain.

“OCE—,” ucapan Pangeran Logel terpotong saat Putri Mimi secepat kilat ada di belakang tubuhnya dan menusuk perutnya dengan kuku hitam panjang.

Ratu Raisma berenang mendekat dan mencabik-cabik wajah dan mulut Pangeran Logel. Tanpa ampun, Pangeran Logel cukup kewalahan melawan mereka. Pasalnya, kekuatan spiritual Pangeran Logel dihisap oleh Ratu Raisma dan Putri Mimi. Mereka mengambil kekuatan Pangeran Logel dengan menggunakan sihir hitam. Sihir-sihir hitam itu, masuk melalui lubang hidung, mulut, dan telinga. Ratu Raisma dan Putri Mimi menyerap kekuatan Pangeran Logel, hingga tewas. Setelah tewas, Ratu Raisma dan Putri Mimi berubah ke wujud mermaid biasa. Mereka membicarakan nasib Pangeran Logel. Ratu Raisma tidak mau mengurusi Pangeran Logel lagi dan meminta Putri Mimi untuk kembali ke kamarnya.

Yualia yang menyaksikan hal itu, gemetar dan ketakutan. Ia pun berenang mencari pertolongan. Namun, malam itu semua pelayan dan pengawal diistirahatkan oleh Pangeran Ardian, sebagai bentuk terima kasih, karena telah membantu pelaksanaan acara pertunangan Putri Mimi dan Pangeran Logel.

Yualia tidak menemukan satu pun penjaga Kerajaan Arneval, Yualia hendak pergi menuju kamar Raja Arfan. Namun, ia berpapasan dengan Ratu Raisma di tengah lorong. Sang ratu, tampak seperti biasa saja.

Yualia yang berpapasan, mengucapkan salam, “Selamat malam, Ratu.”

Ratu Raisma menatap Yualia, “Kamu dari mana?”

Yualia terlihat kikuk, “Ha-hamba dari luar kerajaan.”

Ratu Raisma terkekeh, “Apa kamu mencari Asier lagi?”

Yualia menundukkan kepala, ia ketakutan, “Ti-tidak Ratu, hanya berkeliling.”

Ratu Raisma tersenyum tipis, “Jangan buang waktumu untuk mencari Asier, kembalilah ke kamarmu.”

Yualia pun berbelok menuju kamar pelayan, di dalam kamar itu terdapat beberapa pelayan senior, ia tidak bisa menceritakan hal itu kepada mereka. Yualia ingin berbicara langsung kepada Raja Arfan tentang Ratu Raisma dan Putri Mimi.

“Yualia, sedang apa kamu disini?” tanya seorang pelayan dan menyadarkan Yualia dari lamunannya.

Yualia tersenyum, “Aku sedang menunggu Raja Arfan.”

Setelah menyaksikan hal menyeramkan tadi malam, Yualia memutuskan berbicara dengan Raja Arfan saat pagi hari. Semua pelayan, pengawal dibebaskan memberikan kesaksian. Namun, tidak ada yang tahu, karena mereka tertidur pulas, setelah acara pertunangan selesai.

Yualia sendirian menghampiri singgasana Raja Arfan. Jasad Pangeran Logel sudah dipindahkan dan akan dibawa ke pemakaman Kota Visto. Ratu Raisma bersama Putri Mimi tengah menemani para bangsawan yang tengah berduka. Raja Arfan bersama Pangeran Ardian berada di singgasana, menunggu para saksi berbicara secara sukarela.

“Hamba Yualia, pelayan Kerajaan Arneval, siap memberikan informasi,” ucap Yualia kepada Raja Arfan.

“Berikan kesaksianmu.”

“Aku melihat dengan mata dan kepala sendiri, tadi malam Ratu Raisma dan Putri Mimi berubah wujud menjadi Siren. Merekalah yang membunuh Pangeran Logel.”

Plak

Sebuah tamparan mendarat di pipi Yualia yang duduk bersimpuh di hadapan Raja Arfan.







Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro