Bertahun-tahun move on, eh, ujungnya balikan. Bertahun-tahun mencoba melupakan, ujungnya nikah bareng. Terkadang, takdir memang selucu itu. Apa-apa saja yang berusaha kita lupakan malah mempunyai cara ajaibnya untuk kembali.

Memang, tidak ada salahnya berdamai dengan masa lalu. Entah itu untuk sekadar kembali berteman baik atau mengulang kembali kisah yang pernah kandas.

Ada suatu kalimat yang mengatakan, bahwa menjalin kisah kembali dengan masa lalu itu selayaknya membaca ulang buku yang sebelumnya pernah kita baca. Akhir ceritanya toh sudah diketahui.

Namun, lagi-lagi, memangnya salah, ya, membaca sebuah buku berulang kali? Bukankah dengan membaca ulang, kita diajarkan untuk tidak berekspektasi tinggi pada apa yang dapat terjadi pada lembar berikutnya?

Bukankah begitu juga seperti kasus berdamai dengan masa lalu? Seharusnya, kita dapat lebih bijak untuk tidak berekspektasi tinggi pada kisah-kisah yang belum tentu terjadi.